Nezar Patria Jadi Wamenkominfo
Selain Nezar Patria, Ini Sosok Putra Aceh Yang Berkarir dari Jurnalis Hingga Masuk Kabinet
Teuku Jusuf Muda Dalam sebagai Gubernur Bank Sentral yang saat ini sudah berubah nama menjadi Bank Indonesia dari tahun 1963 hingga 1966.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Amirullah
Dikutip dari Wikipedia, Teuku Jusuf Muda Dalam adalah seorang jurnalis dan politikus Indonesia yang menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia dari 1963 hingga 1966.
Dalam catatan sejarah hidupnya, pada 1936 ia pergi ke negeri Belanda untuk menempuh pendidikan Ekonomische Hoge School di Rotterdam hingga mencapai tingkat doktoral selama 2 tahun sampai datangnya pendudukan Tentara Nazi Jerman pada 1941.
Baca juga: Beberkan Track Record Putra Aceh, Presiden Jokowi: Nezar Patria Akan Sangat Membantu Menteri
Pada 1943 – 1944 ia bergabung bersama mahasiswa Rotterdam dalam gerakan bawah tanah yang menentang pendudukan Nazi Jerman, dan menjadi wartawan dari harian De Waarheid milik partai komunis Belanda.
Setelah Perang Dunia II, pada November 1946 hingga Februari 1947 Jusuf Muda Dalam kembali ke Indonesia melakukan liputan jurnalisme tentang revolusi Indonesia untuk harian De Waaheid.
Pada Maret 1947 kembali lagi ke Indonesia dan bekerja pada Kementerian Pertahanan di Yogyakarta dan bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ketika meletus pemberontakan PKI Madiun 1948, Jusuf Muda Dalam ditahan di Wirogunan karena dituduh terlibat dalam pemberontakan tapi berhasil lolos dari penjara ketika terjadi penyerbuan tentara Belanda ke Yogyakarta.
Dalam organisasi PKI, ia pernah menjadi Ketua Seksi Ekonomi PKI cabang Yogyakarta dan pada 1949 menjadi wakil PKI di DPR.
Pada 1951, Jusuf Muda Dalam memutuskan untuk keluar dari PKI dengan alasan bahwa partai itu tidak lagi sesuai dengan sikap politiknya. S
elanjutnya pada 1954 ia bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) duduk sebagai pengurus pusat partai yakni anggota Seksi Keuangan dan Ekonomi, dan duduk sebagai anggota fraksi di DPR bagian Ekonomi dan Keuangan.
Pada 1956 atas ajakan Margono Djojohadikusumo, Jusuf Muda Dalam masuk sebagai staf Bank Negara Indonesia (BNI).
Kariernya melesat cepat, karena pada 1957 ia telah duduk sebagai Direktur BNI dan pada 1959 sebagai Presiden Direktur BNI hingga diangkat sebagai Menteri Urusan Bank Sentral merangkap sebagai Gubernur Bank Indonesia pada 1963.
Pada 1964 di tengah gencarnya Presiden Soekarno melancarkan politik konfrontasi terhadap kekuatan imperialisme barat, Jusuf Muda Dalam mempunyai konsep untuk menjadikan Bank Indonesia dan perbankan nasional sebagai Bank Berjuang.
Dari konsep inilah gagasan Bank Tunggal mulai dirumuskan, direncanakan, dan dilaksanakan pada Juli 1965. Namun bank tunggal hanya berusia singkat.
Pada akhir 1965 dan awal 1966 Indonesia penuh dengan gejolak, tekanan ekonomi yang semakin berat terus menghimpit kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Ditambah lagi, dampak Peristiwa 30 September 1965 yang melibatkan PKI dan tentara secara politis telah menggiring pada suatu proses peluruhan kekuasaan pemerintahan terpimpin.
Demonstrasi mahasiswa (Angkatan 66) yang menuntut perbaikan keadaan ekonomi, sosial, dan politik, mulai menggoyahkan kekuasaan pemerintah. Bank Tunggal pun juga terhenti karenanya.(*)
Nezar Patria Ungkap Sejarah Mati di Kampung Kami Satu-satunya Tulisan yang Ditulisnya dengan Gemetar |
![]() |
---|
Sosok Nezar Patria di Mata Jurnalis Senior Aceh Tarmilin Usman |
![]() |
---|
Teuku Riefky Harsya Sambut Baik Nezar Patria Jadi Wamenkominfo: Kami Mitra, Siap Bersinergi |
![]() |
---|
Soal Nezar Patria Jadi Wamenkominfo, Tu Sop: Bukti Orang Aceh Masih Diterima di Tingkat Nasional |
![]() |
---|
Nezar Patria Jadi Wamenkominfo, Syech Fadhil: Sebagai Orang Aceh, Saya Bangga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.