Breaking News

Rohingya

Polisi Temukan Dalang Dibalik Kedatangan Rohingya ke Aceh, Bayar Jutaan Rupiah: Modus Terdampar

Modusnya, para pengungsi Rohingya ini diberangkat dari kamp pengungsian di Bangladesh menuju Indonesia dengan kapal berisi ratusan orang.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
For Serambinews.com
Warga imigran Rohingya asal Negara Myanmar terdampar di tepi pantai Pasi Berandeh Gampong Kulee, Kecamatan Batee, Pidie, Rabu (15/11/2023) sore 

Polisi Temukan Dalang Dibalik Kedatangan Rohingya ke Aceh, Bayar Jutaan Rupiah: Modus Terdampar

SERAMBINEWS.COM – Kepolisian berhasil mengungkapkan dan menetapkan tersangka dibalik gelombang kedatangan pengungsi Rohingya ke Aceh pada November 2023 lalu.

Sejak 14 November lalu, Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) mencatat bahwa Aceh telah kedatangan 1.075 pengungsi Rohingya yang tiba dalam enam gelombang.

Mereka ada yang mendarat di Sabang, Pidie, Bireuen hingga Aceh Utara.

Sementara, kedatangan ratusan pengungsi Rohingnya di Kabupaten Pidie itu sengaja didatangkan ke Aceh.

Modusnya, para pengungsi Rohingya ini diberangkat dari kamp pengungsian di Bangladesh menuju Indonesia dengan kapal berisi ratusan orang.

Setelah tiba di perairan Aceh kawasan Selat Malaka, mereka sengaja ‘terdampar’ sebagai upaya bisa masuk ke Indonesia.

Hal itu terungkap dalam konferensi pers yang digelar oleh Mapolres Pidie, pada Rabu (6/12/2023).

Baca juga: Sandiaga Uno Akan Datang ke Aceh, Khawatir Pengungsi Rohingya Berdampak Pada Pariwisata Lokal

Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali SIK, saat Konferensi Pers didampingi Waka Polres dan perwakilan  Imigrasi saat memberikan penjelasan terkait percobaan penyelundupan rohingya, Rabu (6/12/2023).
Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali SIK, saat Konferensi Pers didampingi Waka Polres dan perwakilan Imigrasi saat memberikan penjelasan terkait percobaan penyelundupan rohingya, Rabu (6/12/2023). (For Serambinews.com)

Kapolres Pidie AKBP, Imam Asfali SIK mengatakan, seorang warga negara (WN) Bangladesh Husson Mukhtar (70), sudah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus ini.

Husson Mukhtar merupakan kapten dari kapal yang membawa 147 rohingya ditangkap mendarat di pesisir pantai Muara Tiga pada 14 November 2023.

Kini Husson Mukhtar ditahan di Mapolres Pidie, sementara ada ada tiga orang lainnya masih menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) yakni Nababai, Saber dan Zahrangi.

Mereka merupakan dalang dalam aksi penyelundupan pengungsi Rohingya ke Aceh menggunakan kapal dari kamp pengungsi Bangladesh

Nababai, Saber dan Zahrangi masih dalam pengejaran polisi setelah melompat dari kapal dan melarikan diri ke hutan.

Untuk itu pihak Polres Pidie menggandeng Imigrasi untuk penanganan tindakan pidana penyelundupan manusia yang dikhawatir ini.

Pada kesempatan itu juga hadir, Ujo Sujoto, Kepala divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Aceh.

Baca juga: Ketua MPU Apresiasi Kepolisian Berhasil Ungkap Dalang Dibalik Kedatangan Rohingya ke Aceh

Informasi diperoleh, pelaku inisial HM diduga mempasilitasi kapal kayu untuk mengangkut, membawa rombongan etnis rohingya dari perairan Bangladesh Myanmar masuk ke perairan wilayah Negera Indonesia.

Mereka berjumlah 194 orang berangkat tanpa dilengkapi ijin dan dokumen yang sah.

Selanjutnya, tujuan melakukan Penyelundupan Etnis Rohingya sebanyak 194 orang dalam satu kapal kayu, secara bersama-sama dengan Agen Zahangir dan Saber Kapten kapal membawa rombongan etnis rohingya 147 orang yang terdampar.

Sementara itu, pada rohingya itu para tersangka mendapat keuntungan setiap penumpang kapal yang anak dibebankan membayar sebesar 50.000 Taka atau Rp 7.000.000.

Sedangkan dewasa sebesar 100.000 Taka atau R. 14.000.000.

Dua personel Polres Pidie menggiring pelaku agen penyeludupan etnis Rohingya di Mapolres Pidie, Selasa (6/12/2023)
Dua personel Polres Pidie menggiring pelaku agen penyeludupan etnis Rohingya di Mapolres Pidie, Selasa (6/12/2023) (SERAMBINEWS.COM/M NAZAR      )

Sehingga apabila ditotalkan AGEN mendapatkan hasil kejahatan tersebut Rp 3,3 Miliyar.

Maka itu, tersangka diancam dengan pidana Pasal 120 Ayat (1) dan Ayat (2) undang-undang republik indonesia nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian dan Pasal 55 Ayat (1) Ke I KUHPidana.

Dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15  tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 500.000.000.00 dan paling banyak Rp 1.500.000.000.00 .

Hingga kini tercatat, selama November 2023 sudah tiga kali pendaratan rohingya ke Pidie dengan total 573 pengungsi dibawa.

Kendati demikian, gelombang perjalanan pengungsi Rohingya dari kamp pengungsi di Bangladesh baru saja dimulai, karena musim perjalanan perahu pengungsi pada tahun 2023 baru saja dimulai.

Membayar untuk Mencari Kedamaian

Khairul Amin, seorang pengungsi Rohingya lainnya yang mendarat di Pidie, mengatakan mereka ingin meninggalkan kamp Bangladesh untuk menemukan kedamaian dan kehidupan yang lebih baik.

Pria berusia 38 tahun itu, istri dan ketiga anaknya berada di kapal yang sama dengan Abdu.

“Kami merasa seperti akan mati,” kata Khairul.

“Saya berharap akan ada kedamaian bagi kita di sini di Indonesia. Saya ingin anak-anak saya memiliki masa depan yang lebih baik dan mendapatkan Pendidikan,” ungkapnya.

Boat diduga berisi warga etnis Rohingya di kawasan Pantai Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Kamis (16/11/2023) pagi. Sementara itu warga setempat sudah berkumpul di pinggir pantai tersebut untuk menolak kedatangan mereka
Boat diduga berisi warga etnis Rohingya di kawasan Pantai Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Kamis (16/11/2023) pagi. Sementara itu warga setempat sudah berkumpul di pinggir pantai tersebut untuk menolak kedatangan mereka (SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS)

Para pengungsi mengatakan kepada ABC bahwa mereka harus membayar sekitar 100.000 Taka Bangladesh (Rp 14 juta) per orang untuk perjalanan tersebut, sementara anak-anak di bawah 10 tahun dapat bepergian secara gratis.

Khairul membayar 300.000 taka (Rp 42 juta) untuk perjalanan keluarganya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

 

Sandiaga Uno Akan Datang ke Aceh, Khawatir Pengungsi Rohingya Berdampak Pada Pariwisata Lokal

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno bakal mengunjungi Aceh dalam waktu dekat ini.

Sandiaga Uno mengkhawatirkan, gelombang kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh akan berdampak pada pariwisata di provinsi paling ujung Indonesia ini.

Hal itu diungkapkan Sandiaga Uno dalam keterangan persnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Kamis (7/12/2023).

Menparekaf mengatakan, kunjungan dirinya ke Aceh dilakukan untuk memastikan keadaan pariwisata di Bumi Serambi Mekkah.

Ia tidak ingin masalah pengungsi Rohingya berdampak negatif terhadap pariwisata.

"Tidak ada arahan (dari Pak Presiden soal Rohingya) per hari ini melalui rapat ini,” kata Sandiaga, dikutip dari Kompas.com.

“Tapi nanti saya akan berkunjung akhir bulan Desember atau awal Januari untuk melihat dampaknya terhadap pariwisata Aceh," sambungnya.

Menurut Sandiaga, saat ini pihaknya masih terus memantau perkembangan pariwisata daerah setempat.

Ia mengaku khawatir pengungsi Rohingya berkaitan erat dengan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) sehingga turut berdampak buruk kepada citra dan pariwisata Aceh.

"Ini sangat kita pantau karena ini adalah bencana kemanusiaan, saudara-saudara kita dari Rohingya mengalami tekanan,”

“Akhirnya, kami khawatir ini jadi bagian dari pada TPPO, jadi harus kita pastikan jangan sampai nanti berdampak negatif terhadap wisata di Aceh," ujarnya.

Kedatangan pengungsi Rohingya terbaru terjadi pada Sabtu (2/12/2023) pukul 02:30 WIB dini hari di Kota Sabang, Aceh.

Mereka berjumlah 139 orang, termasuk wanita dan anak-anak. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved