Citizen Reporter
Satu Hari Setelah Sidang Skripsi di UIN Ar-Raniry, Rahmat Buka Grosir Beras di Banda Aceh
Setelah wisuda, sebagian dari mereka tidak mendapatkan pekerjaan sebagaimana spesialisasi ilmu yang telah mereka peroleh di bangku kuliah.
Sementara project KIA Ladong, BPKS dan KEK Arun malah tampak luput dari sorotan akademisi dan pemerhati ekonomi.
Kedua, kemampuan dan keterampilan lulusan PT terkesan tidak siap pakai dan kalah saing dalam bursa kerja regional dan nasional.
Di tengah ketersediaan lapangan kerja di Aceh yang amat sangat terbatas, terdapat faktor lain penyebab pengangguran, yaitu beberapa alumni PT tidak memiliki skill sesuai harapan pasar.
Akibatnya, beberapa lowongan pekerjaan yang tersedia “diambil” oleh sarjana dari PT ternama dan memiliki skill.
Ini sejatinya menjadi PR para elite kampus sehingga alumni mudah dalam mendapatkan pekerjaan hingga ke luar Aceh, bahkan dunia.
Akreditasi unggul yang mesti menjadi perhatian utama adalah dalam aspek kemampuan dan keterampilan lulusan PT sehingga mereka mudah mendapatkan pekerjaan setelah wisuda.
Rahmat Ciptakan Lapangan Kerja
Menyadari kondisi kondisi di atas, Rahmatullah (21), mempersiapkan diri sejak dini, sejak dia duduk di semester I Prodi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Rahmat yang berasal dari keluarga petani di Desa Rheng, Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie, melanjutkan kuliah ke Banda Aceh dengan cara bekerja sambilan, yaitu menjual beras.
Pagi hari dia gunakan untuk kuliah dan sore hari dia bekerja memasok beras asal Keumala/Tangse ke sepuluh warung nasi yang ada di Banda Aceh.
Kerja sampingan ini dia warisi dari kakanya yang telah tamat kuliah di Banda Aceh.
“Pekerjaan memasok beras ke warung nasi ini saya lakukan sejak kuliah di Banda Aceh tahun 2019 dan merupakan lanjutan dari kerja kakak saya saat kuliah,” ujar Rahmat pada hari peusijuek (launching) toke beras miliknya di Jalan T Iskandar Lamgeulumpang, Ulee Kareng, Kamis (24/08/2023).
“Alhamdulillah, saya sudah menjalani sidang skripsi di Prodi Hukum Keluarga UIN Ar-Raniry pada Selasa lalu, dan mulai membuka toko beras ini satu hari setelah sidang,” sambung Rahmat didampingi ayah, ibu, sahabat dan keluarga dekatnya.
Modal untuk memulai usaha toko grosir beras didapatkan Rahmat dari uang tabungan yang bekerja sambilan tatkala aktif kuliah serta pinjaman dari saudaranya di kampung yang memiliki kilang padi.
Kedua orangtua Rahmat hadir dalam persiapan launching toko beras milik putra tercinta mereka.
Citizen Reporter
sidang skripsi
UIN Ar-Raniry
Toko Grosir
beras
Banda Aceh
Kisah Sukses
Serambi Indonesia
Serambinews
Saat Penulis Sastra Wanita 5 Negara Berhimpun di Melaka |
![]() |
---|
Saat Mahasiswi UIN Ar-Raniry Jadi Sukarelawan Literasi untuk Anak Singapura |
![]() |
---|
IKOeD Peusijuek Alumni Leting Intelegencia Generation 2025 di Pantai Lampu’uk |
![]() |
---|
Dinamika Spiritual dan Teknis dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji Modern |
![]() |
---|
Dari Aceh Menuju Makkah Ibadah Haji yang Mengajarkan Arti Keluarga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.