Kajian Islam

Stop! Kalimat Ini Bisa Bikin Pasangan Sakit Hati : Buya Yahya: Kurang Ajar hingga Suudzan Pada Allah

"Jangan sekali kali, itu menyakitkan hatinya orang dan juga nuduh Allah, prasangka buruk pada Allah," imbuh Buya.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
YOUTUBE/AL BAHJAH TV
Buya Yahya mengungkap ada beberapa kalimat yang tidak seharusnya diucapkan kepada pasangan. 

Stop! Kalimat Ini Bisa Bikin Pasangan Sakit Hati : Buya Yahya: Kurang Ajar hingga Suudzan Pada Allah

SERAMBINEWS.COM - Ulama kharismatik yang juga sebagai pendiri pondok pesantren LPD Al Bahjah, Cirebon, Buya Yahya mengungkap ada beberapa kalimat yang tidak seharusnya diucapkan kepada pasangan.

Pasalnya, apabila kalimat ini terucap bisa membuat pasangan merasa sakit hati. Kalimat apa yang dimaksud?

Menjaga perasaan pasangan saat sedang bicara adalah sebuah keharusan. Apalagi bagi yang sudah menikah dan menjalani bahtera rumah tangga.

Bagaimanapun caranya, pasangan suami istri atau pasutri harus sama-sama bisa saling menghargai, menderngar dan saling mengerti.

Sebab, jika yang kamu lakukan justru menyangkal perasaan dan meremehkan pendapatnya, ia bisa kecewa dan terluka.

Tak hanya itu, menurut Buya Yahya ada satu kalimat lainnya yang harus kita hindari agar tidak terucap kepada pasangan.

Baca juga: Buya Yahya Bagi Tips Mudah Agar tak Diperbudak Dunia, Termasuk Hubungkan Segala Hal dengan Allah

Adapun kalimat tersebut adalah kalimat yang mengungkapkan jika adanya kehadiran pasangan menjadi penghalang pintu rezeki.

Menurut Buya, tidak sepantasnya seseorang mengatakan hal seperti itu kepada pasangannya karena dapat menyakitkan bahkan termasuk berburuk sangka kepada Allah soal takaran rezeki

"Jangan sekali kali mengatakan bahwasannya pasangan penghalang rezeki, itu namanya suudzan kepada Allah, kurang ajar, menyakitkan!," kata Buya Yahya dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube Al Bahjah, Senin (21/8/2023).

Menurut Buya, kalimat tersebut paling rentan diucapkan seseorang kepada pasangannya.

Apalagi kalimat ini rentan diucapkan paada pasangan yang telah menikah lebih dari satu kali. Dia kerap membandingkan rezeki sewaktu masih bersama istri pertama dan istri kedua.

"Mungkin dulu waktu menikah dengan istri yang pertama itu adalah rezekinya banyak, lalu istrinya meninggal dan di menikah lagi, langsung dibilang 'waduh kamu itu bikin rezeki sempit', ini kurang ajar namanya.

Bahkan sampai anaknya ngomong, 'ayah dulu waktu dengan mama rezekinya lancar, setelah mama meninggal, ayah menikah lagi berarti ibu baru ini membawa malapetaka'," sambung Buya Yahya.

Baca juga: Buya Yahya Bagikan 6 Tips Mudah Agar Tidak Jadi Budak Dunia, Fokus pada Tujuan Utama

Hal demikian juga berlaku pada ibu mertua, tidak sepantasnya mengatakan jika kehadiran menantu menjadi penghalang rezeki anaknya.

Ini merupakan bentuk suudzan kepada Allah dan menyakitkan hati pasangan apabila ia mendengarnya.

"Jangan sekali kali, itu menyakitkan hatinya orang dan juga nuduh Allah, prasangka buruk pada Allah," imbuh Buya.

Maka dari itu, sebaiknya anda tidak mengucapkan hal demikian kepada pasangan karena dapat menyakiti hatinya.

Sebaiknya, ucapkanlah bahwa kehadiran pasangan dapat menjadi pembuka pintu rezeki karena pada dasarnya, rezeki berasal dari Allah.

"Katakanlah sebaliknya, istriku pembuka rezeki, suamiku pembuka rezeki, istri nggak punya masalah, istri nerima, lah kok bilang bikin rezeki seret, gak boleh ngomong begitu, jangan sakiti hati orang, rezeki itu dari Allah," pungkas Buya Yahya.

Baca juga: 5 Kunci Suami Istri Bahagia dan Rumah Tangga Minim Konflik, Buya Yahya Ungkap 5 Tips Ini

Agar Keluarga Sakinah, Buya Yahya Anjurkan PASUTRI Lakukan 5 Kewajiban Ini dalam Rumah Tangga

Pendakwah yang juga pengasuh pondok pesantren LPD Al Bahjah, Buya Yahya membagikan cara kepada pasangan suami istri atau pasutri agar rumah tangga yang dibinanya menjadi keluarga sakinah.

Bagi pasangan yang sudah menikah, kerap kali kita mendengar ucapan dari orang-orang sekitar agar rumah tangganya menjadi keluarga sakinah.

Lantas, apa sebenarnya sakinah itu dan bagaimana cara agar bisa mewujudkannya?

Dilansir dari laman Universitas Islam An Nur Lampung, keluarga sakinah adalah keluarga unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.

Keluarga sakinah hidup secara harmonis, diliputi rasa kasih sayang, terpenuhi hak materi maupun spiritual dan didalamnya ketenangan, kedamaian serta mengamalkan ajaran agama sekaligus merealisasikan akhlak mulia.

Telah menjadi sunnatullah bahwa setiap orang yang memasuki pintu gerbang pernikahan akan memimpikan keluarga sakinah.

Baca juga: Layanan Travel, Berangkat Umrah Dulu Bayar Belakangan, Bagaimanakah Hukumnya? Simak Kata Buya Yahya 

Keluarga sakinah merupakan pilar pembentukan masyarakat ideal yang dapat melahirkan keturunan yang shalih dan salihah.

Didalamnya, kita akan menemukan kehangatan, kasih sayang, kebahagiaan dan ketenangan yang akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga.

Untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, Buya Yahya mengatakan, pasangan suami istri harus memiliki ilmu terlebih dahulu.

Keluarga sakinah ini juga bisa diartikan sebagai keluarga bahagia. Kebahagiaan ini bisa disebabkan oleh dua hal yaitu prilaku dzahir dan ada kebahagiaan yang sebabnya adalah batin.

"Ada kebahagiaan yang disebabkan prilaku dzahir dan ada kebahagiaan yang sebabnya adalah batin," kata Buya Yahya dilansir dari laman buyayahya.org.

Kebahagiaan yang sebabnya perilaku dzahir di antaranya adalah setiap pasangan hendaknya:

Baca juga: Hukum Meninggalkan Shalat Jumat, Gimana Jika Meninggalkan 3 Kali, Termasuk Kafir?Ini Kata Buya Yahya

1. Jangan Menuntut

Setiap masing-masing pasangan hendaknya siap melaksanakan kewajiban dan tidak banyak menuntut.

Menurut Buya, sekali anda menuntut itu artinya, anda telah mengajari pasangan anda untuk menuntut.

"Menuntut tidak ada pahala, yang ada adalah sabar," katanya.

2. Mudah Minta Maaf

Meminta maaf akan menyuburkan keindahan dalam rumah tangga karna minta maaf adalah pengakuan dari kesalahan sekaligus ikrar untuk tidak mengulangi kesalahan.

Bersalah lalu tidak meminta maaf adalah bom waktu bagi pasangan yang sewaktu-waktu bisa berubah menjadi pemberontakan serta dendam yang amat bertentangan dengan keindahan dan kebahagiaan.

Sementara itu, sebab kebahagiaan yang sifatnya batin diantaranya adalah:

3. Banyak memohon kepada Allah

4. Tingkatkan kedekatan kepada Allah

5. Pernikahan sebagai sarana

Jadikan pernikahan sebagai sarana tolong menolong dalam berbakti kepada orang tua dan menyambung silaturahmi dengan saudara.

"Wallahu a’lam bish-shawab," pungkas Buya Yahya.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved