Opini

Fenomena Generasi Z dan Kesehatan Mental

Posisi ketiga yaitu generasi X rentang tahun kelahiran 1965-1980 dengan jumlah persentase mencapai 21,88 % atau setara dengan 58,65 juta jiwa. Sementa

Editor: mufti
IST
Eka Sari Yanti, Mahasiswi Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam 

Dalam hal ini, dengan karakteristik yang berbeda, maka generasi ini membutuhkan pendekatan yang berbeda pula. Remaja zaman sekarang disebut digital native, karena kecenderungan mereka untuk selalu bersentuhan dengan gawai (gadget) mereka setiap waktu. Remaja masa kini lebih bersifat skeptis dan sinis, menjunjung tinggi privasi, memiliki kemampuan multitasking yang hebat, ketergantungan pada teknologi, pola pikir yang sangat luas dan penuh kewaspadaan.

Seharusnya generasi ini lebih cerdas dibanding generasi sebelumnya, namun banyak remaja justru mengalami adiksi (kecanduan). Dampaknya kurang sosialisasi, tidak fokus, dan kompetensi sosialnya sangat kurang. Permasalahan generasi Z menuntut sikap semua pihak untuk proaktif menyelamatkan generasi ini.

Menurut Prof Zakiah Daradjat seorang pakar kesehatan mental dan pendidikan Islam, untuk membentuk kepribadian yang sehat secara mental dapat terbentuk melalui dua hal, yaitu agama dan pendidikan. Pendidikan di sini tidak hanya pendidikan secara formal, namun pendidikan dalam keluarga merupakan hal dasar yang harus didapatkan oleh seseorang.

Menurutnya keluarga merupakan tempat utama pelaksanaan pendidikan Islam pada anak. Hal ini bertujuan untuk membimbing anak agar bertakwa, berakhlak mulia, menjalani ibadah dengan baik serta mencerminkan dari sikap dan tingkah laku anak dalam hubungannya dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia dan sesama makhluk serta lingkungannya.

Jika seseorang telah menerapkan peran ini, berarti dia telah melaksanakan upaya mencapai kesehatan mental yang sehat. Pertama, Peran Agama yakni Ibadah sebagai psikoterapi kejiwaan seperti: Shalat, zikir, membaca Alquran, puasa, dan ibadah haji. Kedua, Peran Pendidikan. Peran pendidikan terhadap kesehatan mental yakni: Memberikan bimbingan dalam kehidupan, penolong dalam kesukaran, menentramkan batin, pengendali moral, dan terapi terhadap gangguan mental.

Pendapat Prof Zakiah di atas tentunya memberikan pemahaman kepada kita bahwa agama sangat berperan dalam membentuk kesehatan mental gen Z. Hal ini juga sesuai dengan apa yang terkandung dalam Alquran surat Ar Ra'du ayat 28 yang artinya: (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tentram.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved