Rohingya
Nah Loh! 16 Pengungsi Rohingya Kembali Kabur dari Gedung Penampungan di Lhokseumawe: Jebol Dinding
Bagaimana tidak, sebanyak 16 pengungsi Rohingya melarikan diri dari lokasi penampungan di bekas Gedung Imigrasi Lhokseumawe, Aceh.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Nah Loh! 16 Pengungsi Rohingya Kembali Kabur dari Gedung Penampungan di Lhokseumawe: Jebol Dinding
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Belum usai permasalahan pengungsi Rohingya yang mendarat di Sabang pada Sabtu (2/12/2023) lalu, kini pemerintah dihadapkan dengan permasalahan lainnya.
Bagaimana tidak, sebanyak 16 pengungsi Rohingya melarikan diri dari lokasi penampungan di bekas Gedung Imigrasi Lhokseumawe, Aceh.
Jadi, mereka itu kabur dengan merusak dan menjebol dinding kamar.
"Pengungsi Rohingya tersebut kabur dengan cara merusak dinding kamar dan melarikan diri melalui pagar arah toilet wanita," kata Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemerintah Kota Lhokseumawe, Darius pada Rabu (7/12/2023), dikutip dari Kompas.com.
Darius menyebutkan, lokasi penampungan pengungsi itu sebenarnya sudah dijaga oleh polisi, satpam, dan organisasi pendamping pengungsi lainnya yang berada di sana.
Hanya saja, penjagaan selama ini hanya ada di depan gedung dan tidak menyeluruh hingga ke belakang.
"Imigran Rohingya kabur melalui arah belakang,” ujarnya.
Baca juga: Polisi Temukan Dalang Dibalik Kedatangan Rohingya ke Aceh, Bayar Jutaan Rupiah: Modus Terdampar

Peristiwa ini juga telah ditanyakan Pemerintah Kota Lhokseumawe ke lembaga terkait yang menangani pengungsi internasional.
Darius juga menyatakan, kaburnya pengungsi Rohingya dari tempat penampungan di Lhokseumawe bukan kali ini saja terjadi.
Sebelumnya, pada Senin (27/11/2023) juga terdapat tujuh orang pengungsi etnis Rohingya yang kabur dari penampungan di gedung bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe itu.
Kini pengungsi Rohingya yang tersisa di penampungan ada 498 orang, dari sebelumnya 514 orang.
Warga Sabang Minta UNHCR Segera Pindahkan Pengungsi Rohingya dari Pulau Weh
Warga Gampong Kuta Barat terus mendesak pihak Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) untuk segera memindahkan para pengungsi etnis Rohingya keluar dari Pulau Weh.
Hal tersebut disampaikan Keuchik Gampong Kuta Barat, Muhammad Hamim, yang melakukan audiensi ke Kantor Wali Kota Sabang bersama perwakilan masyarakat.
Mereka datang untuk menyuarakan aspirasi warga setempat sekaligus mendukung pemerintah dalam hal pemindahan etnis Rohingya.
"Saya mewakili masyarakat Gampong Kuta Barat meminta pihak-pihak yang bertanggung jawab, terutama UNHCR dan IOM agar segera memindahkan pengungsi Rohingya yang mendarat di Sabang beberapa waktu lalu ke tempat yang seharusnya," kata Muhammad Hamim.
Kunjungan ini disambut baik oleh Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan, Setdako Sabang, Naufal bersama Asisten Administrasi Umum Setda Kota Sabang, Rinaldi Syahputra, dan juga bersama Kapolres Sabang AKBP, Erwan berserta jajaran di Ruang Rapat Wali Kota Sabang, Kamis (7/12/2023).
Amatan Serambinews.com, pertemuan ini merupakan tindak lanjut kunjungan Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi ke lokasi unjuk rasa untuk bertemu Warga Kuta barat yang melakukan aksi penolakan etnis Rohingya di Kota Sabang, pada Rabu (6/12/2023) sore kemarin.
Selain penolakan itu, Keuchik Gampong Kuta Barat juga menyampaikan, kondisi ini ditambah dengan buruknya perilaku pengungsi Rohingya di kamp penampungan sementara, yang berlokasi di Dermaga CT-1 Gampong Kuta Barat.
Baca juga: Ketua MPU Pertanyakan Pengawasan Pemerintah di Laut: Kenapa Kapal Rohingya Bisa Mendarat di Aceh?

Hal ini membuat warga semakin geram, pasalnya sanitasi yang disediakan tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.
Menurutnya, jika hal ini tidak mendapat perhatian segera, akan berdampak buruk pada keindahan dan kebersihan lingkungan Kota Sabang.
"Terlebih menjelang natal dan tahun baru, di mana biasanya banyak dikunjungi wisatawan," jelas Keuchik Gampong Kuta Barat tersebut.
Dalam hal ini, Naufal mengatakan laporan ini akan ditindaklanjuti dengan melakukan peninjauan langsung kondisi di lapangan.
"Dari informasi tersebut, nanti kita akan cross check ke lapangan tentang kebenaran laporan ini,”
“Apabila memang benar kondisinya seperti itu, tentu kita akan mengkomunikasikan lebih lanjut dengan pihak UNHCR,”
“Karena segala hal yang berhubungan dengan penanganan pengungsi, adalah tanggungjawab pihak UNHCR dan IOM," terangnya.
Baca juga: Terungkap Pengungsi Rohingya Berdatangan ke Aceh: Tiket ke Indonesia Lebih Murah daripada Malaysia
Pada kesempatan tersebut, Naufal menerima dan menampung berbagai aspirasi lanjutan dari masyarakat setempat.
Ia juga menyampaikan beberapa hal kesalahanpahaman yang selama ini terjadi dalam masyarakat.
Terutama terkait upaya-upaya yang sudah dilakukan Pemerintah bersama unsur Forkopimda sabang untuk menangani masalah ini.
"Pada prinsipnya mereka tahu benar apa yang sudah Pemerintah dan Forkopimda upayakan selama ini, yang mana sudah berupaya semaksimal mungkin.
Sehingga mereka datang hari ini untuk meminta pemerintah, mendesak pihak UNHCR agar sesegera mungkin memindahkan etnis Rohingya dari Kota Sabang," ujarnya.
Naufal kembali menegaskan, sampai dengan saat ini Pemko Sabang tidak pernah mengeluarkan biaya apapun untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi Rohingya.
Dan mengenai penyediaan tempat penampungan, yang sifatnya sementara ini, merupakan kesepakatan pada rapat Forkopimda beberapa waktu yang lalu.
"Untuk pembiayaan, perlu kita sampaikan kepada masyarakat, yang pastinya sampai saat ini Pemko Sabang tidak pernah mengeluarkan anggaran 1 sen pun untuk mereka.
"Karena semua hal terkait pengungsi Rohingya adalah kewenangan UNHCR yang bermitra dengan IOM," tambahnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Aktivis LP2S Minta Imgrasi dan UNHCR Pindahkan Rohingya ke Tempat Layak |
![]() |
---|
Rohingya Kabur, Pemerintah Khawatir Terjadi Perdagangan Manusia di Aceh Barat |
![]() |
---|
Terkait Pengungsi Rohingya, Asisten I: Seketat Apapun Dijaga Kalau Ingin Lari Tetap Lari |
![]() |
---|
Tim SAR Kembali Temukan Mayat Mengapung di Laut Aceh Jaya |
![]() |
---|
Kapolresta Banda Aceh Ikuti Diskusi Pemberantasan Penyelundupan Manusia di Bangkok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.