Rohingya

Kondisi Keamanan Cox’s Bazar Memburuk, 4 Pengungsi Rohingya Tewas Dalam Baku Tembak Awal Bulan Ini

Ini merupakan tanda terbaru memburuknya keamanan di kamp-kamp bantuan yang penuh sesak di negara tersebut.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Munir Uz zaman / AFP
Pengungsi Rohingya membangun tempat penampungan sementara beberapa hari setelah kebakaran membakar rumah mereka di kamp pengungsi di Ukhia, di distrik Cox's Bazar pada 25 Maret 2021. 

Perselisihan sesama etnis Rohingya telah meningkat menjadi kebrutalan di tengah isolasi dan keputusasaan kamp tersebut.

Penculikan dan perampokan bersenjata meningkat.

lihat fotoMohammad Ismail (24), kehilangan lengan dan tungkai bawah akibat penculikan dan penyerangan pada bulan September. Salah satu anggota keluarganya telah terbunuh.
Mohammad Ismail (24), kehilangan lengan dan tungkai bawah akibat penculikan dan penyerangan pada bulan September. Salah satu anggota keluarganya telah terbunuh.

Kelompok-kelompok radikal telah menjamur dan melakukan teror di malam hari.

Tempat pengungsian tersebut bernuansa perang, di mana keluarga-keluarga berkumpul di tempat penampungan berdinding terpal yang sempit di sepanjang gang-gang sempit.

Setiap jeritan dan tembakan terdengar di seluruh komunitas.

Yang terburuk, kata para pengungsi, adalah pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin masyarakat dan mereka yang dicap, seperti Mohammad Ismail.

Ismail merupakan seorang informan pemerintah Bangladesh.

Dia mengisahkan, pada malam yang gelap sekitar pukul 02:30 waktu setempat,  ia sedang mengantar istrinya ke jamban.

Namun dia merasakan pistol diarahkan ke kepalanya.

Orang-orang itu telah mengatakan selama berminggu-minggu bahwa mereka akan datang, kenangnya kemudian. 

Waktu itu ada belasan orang berkerumun di sekelilingnya, menendang ke punggungnya.

“Kamu,” kata orang-orang itu sambil menyumbat mulutnya dengan kain, “telah mempersulit hidup kami,” kata Ismail mengenang kisah itu.

Setidaknya 40 pengungsi Rohingya dibunuh pada tahun 2022, kata pihak berwenang.

Seskipun banyak orang di kamp tersebut mengatakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.

Para pekerja di kamar mayat setempat mengatakan bahwa kadang-kadang mereka menerima banyak jenazah dalam satu malam, banyak dari mereka dimutilasi dan dilumuri lumpur.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved