Breaking News

Konflik Palestina vs Israel

Roshdi Sarraj Jurnalis Palestina ke-22 yang Dibunuh Israel, Rumahnya Hancur Dibombardir Jet Tempur

Jet tempur Israel terus membombardir wilayah Jalur Gaza. Jurnalis Palestina pun kembali menjadi korban. 

Editor: Faisal Zamzami
Foto: Quds News Network
Jurnalis foto Palestina, Roshdi Sarraj, yang meninggal oleh jet tempur Israel. Rumahnya di Gaza dibombardir dari udara oleh militer Israel. Roshdi Sarraj jadi jurnalis Palestina ke-22 yang tewas sejak perang Hamas versus Israel meletus di Gaza 7 Oktober 2023. 

Salah satu korban selamat dalam serangan itu adalah Samah Murad Msameh, seorang ibu rumah tangga.

Saat kejadian dia bersama warga sipil lainnya menaiki truk berkonvoi dengan kendaraan lainnya menuju Jalur Gaza di selatan.

Sementara itu, bagi jurnalis foto lepas Sameh Murad (29) peristiwa serangan udara Israel terhadap konvoi kendaraan yang ditumpangi warga sipil Gaza pada Jumat 13 Oktober 2023 tersebut sungguh tak dapat dia lupakan.

Dia sedang berada di Rumah Sakit al-Shifa pada saat peristiwa terburuk itu terjadi.

Dina Taher, istrinya, bersama anak perempuan dia, ibu dan saudaranya laki-lakinya telah meninggalkan Kota Gaza pada hari itu dengan mengendarai truk pick-up, menuju ke selatan menuju Khan Younis.

 
Dina Taher meninggal oleh serangan bom Israel.

“Dia adalah cinta dalam hidupku,” katanya kepada Al Jazeera.

“Saya rasa saya tidak akan pernah bertemu orang seperti dia lagi," tutur Sameh Murad sedih.

Baca juga: Peringatan Keras Iran ke Israel: Timur Tengah Bisa Lepas Kendali jika Serangan ke Gaza Tak Berhenti

Sameh menikahi Dina Taher pada tahun 2021. Dina sempat stres selama seminggu karena Israel tak henti-hentinya membom Kota Gaza. 

Dina mengkhawatirkan keselamatan kedua putrinya, Mayar yang berusia 22 bulan dan Mirna yang juga masih bayi.

Sameh mengatakan, hari itu Israel meminta warga Palestina di Gaza utara untuk mengungsi dan menuju ke selatan, dan Dina berpikir mereka harus melakukan hal tersebut, agar aman dan selamat.

“Dia tidak yakin, tapi dia juga khawatir, jadi pada akhirnya dia pergi,” kata Sameh.

Saat istrinya memutuskan mengungsi ke selatan, Sameh memutuskan tetap tinggal di Rumah Sakit al-Shifa bersama jurnalis lain yang bekerja dari sana.

Saat itu rumah sakit tersebut jadi tempat berlindug ribuan orang yang kehilangan rumah dan berkumpul dalam ketakutan.

Namun para pengungsi menjadi sasaran bom Israel dari langit. Lebih dari 70 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam konvoi tersebut.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved