Rohingya

Perketat Pengawasan, 3 Jenis Pesawat Pantau Kapal-kapal Pengungsi Rohingya di Perairan Aceh

"Kami butuh bantuan Panglima Laot, nelayan dan pihak lainnya guna memperketat pengawasan di laut," kata Pj Bupati Pidie.

Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Kapal pembawa etnis Rohingya terpantau di perairan laut Kabupaten Pidie, Aceh. FOR SERAMBINEWS.COM 

 

"Kami butuh bantuan Panglima Laot, nelayan dan pihak lainnya guna memperketat pengawasan di laut," kata Pj Bupati Pidie.


SERAMBINEWS.COM - Kedatangan rohingya dalam jumlah ratusan orang per kapal di perairan Aceh kian mengkhawatirkan.

Hal ini memicu kekhawatiran kian hari termasuk salah satunya di Kabupaten Pidie.

Pj Bupati Pidie, Ir Wahyudi Adisiswanto Kepada Serambinews.com, Kamis (20/12/2023) usai penyerahan boat kepada nelayan di Pantai Pelangi mengaku butuh bantuan semua pihak dalam mengatasi rohingya ke Pidie.

"Kami butuh bantuan Panglima Laot, nelayan dan pihak lainnya guna memperketat pengawasan di laut," kata Pj Bupati Pidie.

Dia mengungkapan saat ini dirasakan keberadaan UNCHR seolah dimanfaatkan oleh UNHCR di pusat sehingga kondisi tidak menguntungkan bagi masyarakat.

Sementara dikutip di Tribunnews.com, TNI Angkatan Udara mengerahkan pesawat CN 295 Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma dalam misi lanjutan Mata Elang-23 yang dikombinasi operasi pengamatan kapal-kapal pengungsi rohingnya serta pemantauan pelanggaran perairan wilayah Timur Aceh pada Selasa (19/12/2023).

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati mengatakan dalam pengamanan pelanggaran batas wilayah dari kedaulatan ini TNI AU juga bersinergi melalui operasi terpadu dengan TNI AL yang melaksanakan Operasi Tombak Segara 23 dan melibatkan pesawat Casa NC 212 dan Heli AS 565 MBe Panther.

"Letak geografis Provinsi Aceh yang berbatasan dengan Samudera Hindia dan Selat Malaka menyebabkan sering terdamparnya pengungsi etnis Rohingnya di wilayah Aceh dan upaya pelanggaran kedaulatan serta kriminalitas lain," kata Agung saat dikonfirmasi Tribunnews.com pada Kamis (21/12/2023).

"TNI AU berkomitmen tegak lurus menjaga kedaulatan dan keamanan perairan perbatasan dari udara," sambung dia.

Komandan Lanud Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnb Yoyon Kuscahyono selaku Komandan Satgas Udara menyampaikan hasil pemantauan udara akan dilaporkan kepada komando atas.

Selanjutnya, hasil pemantauan tersebut juga akan dikoordinasikan dengan TNI AL, Kepolisian, maupun Pemda, guna mengambil tindakan lebih lanjut.

Dalam operasi yang sama, TNI AU sebelumnya juga sempat mengerahkan pesawat Casa 212 Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang untuk melakukan pemantauan pelanggaran perairan seperti pelayaran ilegal pengungsi Rohingya di Perairan Aceh pada Minggu (17/12/2023).

Misi utama dari Casa 212 dengan call sign Walet 12 tersebut adalah untuk memberikan informasi terkini terkait gangguan keamanan dan antisipasi pelanggaran kedaulatan di Perairan Aceh tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved