Opini
Melawan Deman Berdarah Dengue Menuju Indonesia Zero Dengue Death 2030
Sistem surveilans memerlukan dukungan sistem teknologi informasi yang dapat memberikan informasi secara real time untuk kewaspadaan dan respon dini. P
Oleh: Dahrul Fakri, Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USK, dan PNS pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sabang
DEMAM berdarah dengue atau DBD merupakan salah satu penyakit menular yang masih menyerang penduduk di Indonesia dan menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang belum dapat ditanggulangi sampai saat ini.
Kasus DBD secara global update 31 Oktober 2021 berjumlah 1.472.059 kasus yang dilaporkan. Negara-negara di dunia yang menyumbang kasus DBD terbanyak antara lain adalah Brazil (863.650), India (123.106), Vietnam (61.304), Philippines (61,170) dan Peru (41.379) (ECDC 4th Jan 2022).
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan di tahun 2022 “jumlah kasus DBD di Indonesia dilaporkan mencapai 131.265 kasus, hampir 40 persen penderita berusia 0-14 tahun dan jumlah kematian akibat DBD mencapai 1.135 kasus”.
Baca juga: Antisipasi Demam Berdarah, Biddokkes Polda Aceh Fogging Seluruh Polsek di Aceh Barat
Dalam perjalanan penanggulangan dengue, hasil kerja bersama telah mencapai sebuah tonggak keberhasilan yaitu angka kematian akibat dengue (case fatality rate) sudah mencapai kurang dari 1 % sejak tahun 2008, dibanding saat awal dilaporkannya kasus dengue pada tahun 1968 sebesar 41,3 %.
Mengingat pembelajaran dari penanganan pandemi COVID dan Indonesia sebagai negara endemis dengue, maka pendekatan multisektor yang terkoordinasi perlu diperkuat untuk meningkatkan kesiapan nasional dan daerah dalam menghadapi masalah dan mengantisipasi dampak dengue yang akan datang.
Dalam rangka menuju angka nol kematian akibat dengue di tahun 2030 (zero dengue death 2030), selayaknya seluruh komponen bangsa dapat lebih memaknai nilai-nilai gotong royong dan bersama-sama melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan DBD.
Partisipasi seluruh komponen bangsa sangat penting dikedepankan dalam pencapaian target indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 maupun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2020-2024 yaitu 90 % kabupaten/kota dengan Incidence Rate (IR) DBD ≤49/100.000 penduduk pada tahun 2024.
Baca juga: Perhatian! Bangladesh Dilanda Wabah Demam Berdarah, 7 Ribu Anak Terjangkit DBD: 176 Orang Meninggal
Guna mendorong terwujudnya visi RPJMN 2020-2024 yaitu meningkatkan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan nasional, khususnya penguatan pelayanan kesehatan primer dengan peningkatan upaya promotif dan preventif yang didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat DBD.
Kolaborasi dengan semua pihak, untuk tingkat kabupaten/kota harus melibatkan banyak sektor seperti Dewan, SKPD, Camat, Kepala Desa, dunia usaha dan organisasi sosial kemasyarakatan.
Promosi Kesehatan terkait DBD kepada masyarakat
Strategi pertama untuk meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan dengan melakukan sosialisasi penanggulangan DBD melalui media dan elektronik. Sosialisasi dan informasi tentang DBD langsung ke tingkat Desa, Sekolah, tempat-tempat usaha dan tempat lainnya yang ada perkumpulan masyarakat.
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
Implementasi dari program pengendalian vektor melalui kegiatan PSN 3M Plus melalui gerakan G1R1J perlu partisipasi masyarakat secara luas dan optimal khususnya peran keluarga dalam satu keluarga satu jumantik serta rutin melakukan abatisasi massal pada tempat-tempat yang dicurigai ada jentik dengue.
Masyarakat perlu memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pemberantasan sarang nyamuk, edukasi yang tepat mengenai cara mengenali, mencegah, dan menghancurkan sarang nyamuk menjadi langkah awal dalam pengendalian DBD.
Peran lintas sektor salam penanggulangan DBD
Peran lintas sektor sangat menentukan dalam keberhasilan penanggulangan DBD di suatu daerah. Pembelajaran yang berharga perlu kita ambil dari penanganan pandemi Covid adalah keterlibatan, terkoordinasi, berkolaborasi dan terkonsolidasi dengan baik peran lintas sektor.
Pola yang sudah terbentuk waktu penanganan Covid perlu dilanjutkan dalam penanganan DBD di suatu daerah akan memberikan kekuatan yang luar biasa untuk menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh DBD.
Komitmen ini sesuai dengan Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 dan juga sesuai dengan Komitmen Global dalam menanggulangi dengue yang tertuang dalam The Global Strategy for Dengue Prevention and Control 2012-2020 dan A Road Map for Neglected Tropical Disease (NTDs) 2020-2030.
Kegiatan perlombaan kawasan bebas jentik
Lomba Kawasan Bebas Jentik (LKBJ) dapat memotivasi peran masyarakat dalam menciptakan kawasan bebas jentik dengan memberikan hadiah kepada pemenang lomba dengan kriteria-kriteria yang sudah disepakati bersama di awal program ini diluncurkan. Hal ini diharapkan akan memicu partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar, termasuk halaman pekarangan dan tempat-tempat umum.
Baca juga: Ketahui, Empat Hal yang Perlu Dipantau Saat Anak Mengalami Demam Berdarah
Pemanfaatan teknologi informasi
Sistem surveilans memerlukan dukungan sistem teknologi informasi yang dapat memberikan informasi secara real time untuk kewaspadaan dan respon dini. Pengembangan informasi secara elektronik dapat memberikan informasi tepat waktu terutama di level kabupaten/kota. Beberapa daerah sudah mengembangkan sistem informasi dengue secara elektronik.
Riset berbasis inovasi teknologi
Riset inovasi yang sudah dilakukan dan berhasil menurunkan kasus DBD adalah dengan teknologi wolbachia dengan hasil menunjukkan penurunan 77 % kejadian dengue di daerah intervensi (yang mendapatkan intervensi wolbachia) dibandingkan dengan daerah yang tidak menggunakan intervensi wolbachia. Contoh kota Yogyakarta (Utarini et al, 2021). Riset inovasi ini juga direkomendasikan oleh Vector Control Advisory Group (VCAG).
Riset berbasis teknologi wolbachia ini sudah dilakukan pengkajian risiko oleh Kementerian Riset dan Teknologi pada tahun 2016, technologi nyamuk wolbachia memiliki tingkat risiko keamanan (safety) yang paling rendah (Word Mosquito Program) di Yogyakarta 2017.
Inovasi berbasis masyarakat dalam pencegahan DBD
Melakukan intervensi DBD dengan cara penanaman tanaman pengusir nyamuk di rumah-rumah warga, di sekolah dan tempat-tempat umum lainnya merupakan langkah yang sangat sederhana dengan biaya yang sangat murah dengan melibatkan masyarakat, dan anak-anak sekolah, tanaman tersebut seperti Zodia, Lavender, Lemont Balm, Catnip, Geranium dan Serai Wangi.
Penggunaan vaksin dengue
Salah satu upaya yang dilakukan untuk pengendalian dengue adalah dengan pengembangan dan pemberian vaksin. Vaksin tersebut diharapkan dapat mencegah virus dengue tipe 1, 2. 3 dan 4 dengan target sasaran usia 6-45 tahun.
Sumber pembiayaan program penanggulangan dengue
Perencanaan anggaran pemerintah daerah, lintas program, lintas sektor dan multi pihak melalui komunikasi dan advokasi. Upaya intervensi yang bisa dilakukan adalah:
(1) melakukan komunikasi dan advokasi kepada pemangku kepentingan lintas sektor dan multi-pihak dalam penyusunan rencana anggaran dari berbagai sumber pendanaan di pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa, swasta, filantropi, dan pihak lainnya;
(2) Mengadvokasi multi sektor agar indikator dalam program penanggulangan dengue dapat terintegrasi dalam indikator di sektor lain;
(3) Menyusun kebijakan dan regulasi yang terintegrasi antar lintas pemangku kepentingan terkait pembiayaan program dengue;
(4) Melakukan revitalisasi kelompok kerja operasional (pokjanal) dengue; dan
(5) Melakukan kampanye edukasi dengue ke berbagai pihak dan masyarakat secara luas, memanfaatkan momentum seperti ASEAN Dengue Day dan Hari Pengendalian Nyamuk, serta memungkinkan penggunaan Dana Desa untuk penanggulangan DBD terkait promotif dan preventif tidak hanya pada saat terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).(*)
Baca juga: Amanda Manopo Ungkap Ada Kesalahpahaman, Dapat Job Game Online dari Manajer Rp 16 Juta
Baca juga: Kata dr Zaidul Akbar 3 Hal Ini Jadi Penyebab Lemahnya Jantung, Dipengaruhi Oleh Penyakit Hati?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.