Berita Banda Aceh
Darud Donya Desak Pemerintah Bangun Replika Rumoh Geudong Sebagai Situs Sejarah Genosida di Aceh
Tentunya hal ini menanggapi pembersihan di lokasi pelanggaran HAM berat semasa konflik Aceh di Rumoh Geudong, Pidie, baru-baru ini atau jelang kedatan
Rumoh Geudong dibangun pada tahun 1818 oleh Ampon Raja Lamkuta, Uleebalang yang tinggal di Rumoh Raya yang berjarak sekitar 200 meter dari Rumoh Geudong.
Semasa perang dengan Belanda, Rumoh Geudong sering digunakan sebagai pos pengatur strategi perang oleh Raja Lamkuta.
Setelah Raja Lamkuta meninggal, Rumoh Geudong ditempati oleh adiknya, Teuku Cut Ahmad, kemudian Teuku Keujren Rahmad, Teuku Keujren Husein, dan Teuku Keujren Gade.
Rumoh Geudong juga dijadikan sebagai basis perjuangan melawan tentara Jepang. Sejak masa Jepang hingga Indonesia merdeka, rumah itu dihuni oleh Teuku Raja Umar dan keturunannya, anak dari Teuku Keujren Husein.
Baca juga: Akan Dimusnahkan, Kamp Penyiksaan Warga Sipil di Aceh Rumoh Geudong Sebaiknya Jadi Memorial
Saat Jakarta memberlakukan Operasi Militer di Aceh pada April 1990, Rumoh Geudong ditempati paksa oleh tentara tanpa seizin pemiliknya.
Saat itu, pemilik Rumoh Geudong sempat menyatakan keberatannya. Namun, pasukan pemerintah sudah membuat rumah itu sebagai lokasi genosida atau pembunuhan massal rakyat Aceh.
Rumoh Geudong dijadikan sebagai kamp konsentrasi militer, sekaligus tempat untuk mengawasi masyarakat bagi pasukan Kopassus ketika Aceh dalam status Daerah Operasi Militer (DOM) pada 1989-1998.
Pada saat Rumoh Geudong dikuasai aparat, muncul orang tua alim yang mengatakan bahwa siapapun yang berbuat jahat di Rumoh Geudong kelak akan ditimpa bala bencana dan mati menyedihkan.
Dan hal itu terbukti kemudian, semua pelaku DOM dari pemimpin yang terendah kemudian tertimpa bala bencana dan mati menyedihkan dilupakan dalam sejarah.
"Karena Itu Darud Donya meminta bangun ulang Museum Genosida Rumoh Geudong. Pembangunan Museum Genosida Rumoh Geudong akan menjadi bagian wisata sejarah genosida di Aceh," jelasnya.
Baca juga: Soal Rencana Pembangunan Masjid di Bekas Rumoh Geudong, Ini Penjelasan Pj Bupati Pidie
Cut Putri menyebutkan di dunia sudah terkenal beberapa museum Genosida. Seperti Museum Genosida di Rwanda, Museum Pembantaian Kaum Indian di Amerika, Museum Holocaust di Jerman, Museum Genosida Polpot Khmer Merah di Kamboja, Museum Nanjing di Cina, Kamp konsentrasi Auschwitz Polandia, dan lain-lain.
"Semua museum itu dibangun langsung oleh pemerintah setempat untuk mengenang sejarah bangsanya dan menjadi pembelajaran masyarakat dunia.
Langkah pembangunan Museum Genosida Aceh bertujuan supaya generasi akan datang belajar sejarah. Agar kesalahan, kekejaman dan kepedihan yang sama tidak akan pernah kembali berulang," ujarnya.
Cut Putri menambahkan Pemerintah RI sudah mengakui Pelanggaran HAM yang dilakukannya, maka museum adalah bukti pengingat untuk generasi yang akan datang akan efek perang yang penuh angkara murka dan saling memusnahkan antar sesama manusia.
"Ini harusnya menjadi hal yang dikenang, sebagai bukti kebesaran jiwa anak bangsa dalam usaha menciptakan perdamaian.
Berita Banda Aceh
Darud Donya
Rumoh Geudong
genosida
Aceh
konflik
Pelanggaran HAM
Cut Putri
Serambinews.com
Joko Widodo
MPU Aceh Harap Dapur Makan Bergizi Gratis Urus Sertifikat Halal |
![]() |
---|
Gubernur Aceh Muzakir Manaf Serahkan SK 5.789 PPPK Formasi 2024 Tahap 1 Pemerintah Aceh |
![]() |
---|
Temui Menag RI, Bunda Salma Usulkan Penguatan Syariat Islam dan Dukungan untuk Pesantren di Aceh |
![]() |
---|
Mahasiswa Magister Unmuha Dialog Inspiratif dengan Pelaku Usaha Kopi Gayo |
![]() |
---|
PKM di Gayo, Mahasiswa Magister Manajemen Unmuha Dorong Sinergi Akademik dan UMKM Kopi Lokal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.