Opini
Merajut Kerja Sama Antara Rusia dan Aceh
WACANA kerja sama Universitas Syiah Kuala dimulai pada Desember 2022. Saya bertemu dengan sahabat lama saya, Direktur Direktorat Perencanaan dan Kemit
Helmy N Hakim, Ketua Koperasi HKTI Aceh, Tim Delegasi HKTI untuk penjajakan kerja sama Pupuk Rusia 2022, Alumni Hubungan Internasional Unpas Bandung (2007)
WACANA kerja sama Universitas Syiah Kuala dimulai pada Desember 2022. Saya bertemu dengan sahabat lama saya, Direktur Direktorat Perencanaan dan Kemitraan USK dr Iflan Nauval. Kami berdiskusi terkait kemungkinan kerja sama USK dan Rusia dalam bidang pendidikan.
Dalam masa itu saya baru saja ditunjuk sebagai Ketua Koperasi HKTI Aceh oleh Mayjen (Purn) Winston Simanjuntak pada 6 Desember 2022. Sepuluh hari kemudian, entah memang sudah lama direncanakan atau sebagai "ucapan selamat" pada 16 Desember sahabat Rusia saya, Oxana Krysova menghubungi saya di pagi buta sekitar pukul tiga dini hari dan meminta saya untuk menyalurkan bantuan Russian House yang dipimpin Ibu Victoria Vicman. Kami sepakati program bantuan itu bernama "From Russia With Love". Kemudian saya dibantu pengurus Koperasi HKTI Aceh menyalurkannya ke Panti Asuhan Anak Yakesma, Blangkrueng.
Setelah bantuan tersalur, selanjutnya, saya melalui Oxana, mengajukan permintaan untuk bertemu dengan Direktur Russian House untuk menindaklanjuti diskusi saya dengan dr Iflan, Mengenai kemungkinan peningkatan kerja sama antara Aceh dan Rusia melalui pendidikan dalam hal ini dengan USK.
Saya menawarkan dua pilihan apakah saya ke Jakarta atau bertemu di Aceh. Opsi kedua ini sebenarnya sekadar improvisasi tanpa harapan. Seminggu kemudian Oxana memberi kabar bahwa Victoria bersedia bertemu di Aceh. Sebuah jawaban yang tidak pernah saya duga.
Kemudian saya dan dr Iflan mulai membagi tugas untuk bekerja, dr Iflan melobi para petinggi USK dalam hal ini Rektor USK Prof Dr Ir Marwan, Warek IV Bidang perencanaan, Kerja sama dan Humas yaitu Prof Dr Taufik Saidi, Kepala Kantor Hubungan Internasional USK Dr Muzailin Affan dan saya sendiri meminta dukungan dari pusat melalui Ketua Koperasi HKTI Pusat, Winston, yang menyetujui dan mendukung dalam surat DPP No: 002-PKS/Kop-HKTI TBI/II/2023.
Prof Marwan yang memiliki wawasan internasional memahami bahwa pentingnya kebutuhan memperluas kerja sama dengan berbagai negara asing termasuk Rusia kemudian setuju akan hal tersebut. Kemudian disepakati USK melalui OIC pimpinan Dr Muzailin Affan dan Koperasi HKTI Aceh mengirim undangan kepada Russian House untuk hadir ke Aceh.
Proses tersebut tidak sebentar, karena Russian House Indonesia membutuhkan persetujuan dari kantor pusatnya di Moskow dan juga dari Duta Besar Rusia untuk Indonesia. Sehingga kunjungan sempat tertunda selama empat bulan, yang hampir saja membuat saya putus harapan.
Dalam rentang waktu itu, saya terus melanjutkan komunikasi yang lebih mendalam dengan Victoria, terkait penjelasan kebutuhan kerja sama dengan USK, Profil USK dan tentu saja terkait Aceh dan masyarakat Aceh sebagai pengayaan informasi jika sewaktu-waktu pihak Russian House membutuhkannya untuk meyakinkan Kantor Pusat Moscow dan Kedubes Rusia di Jakarta.
Mengapa Rusia?
Sebagian masyarakat mungkin sudah membaca atau sekurang-kurangnya menduga bahwa Perang Rusia di Ukraina bukanlah perang biasa. Negara-negara yang berkumpul dalam persekutuan NATO mengerahkan segala daya upayanya untuk membantu Ukraina dalam menghadapi Rusia.
Di balik persoalan keinginan Ukraina bergabung dengan NATO yang dijadikan sebagai alasan perang oleh Rusia, perang ini adalah puncak dari kehabisan sabar Rusia dalam menghadapi tingkah polah barat dalam percaturan politik global. Sementara bagi barat apabila Ukraina berhasil gabung dengan NATO, maka itu hannyalah awal bagi invasi barat ke wilayah Rusia. Tentu akan dipicu oleh milisi fasis Ukraina yang sudah melakukan kampanye anti Rusia di Ukraina bagian timur yaitu Donets dan Luhansk (Donbass).
Secara umum perang Rusia-Ukraina adalah sesuatu hal yang tak terhindarkan yang kemudian Rusia memilih untuk jadi pihak yang memulainya secara resmi. Diawali dengan pengakuan terhadap dua republik baru di Donbass.
Peristiwa yang akan tercatat dalam sejarah penting di dunia ini, Aceh harus mengambil kesempatan untuk menunjukkan sikap pendekatan yang soft terhadap Rusia. Mengikuti pola kebijakan diplomasi nasional Indonesia. Terkait akselerasi kebutuhan pembangunan Aceh di masa depan, maka Aceh dalam hal ini juga perlu melakukan pendekatan-pendekatan khusus terhadap Rusia. Jalan terbaik adalah melalui kerja sama pendidikan dan kebudayaan.
Daya tahan Rusia
opini serambi
opini serambinews
Opini Hari Ini
Merajut Kerja Sama Antara Rusia dan Aceh
Penulis Opini
Helmy N Hakim
Harapan Kepada 17 Guru Besar UIN Ar-Raniry, Penuntun Cahaya Bagi Umat |
![]() |
---|
Humas dan Media di Era Digital, Ibarat Jembatan dan Jalan Membangun Komunikasi dan Citra Institusi |
![]() |
---|
Ayah, Pulanglah dari Warung Kopi, Semai Cinta di Rumah |
![]() |
---|
Haruskah Karya Anak Bangsa Terindeks Scopus |
![]() |
---|
Menyusui dan Dukungan Berkelanjutan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.