Putra Presiden Bertanding di Pilpres 2024, Yakin Pemilu Netral?
Apakah pemerintah bakal netral di Pemilu 2024 mendatang saat putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming ikut bertanding di Pilpres?
Penulis: Sara Masroni | Editor: Taufik Hidayat
SERAMBINEWS.COM - Saat ditanya apakah pemerintah bakal netral di Pemilu 2024 mendatang saat putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming ikut bertanding di Pilpres, pengamat jawab begini.
Pengamat Politik sekaligus Akademisi Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK), Saifuddin Bantasyam mengatakan, pertanyaan soal netralitas pemerintah sebenarnya menjadi tugas terutama Partai Gerindra dan koalisinya untuk meyakinkan publik.
"Harus meyakinkan publik bahwa elemen-elemen kekuasaan itu tidak akan digunakan untuk kepentingan dalam pertarungan politik ini. Dan (meyakinkan) itu tidak mudah," kata Saifuddin dalam program Serambi Spotlight dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di Studio Serambinews.com, Kamis (16/11/2023).
"Karena dari Presiden Jokowi sendiri sebenarnya ketika Gibran menjadi cawapres pasti menyadari serangan itu akan tertuju ke dia," tambahnya.
Pengamat politik itu menyampaikan, sikap ingin menunjukkan netralitas ini sebenarnya sudah dilakukan Jokowi beberapa waktu lalu saat ia memanggil sejumlah kepala daerah.
"Jadi kata beliau dalam pidato itu, TNI, Polri, aparat pemerintah mulai dari gubernur sampai kepala daerah kabupaten/kota harus netral," jelas Saifuddin.
Baca juga: Pengamat: Ada Kekhawatiran ke Aparat Penegak Hukum di Pemilu 2024 usai Kontroversi Putusan MK
Baca juga: Dua Tentara Israel Tewas Lagi saat Menjajah di Tanah Gaza Palestina, Dua Lainnya Luka Parah
Meski demikian, setelah pidato itu terjadi peristiwa penurunan baliho salah satu pasangan capres-cawapres saat Jokowi berkunjung ke Bali.
"Ternyata ada perintah supaya baliho Mahfud dan Ganjar diturunkan karena gubernur mengatakan itu belum masanya kampanye," kata Saifuddin.
"Tetapi anehnya setelah itu dipasang lagi, ini jadi pembicaraan juga," tambahnya.
Menurut pengamat sekaligus akademisi USK itu, Presiden Jokowi harus menunjukkan apa yang menjadi perkataannya sesuai dengan perbuatan di lapangan.
"Jadi tantangan saya kira bagi Jokowi yang sudah pidato berkali-kali tentang netralitas, harus menunjukkan dalam perkataan maupun perbuatan," kata Saifuddin.
"Beliau tentu tidak ingin ada masalah kalau nanti misalnya capres nomor 2 (Prabowo-Gibran) ini menang lalu digugat, itu akan mendelegitimasi (tidak percaya), berpengaruh secara psikologi dan politik juga," tambahnya.
Baca juga: Hingga Malam Hari, Ratusan Imigran Rohingya Masih di Pantai Ulee Mandon Aceh Utara
Ada Kekhawatiran ke Aparat Penegak Hukum usai Kontroversi Putusan MK
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.