Perang Gaza

GAZA MENCEKAM, Israel Kembali Jatuh Bom di Malam Hari, Korban Sipil Berjatuhan, Internet Putus

Pemboman Israel melalu pesawat canggih pencabut nyawa mereka sejak tadi malam, Jumat (27/10/2023) ke kantong-kantong padat penduduk yang terkepung di

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/middleeasteye
Pemboman Israel melalu pesawat canggih pencabut nyawa mereka di kantong-kantong padat penduduk di Jalur Gaza telah mengakibatkan setidaknya 7.326 warga Palestina tewas. 

“Kehidupan personel PBB, pekerja kemanusiaan, dan jurnalis harus dilindungi. Kami berduka atas hilangnya setiap nyawa tak berdosa dalam krisis ini."

AS telah berjanji untuk mendukung Israel secara militer dan diplomatis selama perang, dan Presiden Biden telah meminta bantuan kepada Kongres sebesar $14 miliar untuk negara tersebut.

Sebelumnya, Gedung Putih mengatakan pihaknya “tidak menarik garis merah” untuk Israel.

Washington juga memberikan suara menentang resolusi Majelis Umum PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza hanya beberapa jam sebelum postingan Thomas-Greenfield di media sosial.

Sementara itu pasukan Israel telah menggerebek kamp pengungsi al-Jalazone. Pasukan Israel telah memasuki kamp tersebut. Mereka membawa buldoser.

Saat ini ada sebuah rumah yang menurut pasukan Israel dibangun secara ilegal di wilayah pendudukan Tepi Barat, namun Israel mengatakan warga Palestina memerlukan izin untuk membangunnya. Tentu saja, hampir tidak ada yang mendapatkan izin tersebut.

Awal pekan ini juga dilaporkan bahwa pasukan Israel telah membunuh dua warga Palestina dalam penggerebekan di kamp pengungsi yang sama.

Save the Children mengatakan anak-anak akan “menanggung beban terberat” dari serangan intensif Israel di Jalur Gaza.

“Meskipun skala dan sifat operasi ini masih belum jelas, jika terjadi serangan darat secara penuh, lebih dari satu juta nyawa anak-anak – hampir setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza – akan terancam,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan. penyataan.

Jason Lee, direktur kelompok tersebut di wilayah pendudukan Palestina, menekankan bahwa anak-anak Palestina dan orang tua mereka mengalami “kengerian murni”.

“Jalur Gaza adalah lingkungan perkotaan yang kecil dan padat penduduk, tanpa jalan keluar. Setiap operasi darat militer di Gaza menempatkan anak-anak dalam bahaya dan berdampak buruk pada akses terhadap layanan kesehatan, air, tempat tinggal dan makanan,” katanya.(*)

Baca juga: VIDEO Kota Gaza Dibombardir Israel, Listrik & Jaringan Internet Dilumpuhkan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved