Info Hidup Sehat

Pentingnya ASI Eksklusif hingga Jadi Indikator PHBS, dr Zaidul Akbar Ungkap Resep Bikin ASI Melimpah

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif pada bayi menjadi salah satu indikator gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS.

|
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
IST via Tribun Palu
Ilustrasi ibu menyusui 

Pentingnya ASI Eksklusif hingga Jadi Indikator PHBS, dr Zaidul Akbar Ungkap Resep Bikin ASI Melimpah

SERAMBINEWS.COM - Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif pada bayi menjadi salah satu indikator gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa suplementasi makanan maupun minuman lain kecuali obat.

Dikutip dari laman Kemkes, setelah 6 bulan ASI tidak dapat mencukupi kebutuhan mineral seperti zat besi, seng sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus diberikan MP ASI (makanan pendamping ASI ) yang kaya zat besi.

Bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah, dan bayi yang memiliki kelainan hematologi tidak memiliki cadangan besi adekuat pada saat lahir umumnya membutuhkan suplementasi besi sebelum usia 6 bulan, yang dapat diberikan bersama dengan ASI eksklusif.

Yang perlu dipahami dalam pemberian ASI adalah produksi ASI yang tidak selalu sama setiap harinya; yaitu antara 450 - 1200 ml per hari,

sehingga bila dalam 1 hari dirasakan produksinya berkurang, maka belum tentu akan begitu seterusnya. Bahkan pada 1-2 hari kemudian jumlahnya akan melebihi rata-rata sehingga secara kumulatif akan mencukupi kebutuhan bayi.

Mengingat pentingnya pemberian ASI Eksklusif hingga menjadi indikator PHBS, ahli kesehatan sekaligus pendakwah, dr Zaidul Akbar juga pernah membagikan resep minuman herbal yang bagus dikonsumsi bagi ibu yang tengah menyusui untuk meningkatkan produksi ASI.

Baca juga: BAB Sembarangan Dapat Mengancam Kesehatan, Masyarakat Diminta Terapkan PHBS

Minuman herbal untuk meningkatkan produksi ASI ini baik diminum setiap hari.

Tak hanya meningkatkan produksi ASI, minuman herbal ini juga memiliki banyak manfaat mendukung kesehatan tubuh.

Dilansir Serambinews.com dari akun Instagram @zaidulakbar, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro itu membagikan resep minuman herbal untuk meningkatkan produksi ASI.

Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu 2-3 sendok makan habbatussauda bubuk dan segenggam rumput laut.

Menurut dr Zaidul Akbar, minuman herbal ini memiliki banyak manfaat karena berasal dari keberkahan habbatussauda itu sendiri.

"Ini resep banyak sekali manfaatnya dan tentunya keberkahan dari habbatusauda itu sendiri," katanya dalam caption yang diunggah, dikutip Rabu (18/10/2023).

Baca juga: Cegah Difteri dengan Penerapan PHBS

Untuk membuatnya, haluskan semua bahan menggunakan blender lalu tambahkan satu sendok makan madu.

Lanjut dr Zaidul Akbar, gabungan kedua bahan tersebut menjadi sumber asam amino, mineral, vitamin dan enzim yang sangat baik untuk kesehatan.

dr Zaidul Akbar bagikan resep salep rumput laut untuk mengatasi masalah kulit.
dr Zaidul Akbar bagikan resep salep rumput laut untuk mengatasi masalah kulit. (YouTube dr Zaidul Akbar Official)

Konsumsi rutin minuman herbal ini dipercaya bisa menguatkan fungsi tulang, jantung, otak, paru, darah dan mengatasi segala permasalahan kulit seperti gatal-gatal dengan cara dioleskan.

Selain itu tambah dr Zaidul Akbar, resep minuman herbal ini juga bisa meningkatkan ASI bagi ibu yang tengah menyusui.

"Juga sangat bermanfaat untuk dikonsumsi rutin sebagai asupan vitamin mineral buat tubuh dan juga buat di oles ke masalah kulit," pungkasnya.

Baca juga: Bappeda Adakan Rakor Pokja Perumahan dan Pemukiman Dukung Program PHBS, Simak Arahan Sekda

Sisi Lain Pentingnya ASI

Cairan yang dihasilkan kelenjar mama yaitu Air Susu Ibu (ASI) sering disebut “darah putih” karena komposisinya mirip darah plasenta.

Sebagaimana darah, ASI dapat mentransport nutrien, meningkatkan imunitas, merusak patogen dan berpengaruh pada system biokimiawi tubuh manusia.

Sebagai contoh pada bayi yang mendapat ASI eksklusif organ thymus pada usia 4 bulan dua kali lebih besar dibandingkan pada bayi 4 bulan yang hanya mendapat susu formula.

