Jurnalisme Warga
Meriahnya Acara Dies Natalis Ke-9 ISBI Aceh
Karena ini dies natalis, tentu saja ada orasi ilmiah. Dies reader-nya kali ini diundang dari Malaysia, yakni Datuk Dr Siti Zainon Ismail, Prof Adjunt
Pemerannya adalah Humam Prayuda, Dinda Alfya, Nadia Faguita, Siti Nurfadhilah, Fitriatul Jannah, Innaya Syakila, Selvianti, Tiur Bunga Tampubolon, dan Aira Safira.
Menampilkan ‘body painting’ dan lakon Humam Prayuda yang jari kaki dan tangannya sudah diikat dengan tali, aksi ini menceritakan tentang keresahan dan situasi tertekan mahasiswa yang dibatasi dan dikontrol ruang geraknya. Namun, dasar mahasiswa, walaupun dibatasi ruang geraknya tetap saja teguh pada pendiriannya.
Suasana tambah menarik saat cat dilemparkan kepada mahasiswa yang berperan pada ‘body painting’ tersebut. Posisi kedua pergelangan kaki dan tangannya diikat dan ditarik oleh mahasiswa lainnya. Ini simbolik bahwa meski mahasiswa mendapat tantangan, rintangan, dan cemoohan, tetapi tetap kuat dan tegar.
Kemudian ia diceburkan ke dalam ember yang berisi cat dan dilempari dengan cat oleh mahasiswa lainnya. Klimaksnya, si pemeran ‘body painting’ mencelupkan wajah dan kepalanya ke dalam kloset yang sengaja disediakan sebagai properti pertunjukan sehingga membuat penonton teriak histeris.
Kemudian, mereka melemparkan cat secara abstrak dan terakhir semua pemeran berbondong-bondong melemparkan cat secara abstrak pada papan yang sudah disediakan dan ternyata mereka menuliskan Selamat Ulang Tahun ISBI Aceh.
Pertunjkan seni murni ini ditutup dengan Humam Prayuda berlari mngelilingi pemeran lain dengan membawa bendera komunitasnya.
Bagi mahasiswa Prodi Kajian Sastra dan Budaya serta Prodi Bahasa Aceh ini merupakan penampilan pertama mereka karena kedua prodi tersebut merupakan prodi baru di ISBI Aceh.
Sementara itu, mahasiswa Prodi Kajian Sastra dan Budaya menampilkan puisi dengan judul Kota Pesta dan Kenangan. Ini mengisahkan tentang seseorang yang berbangga dan berbahagialah dengan jabatan yang dimiliki.
Dari Prodi Bahasa Aceh menampilkan pidato bahasa Aceh dengan isi seluruh pidato berbahasa Aceh.
Penampilan selanjutnya, yaitu tari guel dari Komunitas Matagabi (Mahasiswa Tanah Gayo ISBI Aceh). Tari guel sendiri merupakan tari budaya yang berasal dari Gayo. Penampilan dari Matagabi tersebut sangat meriah dan seru sehingga pengunjung terpukau.
Selanjutnya, penampilan tarian yang dipersembahkan oleh murid-murid MIN 45 Aceh Besar. Mereka menari dengan sangat bagus dan kompak sehingga penontn terhipnotis dan membuat semua mata tertuju pada mereka. Pengunjung yang jauh mendekat ke panggung untuk menyaksikan secara dekat penampilan tari mereka yang dimainkan dengan sangat lincah dan lihai, tidak kalah dari penampilan mahasiswa ISBI Aceh sendiri.
Terakhir, penampilan baca puisi dari grup Suster (Sukma Teater) dari Sekolah Sukma Bangsa yang berasal dari Indrajaya, Kabupaten Pidie. Terlihat betapa mereka sangat menguasai perannya masing-masing dengan skill yang mereka punya. Mereka juga memberikan penampilan terbaik di acara dies natalis ISBI Aceh tahun ini.
Penampilan-penampilan pada pertunjukan dalam rangka Dies Natalis Ke-9 ISBI Aceh tahun ini sangat meriah dan menyenangkan, apalagi diadakan di halaman gedung baru kampus yang baru saja diresmikan. Semoga pada dies natalis tahun depan bisa diadakan lebih banyak lagi kegiatannya dan lebih banyak lagi yang bisa ikut berpartisipasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.