Pojok UMKM
Pengganti Kopi Sang Ayah yang Berbuah Jutaan Rupiah
produk kopi kedelai hitam karya Sari Mawaddah bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga juga menjadi oleh-oleh khas Aceh Selatan bagi para wisatawan
SERAMBINEWS.COM - Sari Mawaddah, pemilik brand ‘Black Soybean Coffee’ (kopi kedelai hitam) di Aceh Selatan, memetik kesuksesan gemilang dengan inovasinya mengolah kedelai menjadi cita rasa kopi. Produk UMKM-nya ini tidak hanya meraih popularitas di kalangan penikmat kopi, tetapi juga menciptakan tren baru di Aceh.
Kombinasi kreatif antara cita rasa kopi yang khas dan manfaat kesehatan dari kedelai hitam telah menjadikan Black Soybean Coffee sebagai pilihan utama bagi penikmat yang mencari pengalaman kopi berbeda. Keberhasilan ini mencerminkan visi Sari Mawaddah yang inovatif dalam mengembangkan produk UMKM di Aceh.
Sari Mawaddah adalah perempuan kelahiran Simeulue 26 Maret 1994 yang kini menetap di Gampong Blang Geulinggang, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan. Saat ini ia beraktivitas sebagai pendamping Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ditugaskan oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (Diskop UMKM) Aceh.
Sembari bertugas sebagai pendamping, sejak 2020 silam Sari mencoba ide kreatifnya mengubah kedelai hitam menjadi kopi dan cukup diminati oleh para penikmat kopi di Aceh Selatan. Perjalanan menuju keberhasilan ini terjadi tak terduga, dimulai dari niat sederhananya mencari pengganti kopi bagi sang ayah hingga menghasilkan rupiah per bulannya.
Awalnya, Sari hanya mencoba menemukan opsi kopi yang lebih sehat untuk ayahnya M Munir yang sedang menghindari efek samping kafein. Lantas, pencarian tersebut membuka pintu bagi ide kreatif Sari. Dengan kedelai hitam, Sari menciptakan minuman yang tidak hanya memenuhi kebutuhan ayahnya tetapi juga memikat selera banyak orang.

“Ayah saya penikmat kopi, dari dulu. Tapi beberapa tahun lalu ayah mulai tidak minum kopi dan saya kemudian mencoba mengubah kedelai hitam menjadi cita rasa kopi. Ya Alhamdulillah ayah suka, karena aromanya memang mirip meski tidak sekuat aroma kopi,” kata Sari.
Ide membuat kopi kedelai hitam ini juga didukung oleh ayah Sari yang menanam kedelai hitam di belakang rumahnya. Saat panen, Ayahnya meletakkan biji kedelai di dalam wadah tertutup untuk bahan campuran kopi yang akan diminumnya.
Inovasi Sari bukan hanya menghadirkan produk baru, tetapi juga membawa dampak positif terhadap kesehatan dan memberikan alternatif menarik bagi konsumen. Produk kopi kedelai hitam buatannya tidak hanya menjadi pilihan unik di dunia minuman, tetapi juga memperluas wawasan akan keberagaman produk lokal yang berkualitas.
Bisnis yang dimulai dengan niat sederhana tersebut berkembang pesat. Produknya bukan hanya memenuhi kebutuhan konsumen yang mencari alternatif kopi rendah kafein, tetapi juga menyentuh hati mereka yang peduli terhadap kesehatan dan lingkungan.
Sari Mawaddah merasa bangga karena telah berhasil mengekstraksi keunikan biji kedelai hitam lokal menjadi produk kopi yang memikat. Produk ini bukan hanya menjadi jawaban bagi para pecinta kopi yang ingin mencicipi sesuatu yang berbeda, tetapi juga menawarkan nilai tambah kesehatan dengan tidak mengandung kafein dan ramah lambung.
Kini, produk kopi kedelai hitam karya Sari Mawaddah bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga juga menjadi oleh-oleh khas Aceh Selatan bagi para wisatawan yang berkunjung ke sana.
Produk black soybean coffee, sebut Sari Mawaddah, dijual dalam kemasan ukuran 150 gram dengan harga Rp 15.000/bungkus dan ada juga ukuran ekonomis 50 gram dijual dengan harga Rp 5.000/bungkus. “Yang ingin pesan bisa langsung kontak ke nomor 085360091683,” demikian Sari Mawaddah. (*)
Kisah Owner Madu Hutan Lusera Gusma Gemayu: Pernah Ditolak, Kini Omzet Capai Belasan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kisah Rintis Keumamah Cutkak di Sabang, Beromzet hingga Rp 25 Juta dan Siap Tembus Pasar Luar Negeri |
![]() |
---|
Perjalanan Terasi Awaina di Langsa, Berdiri Tahun 1950-an, Hasilkan Omzet hingga Rp 12 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kisah Owner Kj Ratna di Aceh Timur, Buka Usaha Fashion hingga Omzet Capai Rp 30 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Rani Rintis Usaha Dessert di Tengah Kesulitan Ekonomi, Kini Punya Omzet hingga Rp 45 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.