Ini Dia Truk Terbesar di Dunia, Bobot Bannya Saja 5,5 Ton, Berapa Beban yang Bisa Diangkut?
Ini dia truk terbesar di dunia, bobot bannya saja 5,5 ton, lalu berapa beban yang bisa diangkutnya?
Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
Pembedanya lainnya dari iPhone yakni eksklusifitas. Apple membatasi hanya mengeluarkan satu jenis iPhone saja di setiap serinya.
Hal ini berbeda dengan smartphone lain yang mengeluarkan jenis bahkan tidak dalam waktu tertentu, berbeda dengan iPhone yang hanya meluncurkan produk baru di tiap September saja.
Sehingga tak heran bila setiap peluncuran iPhone, selalu ada pemandangan antrean panjang yang mengular di tiap gerai Apple terutama di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.
"Sementara brand smarphone android kehilangan eksklusifitasnya karena banyak pilihan," jelas Tira.
Marketing yang Keren
Selanjutnya yakni marketing atau pemasaran iPhone yang selalu bisa dikategorikan keren.
Iklan iPhone, baik dari segi tampilan visual dan headline-nya, tidak pernah menampilkan spesifikasi produk sebagai komunikasi utama mereka.
"Bukan tentang megapixel, Gigahertz. Tapi gimana produk-produk mereka bisa membantu dan memberikan experience yang luar biasa kepada konsumen," jelas Tira.
Produk, harga dan brand image premium itu sengaja dibangun Apple kepada konsumen yang ingin membeli iPhone dan produk-produk lainnya.
Boleh Beli iPhone Kalau..
Praktisi Marketing dan Branding, Yudhis Thira mengatakan, boleh membeli iPhone kalau secara finansial sudah mampu atau hal lain seperti dalam hal kebutuhan pekerjaan.
Ia menyarankan, kalaupun ingin membeli iPhone dengan harga mahal sebagai simbol status, pastikan tujuannya tetap fungsional.
"Misalnya dengan terlihat punya iPhone, klien atau calon klien bisa lebih percaya dengan kita dan bisa lebih banyak mendapat prospek dalam hal pekerjaan alias pamer produktif," jelasnya.
"Tapi kalau beli iPhone terbaru dan mahal hanya buat pamer gak jelas dan tidak menjadi barang yang produktif, apalagi dibeli dengan utang atau cicilan yang dipaksakan, sebaiknya tahan diri dulu sampai benar-benar mampu," tambahnya.
Menurutnya, indikasi telah mampu membeli barang konsumtif yakni bila sudah bisa membeli barang tersebut sebanyak dua unit sekaligus tanpa kesulitan secara keuangan.
"Rumusnya sederhana, bila Anda tidak bisa beli dua, berarti Anda tidak mampu membelinya," pungkas Tira.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.