Breaking News

Kesehatan

Suami Punya Peran Penting, Jangan Sampai Istri Stres saat Hamil, Akibatnya Bisa Fatal Kata dr Boyke

Saat istri hamil, suami tidak diperkenankan melakukan hal-hal yang dapat memicu terjadinya stres berlebihan pada sang istri.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Boykepedia
dr boyke. 

Suami Punya Peran Penting, Jangan Sampai Istri Stres saat Hamil, Akibatnya Bisa Fatal Kata dr Boyke

SERAMBINEWS.COM - Kehamilan merupakan hal yang membahagiakan bagi pasangan suami istri yang mendambakannya.

Saat hamil, ibu penting sekali menjaga kesehatan, asupan makanan dan pikiran agar tidak stres.

Pasalnya, pikiran yang stres dapat mengganggu kesehatan janin.

Menurut seksolog yang juga seorang spesialis kandungan, dr Boyke mengatakan, ibu hamil tidak hanya memiliki fisik yang sehat saja, tetapi harus memiliki lingkungan dan kondisi psikologis yang sehat.

Ketiga hal tersebut sangat dibutuhkan ibu hamil.

"Hamil tidak hanya fisik yang sehat, lingkungan yang sehat dan juga konsisi sikologis sangat dibutuhkan wanita yang hamil," kata dr Boyke dikutip Serambinews.com dari kanal YouTube Boykepedia, Sabtu (7/10/2023).

Baca juga: Solusi Atasi Kegemukan pada Wanita, dr Boyke Anjurkan 3 Hal Ini, Gangguan Hormon hingga PCOS Bye-bye

Menurut dr Boyke, stres berkepanjangan yang dialami ibu hamil berisiko membuat janin tidak berkembang optimal atau dikenal dengan pertumbuhan janin terhambat.

Oleh karena itu, kondisi ibu hamil harus tetap dijaga, baik itu kesehatan maupun psikologisnya.

Lanjut dr Boyke, dalam hal ini sangat dituntut pentingnya peran suami.

"Kondisi ibu hamil harus tetap dijaga dan peran yang paling penting di sini justru adalah para suami," tegas dr Boyke.

Ilustrasi stres
Ilustrasi stres (Pixabay.com)

dr Boyke mengungkap pentingnya peran suami saat istri dalam kondisi hamil.

Saat istri hamil, suami tidak diperkenankan melakukan hal-hal yang dapat memicu terjadinya stres berlebihan pada sang istri.

Baca juga: Tingkatkan Kesuburan, Seksolog dr Boyke Anjurkan Wanita Sering Makan Ini Mulai dari Sekarang

Beberapa kasus sering ditemukan jika stres pada ibu hamil mayoritas disebabkan para suami.

"Itulah yang membuat wanita-wanita hamil sering menangis, sering sedih," imbuhnya.

Lantas, apa saja hal dapat membuat istri stres yang disebabkan oleh suami?

1. Suami tidak menamani cek kandungan

dr Boyke kerap menemukan suami yang tidak peduli terhadap istrinya saat hamil.

Misalnya, suami tidak menemani istri memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter kandungan.

Meskipun ini dianggap sepele, namun hal-hal seperti ini kerap membuat istri merasa stres dan merasa tidak dipedulikan oleh suaminya bahkan parahnya istri juga merasa tidak dicintai.

Baca juga: 6 Kebiasaan Ini Bikin Pria Tidak Subur Kata Seksolog dr Boyke, Nomor Satu Paling Sulit Dihindari 

"Untuk hal yang sepele saja misalnya, banyak bapak-bapak tidak mau mengantar ketika istrinya memeriksakan diri ke dokter kandungan, itu sudah membuat stres yang tersendiri karena merasa dalam hati si ibu berpikir apakah si bapak itu mencintai dirinya, nah itu sering," lanjut dr Boyke.

2. Suami tidak peduli

Tak hanya itu, dr Boyke kembali mengingatkan para suami jangan sampai membuat istri yang tengah hamil menjadi stres karena tidak memedulikannya.

