Kasus Imam Masykur
Pemuda Aceh Diduga Banyak Terlibat dalam Kartel Obat Ilegal Tramadol, Begini Kata Partai Aceh
Juru Bicara Partai Aceh Nurzahri kepada Serambinews.com, Jumat (1/9/2023) menyampaikan bahwa fenomena ini marak terjadi dalam kisaran 5 tahun ke belak
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Partai Aceh ikut menanggapi bisnis obat ilegal sejenis tramadol yang saat ini sedang menyita perhatian publik pasca kejadian kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Imam Masykur, warga Aceh di Jakarta.
Seperti yang diungkap sejumlah pihak, bahwa selama ini banyak anak-anak Aceh diperantauan di Pulau Jawa yang terlibat dalam jaringan bisnis tramadol.
Juru Bicara Partai Aceh Nurzahri kepada Serambinews.com, Jumat (1/9/2023) menyampaikan bahwa fenomena ini marak terjadi dalam kisaran 5 tahun ke belakang, ketika Partai Aceh telah kehilangan kekuasaan di eksekutif.
"Di mana program-program pembukaan lapangan pekerjaan dan program-program bantuan modal usaha telah dihilangkan oleh rezim yang berlawanan dengan Partai Aceh," ungkapnya.
Baca juga: Tramadol Diduga Berada Dalam Pusaran Penculikan dan Pembunuhan Imam Masykur: Golongan Narkotika?
Partai Aceh beranggapan bahwa fenomena kartel penjualan obat-obatan keras ini secara tidak langsung menjadi tanggung jawab Presiden selaku Kepala Negara dan juga Pj Gubernur Aceh atas tidak berjalannya program pengurangan angka pengangguran di Aceh
"Kenapa banyak putra Aceh yang terjebak dalam sistem kartel? Ini lebih kepada jebakan-jebakan jaringan premanisme yang pasti memiliki sistem rekruitmen untuk pemasaran obat-obat keras dengan memanfaatkan kondisi Aceh yang memang sangat sempit lapangan pekerjaannya," ungkap Nurzahri.
Menurut mantan anggota DPRA ini, praktik jual beli obat keras secara bebas di pasar adalah penyalahgunaan aturan serta pengawasan yang lemah di level pemerintah pusat.
Permasalahan ini, sambungnya, tidak semuanya bermuara pada TNI dan Polri, tetapi juga pada tidak berjalannya lembaga negara seperti BP-POM sebagai otoritas pengawasan obat.
"Praktik penjualan obat keras seperti tramadol di kawasan kepulauan Jawa telah menunjukkan bahwa di sana peran dan fungsi BP-POM tidak bejalan efektif," ucapnya.
Bisa saja kondisi ini terjadi dan diperparah karena adanya sistem premanisme yang diback-up oleh oknum-oknum aparat baik dari institusi TNI maupun Polri.
Kasus penculikan dan penganiayaan Imam Masykur adalah fenomena gunung es yang pecah karena tindakan penganiayaan berlebihan yang menyebabkan kematian.
"Jika saja tidak ada kematian dan tidak tersebarnya video penyiksaan, pasti kasus ini tidak akan diketahui oleh publik. Masih banyak kasus-kasus serupa yang tidak terekspose karena tidak adanya korban jiwa, tapi saya yakin kasusnya massif dan terstruktur," demikian Nurzahri.(*)
Baca juga: Harga Emas di Lhokseumawe Hari Ini Turun, Berikut Rincian per Jumat 1 September 2023
Baca juga: Pendemo Sempat Segel Pintu Masuk Kantor Gubernur Aceh, Bakar Ban dan Minta Cabut Izin PT BMU
Kartel Obat Ilegal
pemuda Aceh
Obat Ilegal Tramadol
Tramadol
Partai Aceh
Serambinews
Serambi Indonesia
ViralLokal
Imam Masykur
Tanggapan Haji Uma soal Vonis Seumur Hidup 3 TNI Pembunuh Imam Masykur: Kita Kawal Jika Ada Banding |
![]() |
---|
Haji Uma: Hakim Minta Saksi Kunci Kenali Suara Pelaku Pembunuhan Imam Masykur |
![]() |
---|
Tiga Oknum TNI Pembunuh Imam Masykur Segera Disidangkan, Berkas Dilimpahkan ke Pengadilan Militer |
![]() |
---|
Kapan Tiga Oknum TNI Pembunuh Imam Masykur Jalani Persidangan? 14 Saksi Bakal Dihadirkan |
![]() |
---|
Ibunda Imam Masykur dan 3 Sipil akan Dihadirkan Sebagai Saksi: Kalau Tidak Hadir Kami Jemput Paksa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.