Jurnalisme Warga
Menikmati Secangkir Jahe Madu di Polem Coffee
Jahe (Zingeber officinale) adalah tanaman rimpang yang berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengahnya.
CHAIRUL BARIAH, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Kebangsaan Indonesia dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe) Chapter Bireuen, melaporkan dari Penayong, Banda Aceh
Jahe (Zingeber officinale) adalah tanaman rimpang yang berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengahnya. Tumbuhan ini sering digunakan sebagai bahan bumbu dapur dan masuk dalam golongan rempah-rempah.
Selain sebagai rempah atau bumbu, jahe juga dijadikan bahan baku pengobatan alternatif atau tradisional. Rasa pedasnya khas, memiliki berbagai macam nutrisi, di antaranya mineral dan vitamin, maka tak heran sebagian besar masyarakat Indonesia mengolah jahe menjadi obat tradisional yang diyakini sangat bermanfaat untuk kesehatan.
Di antara manfaatnya adalah mengurangi kadar gula darah, menghilangkan rasa mual, menurunkan risiko serangan jantung, menjaga berat badan ideal, dan yang ingin awet muda jahe dapat mengurangi efek penuaan dini. Hal ini terbukti berdasarkan pengalaman dari beberapa orang, salah satunya Ibu Kamariah. Dia mengatakan, selama mengonsumsi rebusan jahe dan serai hampir satu bulan lamanya, kadar gula di darahnya turun dan badannya pun terasa nyaman.
Rasa lelah dalam perjalanan dengan waktu tempuh lima jam dari Bireuen ke Banda Aceh, tentu membutuhkan tempat santai yang menyediakan aneka minuman dan makanan, apalagi perut sudah mulai keroncongan dan haus. Perioritas utama adalah minuman yang segar dan hangat untuk melawan rasa dingin di malam hari.
Keinginan menikmati secangkir minuman jahe hangat yang dicampur madu pada saat badan terasa kurang nyaman, masuk angin atau lelah, ternyata ada tempat yang tepat kita kunjungi di Kota Banda Aceh, yaitu Polem Coffee Premium, berlokasi di Jalan Panglima Polem, Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh.
Di sini kita dapat menikmati minuman segar yang diracik berbahan dasar jahe. Minuman ini disajikan sesuai dengan permintaan pelanggan, ada yang dicampur dengan madu, ada juga dengan rempah lainnya seperti cengkih, kayu manis, serta ditambah batang serei yang ujungnya dimemarkan sebagai pengganti sendok untuk mengaduk-aduk agar merata campurannya. Rasanya pun lebih mantap. Minuman ini memang beda dari beberapa tempat yang sudah pernah saya kunjungi.
Awalnya, saya diajak oleh Bu Nuryani, Ketua Yayasan Kebangsaan Bireuen, untuk ngopi bareng malam itu. Dalam bayangan saya pastilah menu yang disajikan secangkir kopi, teh, atau jus, seperti layaknya menu di warung kopi biasa. Namun, begitu melangkah ke meja yang telah tersedia, terlihat gelas bening berisi jahe putih ukuran besar, kayu manis, kemudian diaduk dengan batang serai, membuat saya penasaran. Tanpa menunggu ditanya oleh pelayan saya langsung memesan minum seperti ini, sambil menunjuk gelas di hadapan Bu Nuryani, tanpa melihat lagi tabel menu yang ditawarkan.
Hanya menunggu beberapa menit, pesanan pun tiba. Ingin rasanya cepat-cepat sampai ke tenggorokan, tetapi karena panas harus sabar menunggu dingin sambil mengaduk-aduk agar rasanya lebih nikmat. Ketika tegukan pertama sampai di tenggorokan mulai terasa sensasi rasa yang begitu menggoda dengan aroma rempah asli ditambah madu atau gula aren membuat siapa pun yang suka tidak akan dapat melupakannya.
Sambil menikmati secangkir jahe madu, saya memanfaatkan kesempatan untuk berbincang dengan owner Polem Coffee Premium. Namanya Fahriadi, akrab disapa Adi Polem. Saya bertanya dari mana ia mendapatkan bahan baku jahe putih segar dan besar juga batang serai yang padat. Sambil bercanda Bu Nuryani menyambung pertanyaan saya, “Dari mana dapat jahe dan batang serai yang gemuk seperti saya." Kami pun tertawa, kemudian lelaki yang putih dan tampan ini menjawab bahwa ia membeli jahe dan serai di Pasar Lamdingin, Banda Aceh.
Menurut Adi, sulit mendapatkan bahan baku yang baik dan bermutu. Namun, karena sudah ada langganan tetap, mendapatkan jahe dan serai segar setiap hari tidak terlalu menjadi persoalan baginya. Jahe dengan kualitas bagus biasanya dibeli Adi Rp20.000 per kilogram (kg). "Sedangkan jahe yang biasa, jauh di bawah harga, tidak menjadi pilihan kami," ujar Adi.
Menjaga kualitas rasa adalah prioritas Polem Coffee Premium sebagai bentuk tanggung jawab morel terhadap pelanggan. Ada yang unik di kafe ini sebagai ciri khasnya. Yakni, setiap pengunjung yang datang disuguhi secangkir air putih hangat sebagai ucapan selamat datang. Air disuguhkan sambil menunggu pesanan/orderan makanan atau minuman diantar ke meja tempat pengunjung duduk.
Selain minuman jahe, di sini juga terdapat menu utama, yaitu kopi yang diracik sendiri oleh Adi. Dia juga mengajarkan kepada barista-barista yang membantu usahanya.
Pada saat berkunjung, kami melihat langsung keakraban antara pemilik kafe ini dengan para karyawannya. Komunikasi dengan tutur bahasa yang santun serta penampilan yang rapi memberikan kesan tersendiri bagi siapa pun yang datang.
Menu lainnya yang juga tersedia di sini adalah nasi goreng dengan aneka rasa, mi dengan berbagai sajian, di antaranya mie aceh orisinal, mie aceh telur, dan lainnya.
Malam itu Mirza, teman kami dalam rombongan, memesan nasi goreng telur, kemudian seorang pelayan terlihat ke luar dari area kafe. Diam-diam saya melirik ke rak jualan yang berjejer di depan kafe, tetapi tidak ada yang menjual nasi goreng. Saya pun bertanya dalam hati di mana masakannya diolah?
Tak lama berselang pesanan tiba, pelayan membawa satu piring nasi lengkap dengan telur, kerupuk, dan tambahan bahan lainnya. Tampilannya menarik layaknya diracik oleh chef terkenal, rasanya juga lezat, kata mirza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.