Misalnya, suami kerap bermain bersama teman-temannya tanpa menghiraukan istri yang sedang mengandung.

"Si bapak tersebut kadang tidak sadar bahwa istri yang hamil itu membutuhkan perhatian, dia tetap main-main dengan temannya, kumpul-kumpul bahkan clubbing tanpa menghiraukan istrinya yang sedang hamil," pungkasnya.

Lindungi Janin dari Stres Selama Kehamilan

Kehamilan adalah saat yang membahagiakan bagi pasangan suami istri yang mendambakannya, perasaan bahagia ini lebih dominan pada seorang ibu, semestinya demikian, akan tetapi bagaimana perasaan pada seorang calon ibu yang pertama kali hamil?

Bisa ada perasaan gembira dan bercampur rasa kuatir, cemas, apalagi mendekati proses kelahiran nantinya.

Baca juga: Benarkah Orang Gemuk Susah Hamil? Simak Penjelasan Seksolog dr Boyke, Singgung Berat Badan Ideal

Stres karena kekuatiran ini dapat berdampak munculnya depresi pada wanita hamil.

Depresi merupakan gangguan mood atau perasaan yang muncul pada 1 dari 4 wanita yang sedang hamil.

Ini kebanyakan tidak pernah menyadari keadaan ini, dianggap lazim, biasa saja, memang sering terjadi pada wanita hamil.

Para ibu mengatakan, semua juga mengalami perasaan seperti itu, padahal kondisi seperti ini perlu segera ditangani dan jika tidak ditangani dengan baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam kandungan.

Depresi dalam kehamilan merupakan gangguan perasaan yang sama seperti gangguan perasaan yang dirasakan kurang nyaman setiap orang pada umumnya, perasaan tertekan, depresi.

Depresi dapat disebabkan karena adanya perubahan hormonal pada saat hamil yang ternyata mempengaruhi perasaan ibu hamil seperti merasa kesal, jenuh, lelah atau sedih.

Gangguan lain seperti gangguan pola tidur, apalagi mendekati waktunya proses kelahiran yang membuat Ibu hamil merasa letih karena sering terbangun disaat janin bergerak kuat berdampak pada kulit muka menjadi pucat, kusam, kurang segar.

Dari pengalaman praktek, ternyata dengan adanya kekuatiran akan kandungan atau kehamilan menimbulkan keluhan mual dan muntah pada awal trimester pertama.

Kondisi ini bisa berlanjut dengan timbulnya masalah-masalah yang lain dapat menyebabkan ibu bertambah stres dan depresi menjadi semakin dalam.

Seorang ibu hamil yang terus-menerus gelisah atau kuatir akan keadaan bayinya membuat dirinya makin merasa tertekan.

Dilansir dari laman RS Permata Cibubur, dr. Stephanus Putra Nurdin memberikan tanda dan gejala stres pada kehamilan.

Tanda depresi pada ibu hamil:

1. Perasaan sedih, namun tidak jelas apa rasa sedihnya, apa yang disedihkan.

2. Konsentrasi mudah terganggu karena banyak yang dipikirkan.

3. Gangguan pola tidur, kadang lama kadang sedikit waktu tidurnya.

4. Malas dan gairah berkurang, mengganggu aktifitas.

5. Kecemasan semakin tinggi dan mudah panik.

6. Mudah timbul rasa bersalah dan merasa tidak berguna.

7. Pola makan berubah, tanda mual sampai muntah.

Akibat gejala di atas memungkinkan sekali terjadi hal-hal seperti:

  • Kelahiran sebelum waktunya.
  • Gangguan muntah berlebihan.
  • Ancaman keguguran berulang.
  • Timbul gangguan pada janin di dalam kandungan.
  • Timbul gangguan kesehatan mental pada anak di masa depan.

Menurut Tiffani Field, Ph. D dari penelitian selama 20 tahun, menemukan anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami depresi berat selama kehamilan memiliki kadar hormon stres yang tinggi, aktivitas otak yang peka terhadap rangsangan depresi, menunjukkan ekspresi yang minimal, dan mudah mengalami gejala depresi yang berbeda-beda, seperti sulit makan dan tidur.

Keadaan berbahaya jika depresi pada bayi baru lahir tidak segera ditangani dengan baik, anak akan berkembang dan bertumbuh menjadi anak yang tidak bahagia.

Mereka bisa mengalami kesulitan ketika mulai belajar berjalan, kurangnya berat badan, dan memiliki sifat mudah stres.

Jika keadaan ini tetap tak tertanggulangi, anak akan tumbuh menjadi anak yang mudah jatuh ke dalam depresi, terlihat ketika mulai bersekolah mereka mengalami banyak masalah seperti gangguan perilaku, yang berbeda dengan kebanyakan anak lain seusianya.

Oleh karena itu, sejak ibu hamil terdeteksi mengalami depresi ringan layak mendapat pertolongan segera secara professional.

Saat ini tenaga profesional tersebut adalah tempat yang paling tepat untuk berkonsultasi, tempat berbagi tentang perasaan yang sulit diterima orang lain.

Hasil yang diharapkan nantinya ibu hamil dapat menemukan dan melihat solusi yang terbaik untuk dirinya sendiri serta janin yang ada di dalam kandungannya, mengikuti kondisi yang terbentuk dari ketenangan serta kenyamanan sang ibu.

Ada beberapa cara atau metode terapi, seperti konsultasi dengan dokter kandungan, dengan metode berkelompok, psikoterapi atau hipnoterapi secara rutin dan berkala, pemberian obat-obatan hanya bersifat tambahan vitamin atau simtomatik.

Jika gejala depresi yang sangat berat maka dokter kandungan mungkin akan meresepkan obat untuk mengatasinya yang tentunya aman untuk kehamilan.

Dokter dapat merujuk kepada psikiater, psikolog atau terapis lain yang berhubungan dan dapat dipercaya untuk membantu pemulihan terutama dari pemulihan pola berpikir.

Selain cara di atas, carilah teman atau orang yang dipercaya untuk berbagi tapi orang yang sungguh mengerti tentang perasaan ibu hamil secara positif.

Jauhkan teman yang justru membuat semakin dalam tingkat depresi, makin cemas, pilihlah teman yang netral dan paham benar tentang pola pikiran bukan sekedar punya pengalaman pribadi karena bisa saja anda terpengaruh dengan pola pikir yang salah.

Tangani depresi bersama orang lain, janganlah seorang diri, karena sesungguhnya ibu hamil sangat membutuhkan seseorang untuk berbagi dalam mengatasi perasaan yang dirasakan.

Suami diharapkan berperan aktif dalam membantu penyembuhan istri, ajaklah juga suami anda ketika berkonsultasi dengan konsultan pribadi agar sepaham dan mengerti akan proses yang terjadi tentang kehamilan, usahakanlah dan tentu menjadi jauh lebih baik.

Peran suami sangat besar ketika istri sedang mengandung dan juga setelah melahirkan.

Ibu hamil mendapat dukungan yang berharga.

Bentuk dukungan tersebut dapat dengan berbagai cara ketika memberi ketenangan, mengambil alih sebagian pekerjaan istri.

Bisa juga dengan memberi pijatan ringan ketika istrinya merasa pegal. Pastinya dengan dukungan penuh dari suami, istri dapat menikmati masa kehamilannya dengan hati senang dan terbebas dari depresi.

Bentuk kerjasama istri dan suami dalam pencegahan serta penanganan keluhan stres atau depresi pada kehamilan dan persalinan sering didapat pada konsultasi dan pelatihan di dalam program Hypno-Birthing.

Dalam program ini banyak diajarkan bagaimana mencapai tujuan bersama dengan memahami segala kebutuhan yang diperlukan dalam sebuah proses kehamilan dan persalinan dalam kebersamaan pemahaman untuk mencapai sebuah tujuan secara penuh bertanggungjawab, penuh kelembutan dan kasih sayang sehingga nyaman saat menjalankan kehamilan dan persalinan nantinya.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved