Pekan Depan, Program Sejuta Buku untuk Aceh Sambangi Tamiang, Lhokseumawe, dan Bener Meriah

Program Sejuta Buku untuk Aceh dijadwalkan akan menyambangi Kabupaten Aceh Tamiang pada awal bulan depan.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
Ketua Seuramoe Syedara Lhokseumawe (Seusama) Zulkifli Ibrahim, menyerahkan secara simbolis bantuan buku dalam Program Sejuta Buku untuk Aceh Tahap X yang dilaksanakan oleh Yayasan FoKAL, di Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Lhokseumawe, Desember 2019. 

Disamping bantuan dari penerbit, sumbangan yang diperoleh pada tahap XI ini juga merupakan hasil kolaborasi bersama Seuramoe Syedara Lhokseumawe (SEUSAMA) selaku organisasi Induk Masyarakat Lhokseumawe di Jabodetabek dan Perhimpunan Masyarakat Aceh Tamiang (PERMATA), sehubungan dengan fokus kegiatan bantuan untuk kawasan Aceh Tamiang.

Kedua organisasi ini berada di bawah payung Taman Iskandar Muda (TIM).

Ketua SEUSAMA Lhokseumawe, Zulkifli Ibrahim menyatakan organisasi yang dipimpinnya mulai terlibat langsung dalam Gerakan Sejuta Buku Untuk Aceh Tahap VIII tanggal 6 - 9 Mei 2018 yang dilaksanakan di Kabupaten/Kota Aceh Selatan, Subulussalam, dan Aceh Singkil.

Dalam proses pengumpulan buku, Gerakan Sejuta Buku untuk Aceh juga berusaha memudahkan proses donasi buku bagi penyumbang buku perorangan.

Mereka dapat langsung memasukkan buku-buku yang akan mereka sumbangkan melalui book drop.

Pola ini cukup berhasil dan telah dijalankan mulai tahap ke-VIII.

Kini, gerakan Sejuta Buku untuk Aceh telah berjalan dalam kurun waktu 18 tahun, banyak suka dan duka dalam memperjuangkan gerakan ini agar tetap berjalan.

“Ada tahun-tahun dimana kita tidak mampu menggalang donasi contohnya seperti pada tahun 2020-2022 kegiatan kami terkendala dengan pandemi Covid-19,” tuturnya.

Baca juga: ASN Kemenag Aceh Jadi Tim Penulis Buku Pedoman Manasik Haji Lansia

Dan perjuangan ini belum usai dan akan terus berlanjut.

Ini merupakan komitmen dalam menyikapi rendahnya minat baca dan buruknya literasi di Indonesia.

“Kita masih punya masalah besar yang berhubungan dengan perbukuan dan literasi di Indonesia. Minat baca sangat rendah dan distribusi buku serta koleksi buku perpustakaan juga tidak baik. Menurut data statistik dari UNESCO, dari total 61 negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan minat baca dan tingkat literasi rendah,” ungkap Said Rulam.

Berangkat dari kondisi tersebut, Gerakan Sejuta Buku Untuk Aceh akan terus mengambil peran.

“Kami tidak boleh menunggu keadaan perbukuan akan membaik dengan sendirinya. Kami harus berbuat. Walaupun buku-buku yang telah kami kirim tersebut tidak memadai dari sisi jumlah, apalagi luasnya cakupan area yang harus kami kunjungi,” ujarnya.

“Namun ini merupakan sebuah ikhtiar dan penyemangat bagi sekolah dan siswa yang kami kunjungi untuk terus meningkatkan minat baca, membenahi fasilitas perpustakan mereka dan membuat sarana perpustakaan menjadi tempat menyenangkan untuk dikunjungi oleh siswa, seluruh elemen harus bergerak,” pungkas Said Rulam.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved