Rohingya
Tak Ada Lapangan Kerja dan Kurangnya Jatah Makanan Jadi Alasan Rohingya Kabur dari Kamp Bangladesh
UNHCR mengungkap, 60 persen kapal pengungsi Rohingya yang melakukan perjalanan laut dari kamp pengungsi Bangladesh memang memilih tujuan ke Indonesia.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia khususnya di perairan Aceh belakangan ini terus menuai kontroversi.
Penolakan terhadap para imigran dari etnis Rohingya ini pun terus bergema sejak kapal-kapal berisi ratusan pengungsi ini kembali bersandar di perairan Aceh pada pertengahan November 2023 lalu.
Khususnya warga di wilayah yang menjadi tempat pendaratan para pengungsi Rohingya usai berlayar melintasi lautan.
Namun meski telah berkali-kali ditolak, kapal-kapal berisi ratusan Rohingya masih saja terus berdatangan.
Per Senin (4/12/2023), jumlah pengungsi Rohingya di Indonesia tercatat sebanyak 1.478 orang, sebagaimana dilansir dari laman resmi wapresri.go.id.
Sementara itu, Badan urusan Pengungsi PBB (UNHCR) menyebutkan, bahwa jumlah Rohingya yang melarikan diri dari kamp pengungsi di Bangladesh tercatat memecahkan rekor pada tahun ini.
UNHCR mencatat, hingga November 2023, jumlah pengungsi Rohingya yang melarikan diri melintasi Laut Andaman dengan perahu sebanyak 3.722 orang.
Baca juga: Pengungsi Rohingya Terus Bertambah di Aceh, Mahfud MD: Dia Enggak Mau Keluar Lagi dari Indonesia
Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2022 lalu.
UNHCR juga mengungkap, 60 persen kapal pengungsi Rohingya yang melakukan perjalanan laut dari kamp pengungsi Bangladesh memang memilih tujuan ke Indonesia.
Lantas, apa yang menjadi alasan para pengungsi Rohingya kabur dari kamp pengungsian di Bangladesh dan memilih tujuan di Indonesia?
Alasan Rohingya Kabur dari Kamp Pengungsi Bangladesh
Hampir 1 juta etnis Rohingya, minoritas Muslim dari Myanmar, kini tinggal di kamp-kamp pengungsi yang luas di Bangladesh timur.
Sebagian besar dari mereka lari dari Myanmar pada tahun 2017 karena terjadi, apa yang disebut PBB sebagai, genosida oleh militer Myanmar.
Mereka yang melarikan diri dari kamp dengan perahu mencoba menyeberangi Laut Andaman menuju Malaysia atau Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas Muslim.
Kelompok bantuan dan advokasi, serta para pengungsi itu sendiri, menganggap peningkatan jumlah para pengungsi yang melarikan diri dari kamp di Bangladesh disebabkan oleh kondisi yang semakin memburuk serta tidak adanya masa depan.
Baca juga: Satu WN Bangladesh Ditangkap, Diduga Lakukan Percobaan Penyelundupan Rohingya
Aktivis LP2S Minta Imgrasi dan UNHCR Pindahkan Rohingya ke Tempat Layak |
![]() |
---|
Rohingya Kabur, Pemerintah Khawatir Terjadi Perdagangan Manusia di Aceh Barat |
![]() |
---|
Terkait Pengungsi Rohingya, Asisten I: Seketat Apapun Dijaga Kalau Ingin Lari Tetap Lari |
![]() |
---|
Tim SAR Kembali Temukan Mayat Mengapung di Laut Aceh Jaya |
![]() |
---|
Kapolresta Banda Aceh Ikuti Diskusi Pemberantasan Penyelundupan Manusia di Bangkok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.