Salam

Tawuran Remaja Harus Disikapi Serius

Dari hasil interograsi, ada lima kelompok yang bergabung untuk melakukan tawuran dengan menggunakan berbagai jenis senjata tajam. Di antaranya jenis

Editor: mufti
Dok Polisi
Petugas melakukan interogasi terhadap tiga remaja yang hendak melakukan tawuran, Senin (31/7/2023) dini hari 

FENOMENA tawuran remaja belakangan ini makin marak terjadi di Aceh. Budaya brutal yang sebelumnya kerap terjadi di kota-kota besar itu kini mulai merembet ke daerah dan secara perla-han seperti menular, dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Kita masih ingat pada 1 Januari 2023 lalu ketika Polres Lhok-seumawe mengamankan belasan remaja dalam kasus pemba-cokan terhadap seorang remaja lain. Dari para remaja tersebut, polisi mengamankan celurit, golok, dan pedang. Disebut-sebut, peristiwa pembacokan itu merupakan imbas dari tawuran.

Sebulan kemudian, 26 Februari 2023, polisi kembali menga-mankan dua kelompok remaja karena terlibat tawuran yang meli-batkan senjata tajam di Desa Ulee Jalan, Kecamatan Banda Sak-ti. Berikutnya pada 23 Juli 2023, polisi menangkap lima remaja dan menyita enam senjata tajam di Desa Ujong Blang, Kecamat-an Banda Sakti. Senjata itu rencananya akan digunakan untuk aksi kejahatan seperti tawuran dan begal.

Terbaru, Tim Rimueng Sat Reskrim Polresta Banda Aceh meng-amankan tiga remaja di Seputaran Simpang Mesra, Banda Aceh, Minggu (30/7/2023) dini hari. Dari ketiganya, Polisi mengaman-kan barang bukti berupa satu sajam jenis celurit, satu sepeda motor dan tiga handphone.

Dari hasil interograsi, ada lima kelompok yang bergabung un-tuk melakukan tawuran dengan menggunakan berbagai jenis sen-jata tajam. Di antaranya jenis celurit, katana, gear, samurai, dan gergaji rakitan.

“Ketiga anggota gangster tersebut bersama pemuda lainnya telah berencana akan melakukan penyerangan ke pemuda-pemu-da yang berada di wilayah Kuta Alam,” kata Kasat Reskrim Pol-resta Banda Aceh, Kompol Fadillah Aditya Pratama sebagaimana diberitakan Serambi, Selasa (1/8/2023).

Membaca berita-berita tersebut membuat kita bergidik ngeri. Separah itukah kondisi remaja kita di Aceh sekarang? Peristiwa yang selama ini selalu kita saksikan melalui layar kaca, ternya-ta sudah berada di depan mata. Ini belum lagi berbicara tentang penyalahgunaan narkotika dan seks bebas, di mana tidak sedi-kit remaja kita yang juga mulai terjerumus dalam lingkaran se-tan tersebut.

Karena itu, kita sangat mengapresiasi gerak cepat polisi menga-mankan para remaja tersebut sebelum tawuran itu pecah dan me-makan korban jiwa. Tetapi, tentu saja hal itu tidak akan menyelesai-kan persoalan tanpa terlebih dahulu menyentuh akar masalahnya.

Tawuran sendiri merupakan salah satu bentuk dari kenakalan remaja. Para ahli menyebutkan, setidaknya ada enam penyebab paling umum terjadinya tawuran: krisis identitas, kontrol diri yang lemah, pengaruh lingkungan dan keluarga, pengaruh media (ter-utama medsos dan video game), kurangnya pengawasan orang tua, rivalitas antarsekolah, dan tekanan teman sebaya.

Selain faktor-faktor tersebut, masih ada faktor-faktor lain yang menjadi pemicu, karena setiap situasi kemungkinan memiliki penyebab yang unik. Oleh sebab itu, perlu pendekatan holistik dan preventif dalam upaya mengatasi persoalan tawuran rema-ja, yang mencakup pendidikan, dukungan sosial, dan upaya pen-cegahan untuk mengatasi berbagai penyebab tersebut. Peran ak-tif semua pihak sangat diperlukan, utamanya orang tua dan guru, termasuk juga alim ulama, pemerintah dan masyarakat.

POJOK

Kepala Bapanas imbau warga jaga ketersediaan pangan
Hehehe.. Rakyat masih bisa makan aja masih untung Pak

Investor minati Pulau Rukui
Ya, semoga saja ini bukan sekedar cerita angin segar

Ketua DPD Golkar se-Indonesia tolak Munaslub
Sabar... kata Pak JK, jadi ketum parpol butuh modal Rp 600 miliar loh

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Geng dan Gagalnya Pembinaan Sosial

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved