Opini

Bangga Menjadi Guru, Refleksi HUT PGRI dan HGN Ke-78

Penghargaan dan ucapan selamat mengalir melalui media sosial, spanduk dan papan bunga. Berbagai kegiatan seperti upacara, seminar dan aneka perlomba

Editor: Ansari Hasyim
IST
Jufri Aswad SAg 

Oleh: Jufri Aswad SAg, Penulis adalah Guru Pendidikan Agama Islam SMA Inshafuddin Banda Aceh, dan Anggota MGMP PAI Provinsi Aceh

SETIAP tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN). Berbagai kegiatan dan syukuran dilaksanakan oleh berbagai elemen masyarakat terutama yang berprofesi sebagai pendidik.

Penghargaan dan ucapan selamat mengalir melalui media sosial, spanduk dan papan bunga. Berbagai kegiatan seperti upacara, seminar dan aneka perlombaan juga dilaksanakan untuk memeriahkan hari yang istimewa bagi pendidik anak bangsa tersebut.

Pada tahun ini peringatan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia mengusung tema Transformasi Guru wujudkan Indonesia Maju.

Guru adalah pengajar dan pendidik generasi bangsa sebagai perwujudan ketercapaian tujuan pendidikan nasional.

Guru memiliki kecerdasan intelektual, kepribadian dan kemampuan dalam menjalin hubungan sosial dengan masyarakat, mengubah peradaban masyarakat yang berkarakter dan memiliki dan kecintaan terhadap bangsa dan negara.

Konsep membangun peradaban masyarakat adalah dimana peranan ilmu pengetahuan sangat penting dalam menata hidup baik yang berhubungan dengan Sang Khlaid (Allah Swt), dan hubungan sosial kemasyarakatan.

Baca juga: Untuk Pertama Kali, Bantuan Kemanusiaan Sampai di Bagian Utara Gaza

Sebuah peradaban tanpa adanya ilmu pengetahuan maka masyarakatnya akan rusak dan terbelakang. Berbagai model kurikulum yang dirancang dan diterapkan oleh pemerintah di lembaga sekolah salah satu aspek tujuannya adalah untuk mewujudkan karakteristik peserta didik yang bernilai moral dan berakhlak mulia.

Generasi bangsa harus cerdas, berakhlak mulia,maju dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

Menjadi Guru Sangat Mulia

Menjadi guru merupakan tugas mulia. Seorang guru harus berwibawa, jujur dalam bertindak, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas keprofesian.

Dalam Al-qur’an surah An-Nahl ayat 78 dijelaskan peran guru sangat penting dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Sejak lahir seseorang sangat membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh pengetahuan dan berinteraksi sosial. “Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apapun, dan Dia (Allah) memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl ayat 78).

Berdasarkan ayat di atas, jelas bahwa sejak lahir manusia sudah membutuhkan pendidikan. Pendidikan pertama yang diterima oleh seorang anak adalah pendidikan tauhid. Hati merupakan suatu alat bagi manusia untuk dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk (qalbu). Kecerdasan intelektual harus disertai oleh kecerdasan hati (spiritual).

Kompetensi Guru

Menjadi guru profesional memerlukan peningkatan keilmuan, ketrampilan, dan inovasi terhadap proses pembelajaran. Seorang guru harus mampu menguasai kecakapan diantaranya: Pertama memiliki kompetensi pedagogig (kemampuan memahami peserta didik), memiliki kompetensi kepribadian, maksudnya seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik, dan berakhlakhul karimah, ketiga memiliki kompetensi profesional, guru mampu menguasai kemampuan intelektual secara luas dan mendalam.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved