Gebyar PKA 8 2023

Aceh Utara Pamer Dokumen Catatan Sejarah Jejak Rempah Samudra Pasai, Yuk ke Anjungan PKA Daerah Ini

Dokumen bersejarah itu dipamer di Anjungan Aceh Utara dalam Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8.

Penulis: Jafaruddin | Editor: Mursal Ismail
DOK LMS Cisah
Pemkab Aceh Utara memamerkan sejumlah dokumen yang pernah mencatat tentang peran Bandar Sumatra atau Samudra Pasai sebagai sebuah Bandar terpadat di kawasan Asia Tenggara. Dokumen ini dipamer di Anjungan Aceh Utara dalam Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh 

Di antaranya, Numismatika (dirham/gold coin, keuh/lead coin Sumatra Pasai, koin Sultan Muhammad Thughlaq, koin dari China, koin Sultan Muzaffar Syah Malaka). 

Kemudian Ragam perhiasan masa Sumatra Pasai (Manik-manik, gantungan kalung emas, gelang dan cincn chettiar, dan lain-lain). 

Selanjutnya Batu nisan, untuk menampilkan wujud tipologi batu nisan Pasai. 

Kemudian ragam fragmen keramik dari beberapa negara  luar serta periode masanya dan beberapa jenis artefak lain.

Selanjutnya adalah tema yang diusung untuk PKA-6 tentang jalur rempah kali ini akan menjadi salah satu desain pajangan yang ditampilkan. 

Baca juga: Memek Simeulue Jadi Primadona di PKA-8, Nama Unik Bikin Pengunjung Penasaran Ini Cicipi Rasanya

Tentu telah dipahami bersama, bahwa pusat kesultanan Sumatra Pasai (Aceh Utara) adalah salah satu spot titik Jalur Rempah Nusantara yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kemendikbud-Ristek Indonesia.

Laporan-laporan penjelajah dunia saat lawatannya ke Sumatra Pasai telah diterbitkan dalam beberapa karya mereka tentang komoditi rempah yang ada di sana, seperti yang disampaikan seorang penjelajah dunia asal Maroko, Ibnu Bathuthah.

Dalam laporan kunjungannya ke Sumatra Pasai diberi tajuk Tuhfah An Nadzhar menjelaskan komoditi unggulan yang ada di sana pada pertengahan abad 14 masehi adalah kelapa, pinang, cengkeh, dan kemenyan Hindia.

Selanjutnya Sulaiman Al Mahri, yang dijuluki Al Mua’allimuh Bahr (Sang navigator laut) menjelaskan dalam karyanya Al-Minhaj Al-Fakhir dalam lawatannya di awal abad ke-16 masehi, bahwa bandar Sumatra Pasai adalah sebuah bandar yang ramai dan besar, dan komoditi unggulan saat itu adalah sutra, lada, dan emas.

Terakhir adalah surat Sultan Zainal Abidin IV kepada Kapitan Mor (Portugis) juga menyiratkan hal serupa, bahwa rempah-rempah masih menjadi komoditi yang tidak bisa dipisahkan di Sumatra Pasai sampai akhirnya kesultanan itu. (*)

Baca juga: Aceh Barat dan Pidie Juara Lomba Perahu Hias-Pawai Budaya Pejalan Kaki

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved