FAKTA Siswa SMP Bakar Sekolah di Temanggung, Ngaku Sakit Hati Sering Dirundung, Aksinya Terekam CCTV

R mengaku membuat benda menyerupai molotov dari botol bekas yang diisi cairan khusus dan dicampur dengan gas sebagai pemicu api.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS/Regina Rukmorini
Siswa kelas VII SMPN 2 Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah nekat membakar sekolahnya sendiri pada Selasa (27/6/2023) karena merasa sakit hati usai di-bully oleh teman dan gurunya. 

 Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) buka suara soal tindakan siswa SMP di Temanggung, Jawa Tengah yang membakar sekolahnya sendiri pada Selasa (27/6/2023).

Kepala SMP Negeri 2 Pringsurat, Bejo Pranoto mengatakan, R diketahui sebagai siswa yang sering mencari perhatian guru.

"Saat melakukan kesalahan dan dipanggil oleh guru, dia sering kali berpura-pura muntah atau bahkan kesurupan," ujar Bejo.

Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti menegaskan, pihak sekolah tidak memahami kondisi psikologis R yang masih anak-anak.

"Tampak bahwa sekolah tidak memahami kondisi psikologis R," tutur Retno dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu (1/7/2023).

Menurut dia, pernyataan sekolah justru terus menyudutkan R dengan menyebutnya sebagai anak yang cari perhatian alias caper.

"Padahal, muntah bisa jadi merupakan dampak stres yang dialami R, karena orang yang stres umumnya mengalami masalah dengan pencernaan," kata dia.

"Orang yang stres terkadang juga kesurupan, seolah melihat makhluk lain," lanjut Retno.

7. Sekolah sebenarnya bisa bantu anak pulih

Retno melanjutkan, anak yang mengalami perundungan atau bullying di sekolah, umumnya dapat mengatasi rasa tertekan secara psikis jika ada dukungan dari keluarga.

Sistem pendukung yang baik mampu membuat anak-anak dapat mengelola emosi, di bawah bimbingan dan perhatian orangtua.

"Kalau pihak sekolah juga mampu menangani tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah dengan tepat, maka para korban akan pulih," terang Retno.

Dengan demikian, para pelaku perundungan akan menyadari kesalahan dan tidak mengulanginya kembali.

FSGI pun mengecam segala bentuk kekerasan yang dilakukan siapa saja, termasuk dengan dalih mendisiplinkan anak.

Menurut dia, mendidik anak untuk disiplin tidak harus dilakukan dengan kekerasan.

Sebaliknya, penggunaan kekerasan justru akan berdampak buruk pada perilaku dan tumbuh kembang anak.

"Oleh karena itu, FSGI mendorong semua orang dewasa di sekitar anak, baik orangtua maupun guru harus mendidik dengan penuh kasih sayang tanpa kekerasan," tuturnya.

 

 

Baca juga: Ayah Setubuhi Anak Kandung Empat Kali, Ngaku Awalnya Megang Doang, Pelaku Suka Nonton Film Dewasa

Baca juga: Pemilih Pemula Harapan Bangsa

Baca juga: Dosen dan Mahasiswa FDK UIN Ar-Raniry Lakukan Kurban di Pattani Thailand

Sudah tayang di Kompas.com: Jadi Tersangka, Ini 5 Fakta Siswa Bakar Sekolah di Temanggung

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved