Konflik Palestina vs Israel

Iron Dome, Benteng Pertahanan Udara Israel ‘Kewalahan’ Hadapi Gempuran Serangan Roket Hamas

Hal itu membuat Israel kewalahan dalam menjaga pertahanan udaranya, dan mengakibatkan pemerintah Israel menyatakan darurat perang.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
(AFP / JACK GUEZ)
Sistem pertahanan anti-rudal buatan Israel, Iron Dome atau Kubah Besi. 

“Dengan ribuan roket di udara dalam waktu yang sangat singkat, tidak ada satu pun sistem pertahanan udara di dunia yang mampu mengatasi hal tersebut,” katanya.

Sebagai perbandingan, serangan terbesar Rusia terhadap Ukraina dengan rudal jelajah, roket, dan drone berjumlah sekitar 100 proyektil yang memungkinkan pihak bertahan untuk menembak jatuh sebagian besar proyektil.

Brigadir Barry menyatakan bahwa perangkat penyadap dan sensor Israel yang rumit di sepanjang penghalang sepanjang 65 km mungkin tidak gagal tetapi malah kewalahan.

“Mungkin saja Israel tidak berada di pagar atau di kamp-kamp mereka yang dibentengi dengan kekuatan yang cukup, dan pasukan reaksi cepat mereka tidak bisa sampai di sana dengan cukup cepat,” katanya.

“Pagar adalah pertahanan linier dan dapat memiliki semua sensor dan teknologi pengawasan yang diinginkan,

tetapi jika tidak dapat bereaksi terhadap upaya pelanggaran dengan cukup cepat, maka hal tersebut akan sia-sia.”

Pada saat yang sama dengan serangan roketnya, Hamas melancarkan invasi darat, udara dan laut, yang untuk sementara waktu terbukti terlalu merepotkan bagi pertahanan Israel.

“Hamas berkinerja sangat baik dalam semua aspek perencanaan, pengumpulan intelijen, dan pelaksanaannya,” kata Michael Stevens, otoritas terkemuka Inggris di Timur Tengah.

“Itu adalah serangan yang direncanakan dengan baik namun sangat brutal,” katanya lagi.

Baca juga: Israel Gunakan Bom Canggih Penghancur Bunker Hamas di Gaza, tidak Peduli Kerusakan dan Korban Sipil

Ibu Kota Tel Aviv diterangi dengan tembakan roket Hamas dan sistem pertahanan udara Iron Dome Israel pada Sabtu (15/5/2021) yang kembali terjadi pada Senin (17/5/2021) malam.
Ibu Kota Tel Aviv diterangi dengan tembakan roket Hamas dan sistem pertahanan udara Iron Dome Israel pada Sabtu (15/5/2021) yang kembali terjadi pada Senin (17/5/2021) malam. (AFP/ahmad gharabli)

Menara senapan mesin berat otonom Israel, yang dirancang untuk menembaki serangan perbatasan secara otomatis, juga menjadi sasaran drone Hamas yang menjatuhkan granat dalam taktik serupa yang digunakan Ukraina terhadap tank Rusia.

Sebuah sumber yang terhubung dengan intelijen Israel mengatakan bahwa Hamas juga diduga “sengaja menciptakan ketegangan” di kota Huwara di Tepi Barat untuk menarik pasukan menjaga Jalur Gaza.

“Hal ini mengakibatkan beberapa pasukan dipindahkan dari apa yang dianggap sebagai front tenang yang berarti bahwa dari tiga batalyon yang biasanya mengelilingi Gaza, hanya satu yang hadir dan dua lainnya berada di Huwara,” kata sumber tersebut.

Stevens mengatakan bahwa kekerasan di Tepi Barat yang diduduki memaksa Israel untuk mengalihkan sumber daya beberapa batalyon dari Gaza yang seharusnya berada di Gaza.

Dia juga menyatakan kegagalan intelijen yang sangat besar ini adalah akibat pertikaian politik Israel saat ini yang berdampak pada badan keamanannya.

“Ada peningkatan persaingan di dalam kementerian keamanan untuk mendapatkan peran dan akses terhadap posisi tertentu yang kini didominasi oleh pemain politik,” katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved