Pojok UMKM
Dinas Koperasi UKM Aceh Bantu Kemasan Produk untuk 40 UMKM
Pembinaan dan keberpihakan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Aceh kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), di kabupaten/kota....
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pembinaan dan keberpihakan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Aceh kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), di kabupaten/kota boleh dikatakan sudah maksimal.
Mulai dari pemberian bimbingan teknik (Bimtek) bagi wirausaha muda dan pemula, penyaluran bantuan alat kerja dan kemasan produk, serta lainnya.
“Semua kami lakukan bagi UMKM di kabupaten/kota, agar UMKM yang telah dibina bisa tumbuh dan berkembang menjadi UMKM yang tangguh dan mandiri di kemudian hari,” kata Kepala Dinas Koperasi UKM Aceh, Azhari S.Ag, M.Si, usai penyaluran bantuan kemasan kepada sejumlah UMKM di Banda Aceh, Jumat (20/10).
Azhari yang didampingi tiga orang stafnya, Saiful, Andri dan Doddy mengatakan, program pembinaan kepada UMKM terus akan dilakukan pemerintah, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan gampong.
Misalnya bimbingan teknik kewirausahaan, diberikan kepada pengusaha pemula, kemudian diikuti dengan pemberian bantuan alat kerja dan sekarang diberikan lagi bantuan kemasan. Hal ini agar pembinaan yang dilakukan tersebut berkelanjutan dan memberikan hasil yang positif di kemudian hari.
Sehingga, katanya, tidak ada lagi pihak yang menyalahkan pemerintah tak peduli UMKM jika dikemudian hari, UMKM yang telah menerima bantuan secara berkelanjutan, tidak bisa tumbuh menjadi UMKM yang berkembang, maju dan mandiri,” ujar Azhari.
Membantu UMKM, kata Azhari, sama artinya dengan membantu masyarakat untuk meningkatkan pendapatan individu/KK, penyerapan tenaga kerja dan mengurangi pengangguran serta kemiskinan di desa dan kota.
"Semakin banyaknya masyarakat kita yang berusaha, maka bisa mengurangi angka pengangguran, kemiskinan dan kejahatankejahatan", katanya.
Di negara-negra maju, seperti Cina, Jepang, Korea, pendapatan per kapita masyarakatnya tinggi, disebabkan banyak masyarakat yang berusaha, sehingga membuat perkapita masyarakat, desa, kecamatan, kabupaten/kota, pronvinsi dan negaranya menjadi tinggi.
Di Aceh, ungkap Azhari, sejak dua tahun terakhir ini, Pemerintah Aceh bersama stake holder yang ada di daerah ini, secara intensif melakukan gerakan pembinaan kepada UMKM, agar pendapatan per kapitanya naik, sehingga Aceh tidak lagi menjadi daerah termiskin di Pulau Sumatera.
Angka pendapatan per kepitanya sudah naik, hal ini salah satunya karena UMKM yang dibina di daerah in sudah mulai tumbuh dan berkembang.
Bahkan ada beberapa UMKM, produknya sudah mulai menembus pasar luar negeri, karena telah memiliki kemasan standar Internasional.
Bantuan kemasan produk kuliner yang diberikan kepada UMKM di Aceh ini, kata Azhari, adalah kemasan yang sudah berstandar nasional, sehingga jika pun diekspor, negara tujuan sudah bisa menerimanya.
Santri Erlinda, salah satu pelaku UMKM dari Abdya, penerima bantuan kemasan dari Dinas Koperasi UKM Aceh mengatakan, bantuan kemasan yang diberikan kepadanya ini merupakan bantuan lanjutan.
"Bantuan itu sangat kami butuhkan sebagai contoh untuk kami cetak kembali untuk pemasaran berikutnya", tuturnya.
Santri Erlinda menambahkan, bantuan kemasan Diskop UKM Aceh ini merupakan perangsang dan motivasi bagi pelaku UMKM untuk membiasakan diri agar mengemas produknya dengan bagus dan menarik, agar menjadi daya tarik bagi konsumen untuk membeli produk kulinernya.
Wahyu Viga Wangsa, pelaku UMKM Bidang Usaha Minyak Wangi mengatakan, bantuan kemasan produk minyak wangi yang dibantu Dinas Koperasi dan UKM Aceh ini cukup bagus dan ia mengucapkan terima kasih.
"Bantuan kemasan ini, sebagai bukti Dinas Koperasi dan UKM Aceh, sangat peduli dengan pelaku UMKM di daerah", kata Wahyu.
Sementara Mulya Fajri, perajin fashion dari Aceh Besar yang mendapat bantuan kemasan fashion mengaku sangat gembira mendapat bantuan kemasan fashion dari Dinas Koperasi dan UKM Aceh.
Bantuan kemasan fashion ini, sangat membantu dan meringankan usahanya, untuk meningkatkan daya saing dan prestise produk baju. “Dengan ada bantuan kemasan fashion ini, produk baju yang dihasilkan menjadi lebih berkelas,” tuturnya. (*)
Kisah Owner Madu Hutan Lusera Gusma Gemayu: Pernah Ditolak, Kini Omzet Capai Belasan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kisah Rintis Keumamah Cutkak di Sabang, Beromzet hingga Rp 25 Juta dan Siap Tembus Pasar Luar Negeri |
![]() |
---|
Perjalanan Terasi Awaina di Langsa, Berdiri Tahun 1950-an, Hasilkan Omzet hingga Rp 12 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kisah Owner Kj Ratna di Aceh Timur, Buka Usaha Fashion hingga Omzet Capai Rp 30 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Rani Rintis Usaha Dessert di Tengah Kesulitan Ekonomi, Kini Punya Omzet hingga Rp 45 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.