Harga Gabah
Harga Gabah dan Beras Lokal di Penggilingan Padi Relatif Meningkat
Harga jual gabah kualitas kering panen (GKP) di tingkat petani pada panen bulan Maret dan April 2023 lalu, yang kami catat sekitar Rp 5.750 – Rp 5.850
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Perpadi Aceh, Darmawan menyatakan memasuki musim tanam padi gadu (kemarau) Juli-Agustus 2023 ini, harga gabah dan beras lokal di tingkat petani dan penggilingan padi, terus bergerak naik, sejalan dengan semakin menipisnya stok gabah ditingkat petani dan penggilingan padi.
“Stok gabah petani di tingkat penggilingan tidak banyak lagi, makanya harga jual beras lokal, terus bergerak naik,” kata Darmawan kepada Serambi, Kamis (13/7), ketika dimintai tanggapannya terkait telah menipisnya stok gabah di tingkat penggilingan lokal.
Harga jual gabah kualitas kering panen (GKP) di tingkat petani pada panen bulan Maret dan April 2023 lalu, yang kami catat sekitar Rp 5.750 – Rp 5.850/Kg, sebelumnya Rp 5.300 – Rp 5.400/Kg. Kalau pada posisi bulan Maret dan April, harganya sudah mencapai senilai Rp 5.850/Kg, posisi Juli ini, perkirakan harga gabah kering giling (GKG) sudah berada di atas Rp 6.500/Kg. Jika, harga gabahnya sudah berada di atas itu, maka harga jual berasnya bisa mencapai antara Rp 10.500 – Rp 11.500/Kg.
Baca juga: 4 Desa di Kecamatan Babahrot dan 1 Gampong di Kecamatan Tangan-tangan Abdya Sempat Banjir
Darmawan menyebutkan, kendati harga beras lokal sudah tinggi pada kisaran 10.500 – Rp 11.500/Kg. Tapi, masyarakat miskin yang membutuhkan beras kualitas medium, masih ada di pasar.
Untuk stabilisasi harga beras di Pasar, sebut Ketua Perpadi Aceh, Darmawan, Bulog bersama Bapan Pangan Nasional dan Kemendag, sampai kini masih melaksanakan program stabilisasi harga pangan, dengan cara menjual beras kualitas medium dengan harga murah. Beras kualitas medium ukuran 5 Kg dijual murah di pasar dengan harga Rp 51.000/bungkus dan ukuran 10 Kg dengan harga 102.000/sak.
Darmawan mengungkapkan, kenapa stok gabah petani di tingkat penggilingan lokal, cepat habis, hal ini disebabkan hasil panen padi rendeng Maret dan April 2023 lalu, tidak sebanyak hasil panen rendeng tahun lalu.
Hasil panen padi rendeng (musim hujan) tahun lalu, kita perkirakan sekitar 1,2 juta ton, tahun ini hasil panen padi rendengnya berkisar 800.000 – 900.000 ton.
Hasil panen padi rendeng tahun ini, sedikit, menurut Ketua Perpadi Aceh Darmawan, pengaruh banyak jaringan saluran air irigasi di sejumlah daerah sedang pekerjaan dalam perbaikan. Bahkan ada di beberapa daerah, pekerjaannya terhenti, disebabkan putus kontrak, karena rekanannya wan prestasi/tidak capaian target dalam melaksanakan pekerjaan proyek perbaikan saluran jaringan irigasi di lapangan sehingga harus putus kontrak.
Konsekuensi dari putus kontrak tersebut, membuat masa tunda tanam padi di lahan sawah irigasi di beberapa daerah terus berlanjut sampai musim tanam padi rendeng (musim hujan) dan padi gadu (musim kemarau) tahun ini.
Contohnya pada Daerah Irigasi Bendungan Irigasi Krueng Pase, Aceh Utara, pekerjaan perbaikan bendungan irigasinya terhenti, sehingga sudah dua tahun lebih petani di Wilayah Daerah Irigasi Bendungan Irigasi Krueng Pase, Aceh Utara itu tidak tanam padi. Bendungan Irigasi Krueng Pase itu, merupakan wilayah kerjanya Balai Sungai Pusat, yang memiliki jangkauan penyaluran air di atas 3.000 hektar areal sawah teknis.
Untuk satu bendungan itu saja, jika pekerjaan perbaikan saluran jaringan airnya belum selesai dikerjakan, ada sekitar 3.000 hektar lahan sawah irigasi teknis yang tidak bisa ditanami secara intensif 2 atau 3 kali dalam setahun. Berarti dari daerah itu saja, bisa kehilangan produksi padi untuk satu kali tanam mencapai 15.000 ton dan dua kali tanam menjadi 30.000 ton.
Bendungan Irigasi yang mengalami perbaikan, ungkap Darmawan, tidak hanya di Kabupaten Bireuen, tapi juga terjadi Pidie, Pijay, Aceh Timur, Aceh Besar dan lainnya.
Kondisi bendungan tersebut saat ini, kata Darmawan, mengalami hal yang sama seperti Bendungan Irigasi Krueng Pase, di Aceh Utara. Ada yang belum dilanjutkan pekerjaannya, dan ada juga masih lelang dan ada juga sedang dalam pekerjaan perbaikan, tapi belum tuntas.
Diharapkan, kata Darmawan, Balai Wilayah Sungai Sumatera Pusat dan Dinas Pengairan Aceh maupun Dinas Pengairan Kabupaten, yang pada tahun anggaran 2023 ini, ada melaksanakan pekerjaan perbaikan jaringan irigasi yang menjadi kewenangannya, rekanan diminta untuk mengerjakannya dengan cepat.
Supaya pada musim tanam padi rendeng (penghujan), pada bulan Oktober – Desember 2023 mendatang, lahan sawah yang tadinya tidak bisa ditanami padi karena perbaikan jaringan saluran air irigasinya belum tuntas dikerjkan, dalam waktu tiga bulan ke depan bisa dituntaskan, sehingga sawah teknis irigasi bisa kembali ditanami padi lagi,” pungkas Darmawan.(*)
Baca juga: Puluhan Dosen UIN Ar-Raniry Ikuti Workshop Pengisian dan Sinkronisasi Aplikasi Akun Portofolio
Baca juga: VIDEO Aliran Korupsi BTS Kominfo dari Rekanan Capai Rp 119 Miliar
Baca juga: Personel Polda Aceh Bersihkan Sampah di TPI Lampulo Banda Aceh
Harga Gabah di Abdya Terus Melambung, Capai Rp 8.000 Per Kilogram, Petani Padi Bahagia |
![]() |
---|
BPS: Gabah di Abdya Paling Murah se-Aceh, Harga di Bawah HPP |
![]() |
---|
Panen Padi di Pidie Oktober 2023, Harga Gabah Kering Capai Rp 6.000 Lebih |
![]() |
---|
Perpadi Aceh Dukung Harga Beli Gabah dan Beras Petani yang Baru |
![]() |
---|
Harga Gabah di Abdya Terus Merosot, Wakil Ketua DPRK Usul Qanun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.