ASI diproduksi di sel pembuat susu, lalu akan mengalir menuju puting melalui saluran-saluran ASI. Saluran saluran tersebut akan bermuara pada saluran utama yang mengalirkan ASI menuju puting.

Muara ini terletak di bagian dalam payudara, di bawah areola.

ASI sebenarnya tidak disimpan, jika tidak sedang menyusui, ASI tidak mengalir, tetapi “diam” di saluran ASI.

Terkadang ASI bisa menetes dari puting meskipun tidak menyusui, karena ASI yang berada di saluran sudah terlalu banyak, dan ketika ibu memikirkan sang bayi, ada sel otot yang mendorong ASI mengalir secara otomatis ke arah puting.

Nutrisi yang terkandung di dalam ASI cukup banyak dan bersifat spesifik pada setiap ibu. Komposisi ASI dapat berubah dan berbeda dari waktu ke waktu disesuaikan dengan kebutuhan bayi sesuai usianya. Berdasarkan waktunya, ASI dibedakan menjadi tiga stadium, yaitu:

1. Kolostrum (ASI hari1-7)

Kolostrum merupakan susu pertama keluar, berbentuk cairan kekuningan yang diproduksi beberapa hari setelah kelahiran dan berbeda dengan ASI transisi dan ASI matur.

Kolostrum mengandung protein tinggi 8,5 persen, sedikit karbohidrat 3,5 persen , lemak 2,5 persen , garam dan mineral 0,4 persen , air 85,1 persen , dan vitamin larut lemak. Kandungan protein kolostrum lebih tinggi, sedangkan kandungan laktosanya lebih rendah dibandingkan ASI matang.

Selain itu, kolostrum juga tinggi imunoglobulin A (IgA) sekretorik, laktoferin, leukosit, serta faktor perkembangan seper faktor pertumbuhan epidermal.

Kolostrum juga dapat berfungsi sebagai pencahar yang dapat membersihkan saluran pencernaan bayi baru lahir. Jumlah kolostrum yang diproduksi ibu hanya sekitar 7,4 sendok teh atau 36,23 mL per hari.

Pada hari pertama bayi, kapasitas perut bayi ≈ 5-7 mL (atau sebesar kelereng kecil), pada hari kedua ≈ 12-13 mL, dan pada hari kega ≈ 22- 27 mL (atau sebesar kelereng besar/gundu).

Karenanya, meskipun jumlah kolostrum sedikit tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi baru lahir.

2. ASI masa transisi (ASI hari 7-14)

ASI ini merupakan transisi dari kolostrum ke ASI matur. Kandungan protein makin menurun, namun kandungan lemak, laktosa, vitamin larut air, dan volume ASI akan makin meningkat.

Peningkatan volume ASI dipengaruhi oleh lamanya menyusui yang kemudian akan digantikan oleh ASI matur.

3. ASI Matur

ASI matur merupakan ASI yang disekresi dari hari ke-14 seterusnya dan komposisinya relatif konstan. ASI matur, dibedakan menjadi dua, yaitu susu awal atau susu primer, dan susu akhir atau susu sekunder.

Susu awal adalah ASI yang keluar pada setiap awal menyusui, sedangkan susu akhir adalah ASI yang keluar pada setiap akhir menyusui.

Susu awal, menyediakan pemenuhan kebutuhan bayi akan air. Jika bayi memperoleh susu awal dalam jumlah banyak, semua kebutuhan air akan terpenuhi.

Susu akhir memiliki lebih banyak lemak daripada susu awal, menyebabkan susu akhir kelihatan lebih putih dibandingkan dengan susu awal

Lemak memberikan banyak energi; oleh karena itu bayi harus diberi kesempatan menyusu lebih lama agar bisa memperoleh susu akhir yang kaya lemak dengan maksimal.

Komponen nutrisi ASI berasal dari 3 sumber, beberapa nutrisi berasal dari sintesis di laktosit, beberapa berasal dari makanan, dan beberapa dari bawaan ibu.

Manfaat ASI bagi Bayi

1. Air susu ibu memberikan nutrisi ideal untuk bayi. ASI lebih mudah dicerna daripada susu formula.

2. ASI mengandung kolostrum yang kaya antibody, SigA untuk proteksi lokal pada permukaan saluran cerna.

3. Membantu ikatan batin ibu dengan bayi.

4. Meningkatkan kecerdasan anak. ASI eksklusif selama 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena ASI mengandung nutrien khusus yang diperlukan otak.

5. Bayi yang diberi ASI lebih berpotensi mendapatkan berat badan ideal.

6. Menyusui dapat mencegah sudden infant death syndrome (SIDS); dapat menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan kanker tertentu.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Baca juga: 8 Contoh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah, Coba Cek di Sekolahmu Udah Terapin Belum?

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved