Berita Kutaraja

Mencuatnya Mafia Tramadol Dibalik Meninggalnya Imam Masykur Usai Dianiaya, Begini Analisa GP Ansor

Terkait dugaan ini, dktivis Gerakan Pemuda (GP) Ansor Aceh tegas meminta penegak hukum membongkar dugaan sindikat bisnis obat ilegal jenis Tramadol.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Saifullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Pimpinan Cabang GP Ansor Lhokseumawe, Fakhrurrazi 

Dengan demikian, lanjut Pimpinan Cabang GP Ansor Lhokseumawe itu, mereka mendapatkan keuntungan dengan berbagai variasi harga, tergantung tempat berdirinya toko penjual tersebut.

"Di antaranya, kurang lebih satu titik sepuluh juta hingga lima belas juta rupiah per bulan," ungkap Fakhrurrazi.

"Lalu apakah setelah membayar uang keamanan per bulan tersebut penjual sudah aman, belum tentu," tambahnya.

Bahkan, jika mereka tidak bergabung dalam ormas tersebut, ungkapnya, maka mereka dari pihak ormas akan mengancam yang bersangkutan.

"Pihak ormas akan mengancamnya dari penculikan hingga pembunuhan," ungkap Fakhrurrazi.

"Tentu ini bukan pekerjaan yang baik bagi kita semua, sungguh ini perbuatan dan tindakan yang tidak dapat kita tolerir bagi siapa pun pelakunya," tambahnya.

Permasalahan ini, sebut Fakhrurrazi, tidak semuanya bermuara pada institusi TNI dan Polri.

"Tetapi juga pada tidak berjalannya lembaga negara seperti BP-POM sebagai otoritas pengawasan obat," ucap Fakhrurrazi.

"Sehingga toko obat dapat memperjualbelikan dengan mudah bagi pembeli, tanpa membawa resep dokter tertentu hingga terdapat penyalahgunaan oleh masyarakat tersebut," pungkasnya.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved