Warga Aceh Dianiaya hingga Meninggal

Kisah Wartawan Kompas Pernah Ditawari Tramadol di Tanah Abang: Mereka Sebut Dodol, Harganya Segini

Hal itu terkait dengan obat yang dia jual. Diduga, Imam Masykur ikut menjual obat Tramadol yang termasuk obat terlarang dalam komunitas jual kosmetik.

|
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
lampung.tribunnews.com
Foto Ilustrasi - Kisah Wartawan Kompas Pernah Ditawari Tramadol di Tanah Abang: Mereka Sebut Dodol, Harganya Segini 

Namun wartawan Kompas menolak tawaran itu. Ia pun berlalu meninggalkan pria tersebut.

Baca juga: Pengakuan ZF Korban Lain Praka RM: Trauma Disiksa dan Diminta Puluhan Juta Buntut Bisnis Tramadol

Kemudian setiba di simpang Jatibaru, tepatnya di sebuah warung kecil, ia kembali ditawari produk yang sama.

Kali ini tawaran itu dari seorang pemuda yang saat itu mengenakan kaos hitam-putih, bercelana pendek.

Seperti sebelumnya, tawaran kedua ini pun kembali ditolak.

Namun setelah tawaran kedua itu ia tolak, wartawan Kompas menyaksikan pemandangan tak terduga.

Seorang pria berperawakan tinggi kurus dan berkemeja kotak-kotak warna biru memarahi pemuda yang menawarkan produk tersebut.

"Lu kalau yang begitu, Lu jangan tawarin. Cari yang lain," cerita wartawan Kompas menirukan perkataan pria itu.

Pemandangan itu pun lantas membuatnya penasaran.

Ia pun memutuskan berhenti pada jarak tiga meter dari dua laki-laki tersebut untuk mengamati.

Hanya berselang semenit, terlihat pemandangan lainnya.

Seorang pemuda membawa plastik belanjaan mendatangi dua laki-laki yang berada di warung tersebut.

Tawaran untuk membeli "dodol" itu pun kembali terdengar.

"Mau beli dodol? tanya pria berkemeja biru,"

"Berapa strip? Rp 35.000. Kalau tramadol di sini dijual murah. Kalau Lu di atas lebih mahal, enggak usah nawar, kata pria penjual," ungkap wartawan Kompas.

Baca juga: Penjelasan Ahli Apa Itu Obat Tramadol? Jubir Kemenkes : Tidak Boleh Sembarangan Apalagi Dijual Bebas

Pria itu kemudian mengambil sebuah bungkusan plastik berwarna hitam dari dalam warung dan duduk di barrier atau beton pembatas.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved