Rohingya

Media Singapura Soroti Pengungsi Rohingya Terdampar di Aceh, Sebut Masih Ada 2 Kapal Lagi di Lautan

“Kami datang ke sini dengan satu perahu. Lautan sangat berbahaya,” kata Deluarsah seraya menambahkan bahwa ia “senang” bisa mendarat di Indonesia.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS
Boat diduga berisi warga etnis Rohingya di kawasan Pantai Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Kamis (16/11/2023) pagi. Sementara itu warga setempat sudah berkumpul di pinggir pantai tersebut untuk menolak kedatangan mereka 

Bahkan UNHCR meminta negara-negara lain untuk dapat mencontohkan kuatnya solidaritas kemanusiaan seperti Indonesia.

Seratusan pengungsi Rohingya kembali terdampar di Pantai Batu Hitam Jurong Keuramat, Gampong Ie Meulee, Sabang pada Sabtu (2/12/2023) dini hari.
Seratusan pengungsi Rohingya kembali terdampar di Pantai Batu Hitam Jurong Keuramat, Gampong Ie Meulee, Sabang pada Sabtu (2/12/2023) dini hari. (FOR SERAMBINEWS.COM/Dokumen Pribadi)

Baca juga: Cerita Rohingya Terdampar di Sabang, Harus Bayar Baru Boleh Naik Kapal, Ada 6 Kapal Lagi di Laut

Namun, Fadhli mengatakan mereka yang berada di kapal akan didorong kembali ke laut jika pengungsi Rohingya itu tidak direlokasi, namun mereka akan diberikan bantuan untuk sementara waktu.

“Kami warga Ie Meulee menolak keras kedatangan pengungsi Rohingya,” ujarnya, dikutip dari Staits Times.

Kelompok bantuan medis, Medicins Sans Frontieres juga meminta Indonesia dan Malaysia untuk memberikan perlindungan yang aman bagi Rohingya.

“Ini musim perahu, jadi akan ada lebih banyak perahu,” Paul Brockmann, direktur regional MSF, mengatakan kepada AFP di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur.

“Orang-orang tidak melakukan perjalanan ini karena petualangan. Mereka melakukan perjalanan ini karena rasa putus asa dan harapan akan masa depan,” ujarnya.

Lebih dari 3.500 warga Rohingya diyakini telah melakukan perjalanan berisiko ke negara-negara Asia Tenggara pada tahun 2022, menurut UNHCR.

Hampir 350 orang Rohingya tewas atau hilang pada tahun 2022 ketika mencoba melakukan penyeberangan laut yang berbahaya, menurut perkiraan badan tersebut.  (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved