Aceh Business Forum
Delegasi ABF Sambangi KBRI, Ismail Rasyid Harap Jalur Perdagangan Aceh ke Port Klang Dibuka
Sebab, kata dia, Aceh memiliki sejumlah produk unggulan yang dapat diekspor ke luar negeri, termasuk ke Malaysia.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Taufik Hidayat
Delegasi ABF Sambangi KBRI Kuala Lumpur, Ismail Rasyid Harap Jalur Perdagangan Aceh ke Port Klang Dibuka
SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMUR – Founder dan CEO PT Trans Continent yang juga penggagas Aceh Business Forum (ABF), Ismail Rasyid berharap jalur perdagangan langsung dari Aceh ke Port Kalang Malaysia, maupun sebaliknya dapat dibuka.
Sebab, kata dia, Aceh memiliki sejumlah produk unggulan yang dapat diekspor ke luar negeri, termasuk ke Malaysia.
Oleh karena itu, ia berharap peran pemerintah daerah dan pusat untuk bersama-sama mencari solusi agar jalur perdagangan antara Aceh dengan Pelabuhan Klang ini dapat dibuka.
“Kita berharap jika suatu hari nanti jalur perdagangan ini bisa dibuka secara regular, baik itu mingguan atau per-bulan. Kami melihat ini sangat potensial untuk di jalankan,” ujarnya dalam pertemuan dengan Wakil Duta Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Rossy Verona, Selasa (13/6/2023).
Hadir dalam pertemuan tersebut Koordinator Fungsi Ekonomi Hendra Purnama Iskandar, Sekretaris I Ekonomi Muhammad Arief Priowahono.
Dari pihak ABF sendiri hadir Ketua Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PP TIM) Muslim Armas, Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan Kemitraan & Bisnis Universitas Syiah Kuala Prof Dr Taufik Saidi, Arif Jamaluddin, Jafar Insya Reubee, Munzir Al Munir, dan sejumlah pengusaha Aceh lainnya.
Baca juga: Hadiri Pertemuan ABF Indonesia-Malaysia, Wamendagri Singgung Tenaga Kerja dan Industri Halal

Ismail Rasyid mengatakan, saat ini sejumlah pengusaha Aceh memiliki tantang besar dalam menjalankan bisnisnya ke pasar luar, yakni ada pada logistik post.
Sehingga, hal ini lah yang berdampak besar bagi mereka untuk bisa mengirim produknya ke luar Aceh.
Dia mencontohkan, dari Jakarta saja sekarang ini bisa memakan waktu hingga 14 hari pelayaran untuk produk tersebut tiba di Aceh.
Padahal jarak tersebut dapat ditempuh hanya dalam waktu dua setengah hari kalau langsung dari Jakarta ke Aceh.
Lamanya pelayaran pengiriman ke Aceh, kata Ismail, karena dilakukan stock over di Kuala Tanjung atau di Dumai. Begitu juga sebaliknya.
“Jadi kita berharap apa yang ada dalam perencanaan kita nanti tentu akan berkomunikasi dengan pemerintah,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Ikatan Alumni Universitas Syiah Kuala (IKA USK) Jabodetabek ini mengatakan Aceh, memiliki produk unggulan, namun memiliki pasar yang kurang.
Oleh karena itu, kata Ismail, ABF ini dibentuk untuk mengajak para pengusaha Aceh agar bisa melakukan ekspansi produknya ke pasar regional, nasional, maupun global.
Baca juga: PP TIM dan Ceo PT Trans Continent Gagas Seratus Pengusaha Bentuk ABF
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.