Berita Sabang
Viral, Remaja Sabang Dirujuk ke Banda Aceh Pakai Boat Nelayan, Pospera Sesalkan Arogansi Petugas
Pada saat itu disebut-sebut kapal lambat, yaitu KMP BRR sudah berangkat, tapi ingin balik kembali untuk menjemput pasien itu, tapi dilarang seorang ok
Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Mursal Ismail
Pada saat itu disebut-sebut kapal lambat, yaitu KMP BRR sudah berangkat, tapi ingin balik kembali untuk menjemput pasien itu, tapi dilarang seorang oknum petugas ASDP yang bertugas di Pelabuhan Balohan Sabang.
Laporan Aulia Prasetya | Sabang
SERAMBINEWS.COM,SABANG - Viralnya video yang merekam seorang remaja di Sabang yang sedang sakit harus ditumpangkan ke speed boat milik nelayan saat dirujuk ke rumah sakit di Banda Aceh menjadi perhatian serius berbagai kalangan masyarakat di Sabang.
Pada saat itu disebut-sebut kapal lambat, yaitu KMP BRR sudah berangkat, tapi ingin balik kembali untuk menjemput pasien itu, tapi dilarang seorang oknum petugas ASDP yang bertugas di Pelabuhan Balohan Sabang.
Dalam video yang beredar, terlihat pasien dipangku seorang abangnya harus menggunakan speed boat nelayan untuk menyeberang ke Banda Aceh. Padahal semua tahu bahwa perairan laut sedang dalam kondisi yang tidak bersahabat, yakni kencangnya angin dan gelombang tinggi
"Kami menyesalkan perlakuan diskriminatif terhadap salah satu masyarakat Sabang yang sedang mengalami kondisi darurat.
Seharusnya sebagai entitas BUMN, petugas ASDP Sabang harus mampu memberi pelayanan terbaik, apalagi Menteri BUMN Erick Thohir sudah mencanangkan tata nilai akhlak sebagai corevalue yang harus diterapkan," ujar Putra Rizki Pratama, Wakil Sekretaris DPD Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Aceh.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, terlepas dari sisi aturan yang berlaku, semestinya petugas harus mampu melayani dan menjelaskan dengan humanis kepada keluarga terkait aturan yang berlaku.

Baca juga: Viral, Seorang Remaja Sabang Dirujuk ke Banda Aceh Pakai Boat Nelayan, Diduga karena Oknum Petugas
"Kita harus paham bahwa keluarga pasien dalam kondisi panik dan yang mereka punya hanya harapan agar bisa naik kapal untuk menyebrang ke Banda Aceh
Kami meminta GM ASDP Banda Aceh untuk mengevaluasi dan memberikan sanksi tegas atas gagalnya komunikasi humanis yang dibangun oleh petugas mereka. Terlebih lagi, rekam jejak yang bersangkutan memang sudah sangat banyak mendapat catatan buruk di kalangan masyarakat Sabang," ucap putra.
Menurutnya, GM ASDP Banda Aceh harus mampu bersikap secara arif dan bijaksana dalam menyikapi persoalan ini. Jangan terkesan melindungi anggotanya dengan sikap dan jawaban normatif di media massa.
Pertanyaan kepada GM ASDP Banda Aceh, apakah petugas mereka di pelabuhan balohan memiliki otoritas untuk mengizinkan berangkat atau berhentinya kapal? Atau itu merupakan otoritas pihak lain?
"Sabang adalah destinasi wisata internasional dan pelabuhan menjadi gerbang masuk utama. Jangan sampai wajah Kota Sabang tercoreng hanya karena ulah satu orang petugas yang tidak memahami karakter sebagai pelayan publik
Jika ini terus dibiarkan, maka ASDP Banda Aceh harus ikut bertanggungjawab jika nantinya terjadi konflik sosial ke depan di Kota Sabang.
Baca juga: VIDEO Bukan Bendera Indonesia, Emak-Emak ini Justru Pasang Bendera Jepang Jelang HUT RI ke-78
Kita berharap kedepan, petugas yang ditempatkan nantinya harus yang humanis, paham etika sebagai pelayan publik dan mampu membangun koordinasi antarpihak di pelabuhan," harap Putra Rizki Pratama yang juga Ketua Umum PB-IPPEMAS 2014-2016.
Diduga karena Oknum Petugas
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.