Sosok Teungku Bantaqiah, Ulama Aceh yang Buat Eks Panglima TNI Andika Perkasa Sedih Kenang DOM Aceh

Tengku Bantaqiah merupakan seorang ulama kenamaan asal Nagan Raya. Hidupnya didedikasikan untuk menyebarkan ajaran Islam khususnya di wilayah Beutong

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa
Tgk Bantaqiah tak berdaya dihabisi aparat, jadi kenangan paling memorable eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa. 

Namun, pada tahun 1990, terjadi mediasi antara MUI dan Bantaqiah yang berujung MUI memohon maaf atas perbuatannya kepada Tengku Bantaqiah.

Nasib buruk menghampiri Tengku Bantaqiah di era pemerintahan Soeharto.

Pada tahun 1992, Bantaqiah dituduh sebagai Menteri Urusan Pangan dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Tuduhan itu membuatnya dijebloskan ke penjara selama 20 tahun.

Tgk Bantaqiah akhirnya dibebaskan setelah masyarakat meminta kepada Presiden ketiga RI, BJ Habibie saat kedatangannya ke Aceh.

Tragedi memilukan dialami Tgk Bantaqiah pada 1999.

Ia dituduh menyimpan alat logistik yang berkaitan dengan GAM di pesantrennya.

Namun, hingga kini tuduhan itu tidak pernah terbukti.

Pada 23 Juli 1999, pasukan gabungan yang berada di bawah kendali operasi (BKO) Korem 011/Liliwangsa yang terdiri dari pasukan Yonif 131 dan 133 dengan didukung satu peleton pasukan dari Batalyon 328 Kostrad tiba di pemukiman warga di Beutong Ateuh melakukan penyerangan.

Baca juga: Keluarga Tgk Bantaqiah Tolak PT BME Buka Tambang di Beutong, Meski Diteror Ancam Bunuh

Sebanyak 215 personel dibawah pimpinan Letkol. Heronimus Guru dan Letkol Sudjono sebagai pengawas operasi itu terus bergerak maju mendekati pesantren Tgk Bantaqiah dan melakukan pembantaian.

Tgk Bantaqiah bersama 56 santrinya pun tewas berlumuran darah usai ditembak secara keji.

Sementara sejumlah santri lainnya juga mengalami luka karena tembakan yang dilakukan secara membabi buta.

Huru-hara yang terjadi pada siang hari itu merubah suasana menjadi sunyi dan menyisakan trauma bagi warga Beutong Ateuh.

Peristiwa pembantaian warga sipil ini pun dikenal dengan Tragedi Beutong Ateuh atau Tragedi Teungku Bantaqiah.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved