Berita Aceh Barat

GeRAK: Usut Pembangunan Gedung Rawat Inap RSUD CND, Diduga Dikerjakan Asal Jadi & Gagal Konstruksi

Ia menduga, pembangunan tersebut dinilai sia-sia dan hanya menghabiskan uang negara karena bangunan tidak berkualitas dan asal-asalan.

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Saifullah
SERAMBINEWS.COM/RISKI BINTANG
Koordinator GeRAK Aceh Barat, Edy Syahputra 

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Koordinator Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh Barat, Edy Syahputra meminta pihak penegak hukum untuk melakukan penyelidikan terhadap pembangunan gedung rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Pasalnya, bangunan yang sudah dua tahun dibangun itu kini telah rusak, sehingga mengalami kebocoran nyaris pada semua sudut ruangan.

Tak pelak, bangunan yang diperuntukkan untuk merawat orang sakit tidak seperti yang diharapkan sehingga membuat pasien dan petugas medis resah lantaran lantai tergenang air imbas kebocoran bangunan.

Koordinator GeRAK Aceh Barat, Edy Syahputra kepada Serambinews.com, Kamis (21/9/2023), mengatakan, bahwa pembangunan ruang rawat inap RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh itu menggunakan pagu anggaran sebesar Rp 11 miliar, yang bersumber dari APBK Tahun 2021.

Menurutnya, pembangunan proyek tersebut diduga mengalami kegagalan konstruksi.

Indikatornya, bangunan tersebut kini telah rusak dan hingga saat ini belum diserahterimakan.

Ia menduga, pembangunan tersebut dinilai sia-sia dan hanya menghabiskan uang negara karena bangunan tidak berkualitas dan asal-asalan.

“Apa yang kami sebutkan ini tidak terlepas dengan kondisi saat ini, di mana beberapa dokumentasi yang kami dapatkan memperlihatkan ruangan dari dalam gedung mengalami kebocoran. Temuan ini bukan satu atau dua kali,” ungkap Edy Sahputra.

Sebut dia, akibat kebocoran bangunan tersebut, salah satu lift atau elevator yang berada di lantai satu bangunan yang dibangun pada tahun 2021 lalu, mengeluarkan air yang begitu deras sehingga menyebabkan lantai di ruangan tersebut tergenang air.

Tak hanya di lokasi lift atau elevator saja, kejadian tersebut juga terjadi di lantai dua.

Ruangan yang berada dekat dengan tangga menuju lantai III juga bocor dan kemudian menyebabkan lantainya seperti banjir.

“Kami sangat mengkhawatirkan atas kondisi bangunan tersebut, apalagi dengan kondisi kebocoran yang bisa mengakibatkan terganggunya pelayanan terhadap pasien yang berada dalam gedung atau ruangan,” kata Edy.

Pihaknya menduga, bahwa proses pembangunan gedung rumah sakit tersebut mengalami kegagalan konstruksi.

Ini menjadi sinyal jika proses pengawasan dari pelaksanaan pembangunan gedung tersebut tidak berjalan.

Dari data dokumen lelang yang diperoleh GeRAK, rehabilitasi pembangunan ruang rawat inap RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dikerjakan oleh PT JTB, di mana penandatanganan kontrak dilakukan pada 6 Juli 2021.

“Untuk itu, kami mendorong aparat penegak hukum (APH) segera melakukan penyelidikan atas kejadian ini,” tukas dia.

“Apalagi gedung tersebut dipakai oleh masyarakat Kabupaten Aceh Barat, dan tentunya kami juga minta agar gedung tersebut dilakukan uji kelayakan pemakaian paska kejadian tersebut,” harap Edy Syahputra.

Dikatakannya, bahwa untuk memastikan asal muasal keluarnya air, baik yang berada di lift atau elevator dan juga ruangan lainnya, cukup penting agar kemudian dapat dipastikan bahwa gedung tersebut masih layak dipergunakan 

Pihaknya meminta agar dalam hal ini perlu melibatkan ahli konstruksi bangunan dalam menilai layak tidaknya bangunan tersebut.

Tak hanya itu, pihaknya juga meminta agar Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan audit investigatif.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved