Dunia Kampus
Bhoi Morica, Kue Inovasi Mahasiswa USK yang Menorehkan Prestasi di Korea Selatan
Mereka memperkenalkan tema, "Bhoi Morica: an Innovative Nutritious Traditional Cake as a Natural Anthelmintic and Stunting Prevention
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Bhoi adalah kue tradisional Aceh yang sangat digemari berbagai kalangan usia.
Oleh mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK), Bhoi ini diracik. Mereka berinovasi menjadi makanan yang dapat mencegah stunting.
Hasilnya, makanan yang dinamakan Bhoi Morica, karya Inovator muda dari Universitas Syiah Kuala (USK), berhasil meraih tiga penghargaan dalam Korea International Women’s Invention Exposition (KIWIE) 2025 di Gyeonggi, Korea Selatan beberapa bulan lalu.
Mereka memperkenalkan tema, "Bhoi Morica: an Innovative Nutritious Traditional Cake as a Natural Anthelmintic and Stunting Prevention Solution for Toddlers and Expecting Mothers".
Kue Tradisional Bergizi Inovatif ini sebagai Solusi Antihelmintik Alami dan Pencegahan Stunting untuk Balita dan Ibu Hamil.
Mahasiswa USK yang melakukan inovasi ini ada tiga orang, yaitu Nelli Desianti (Pendidikan Ekonomi – FKIP), Sarah Salsabil (Biologi – FMIPA), dan Putri Salsabila Rinaldi (Statistika – FMIPA). Mereka dibimbing oleh dosen A. Abdul Razak, M.Si.
Nelli Desianti, selaku ketua tim, menjelaskan bahwa Bhoi Morica adalah olahan kue tradisional khas Aceh berbahan dasar daun kelor dan biji pepaya. Produk ini dikembangkan sebagai solusi alami untuk obat cacing (anthelmintik) serta pencegahan stunting pada balita dan ibu hamil.
"Ajang ini dirancang untuk mendorong kreativitas dan inovasi di kalangan perempuan, memberikan platform untuk menampilkan karya inovatif, serta membuka peluang kolaborasi dan akses ke pasar global," kata Nelli.
Inovasi Bhoi Morica dilatarbelakangi oleh tingginya prevalensi stunting dan infeksi cacingan di Provinsi Aceh.
Tim pengembang berupaya menciptakan produk yang dapat mengatasi kedua masalah ini secara bersamaan, dengan memanfaatkan bahan alami yang mudah ditemukan di daerah tersebut.
Kue Bhoi dipilih sebagai pangan lokal inovatif karena dikenal kaya protein.
Nelli menjelaskan, daun kelor dipilih karena kaya nutrisi seperti vitamin A, kalsium, zat besi, dan berfungsi sebagai antioksidan.
Sementara itu, biji pepaya yang diolah menjadi tepung memiliki sifat antibakteri dan anti-cacing alami.
Manfaat dari kedua bahan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan gizi, mencegah stunting, serta mengatasi infeksi cacingan.
Bhoi Morica memiliki keunikan karena tidak hanya berfungsi sebagai makanan tradisional, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan signifikan.
UIN Ar-Raniry Kukuhkan 17 Guru Besar, Ini Nama dan Spesifikasi Keilmuannya |
![]() |
---|
STIH Al-Banna Lhokseumawe Lolos Program Nasional Pengembangan Pembelajaran 2025 |
![]() |
---|
Unisai Luncurkan Repository Digital, Mahasiswa Wajib Unggah Karya Ilmiah |
![]() |
---|
BEM dan Ormawa Uniki Bireuen Terima Kunjungan Pengurus Himasep FP USK |
![]() |
---|
UUI dan UKM Jalin Kolaborasi Lewat Student Mobility Batch 8 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.