Berita Viral

Kronologis Pria Paruh Baya Temui Nenek di Pantai Parangtritis, Ngajak Berhubungan Lalu Meninggal

Seorang pria paruh baya berinsial S (58), meregang nyawa usai menemui seorang nenek yang sedang duduk di dekat pantai Parangtritis, Yogyakarta.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
Kompas.com
Ilustrasi - pekerja tunasusila berjalan di kawasan Dolly, Surabaya, yang sepi, Rabu (18/6/2014) malam, setelah pemerintah kota resmi menutup kawasan prostitusi terbesar di Asia Tenggara tersebut. 

Kronologis Pria Paruh Baya Temui Nenek di Pantai Parangtritis, Ngajak Berhubungan Lalu Meninggal

SERAMBINEWS.COM – Seorang pria paruh baya berinsial S (58), meregang nyawa usai menemui seorang nenek yang sedang duduk di dekat pantai Parangtritis, Yogyakarta.

Belum diketahui pasti apa penyebab S meregang nyawa secara mendadak itu.

Hanya saja, usai menemui nenek berusia 60 tahun itu, S mengajak sang wanita untuk melakukan hubungan.

Ajakan tersebut disetujui oleh sang nenek.

Peristiwa ini terjadi di kawasan Padukuhan Mancingan IX, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (10/1/2024) sekitar pukul 00.30 WIB.

Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan, belum diketahui apa penyebab korban meninggal dunia.

Baca juga: Pemuda di Makassar Bunuh Pacar PSK yang Dipesan di Michat, Emosi Tak Puas Dilayani Setelah Bayar

Ilustrasi meninggal
Ilustrasi meninggal ()

S merupakan warga Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

Dalam pemeriksaan awal diketahui tidak ada tanda penganiayaan.

Disinggung penggunaan obat kuat, Jeffry mengatakan belum diketahui.

"Belum diketahui (penggunaan obat kuat), masih didalami terkait kasus tersebut," kata Jeffry, Rabu (10/1/2024), dikutip dari Kompas.com.

Ia mengatakan, petugas langsung menghubungi pihak keluarga.

Pihak keluarga yang diwakili anak korban sudah menerima sebagai musibah dan akan memakamkan.

Jeffry menerangkan, peristiwa ini bermula saat S diajak seorang temannya ke kawasan pantai Parangkusumo, Bantul, Selasa (9/1/2024) sekitar pukul 20.30 WIB.

Mereka sampai di Parangkusumo sekitar pukul 21.30 WIB.

Saat itu S berjalan sendirian dan mendapati seorang wanita bernama SJ (60) warga Grobogan, Jawa Tengah.

Saat itu, SJ sedang beristirahat di sekitar Cepuri Parangkusumo pukul 00.15 WIB.

Baca juga: Prostitusi Online di Gresik, PSK Layani 6 Pria Sehari Gaji Rp3 Juta Sebulan, Gadis Jadi Korban Papi

Keduanya kemudian bertemu dan bersepakat untuk berhubungan layaknya suami istri dengan imbalan disepakati Rp 100.000.

Mereka lantas bergegas ke salah satu rumah di kawasan Padukuhan Mancingan IX.

"Korban setelah masuk kamar langsung buka baju dan berhubungan badan, tak lama kemudian S langsung tergeletak dengan posisi terlentang," kata Jeffry.

Mendapat korban sudah tak bergerak, SJ langsung menghubungi pemilik rumah dan dilanjutkan melaporkan ke Polsek Kretek.

Polisi yang datang ke lokasi bersama tim inavis Polres Bantul.

Kemudian tim medis langsung memeriksa tubuh korban dan dinyatakan korban sudah meninggal.

 

Kakek 71 Tahun Tewas Overdosis Obat Kuat, Warung Soto Jadi Saksi

Dalam kasus lainnya, seorang kakek berusia 71 tahun harus mereggang nyawa usai mengalami overdosis obat kuat.

Diketahui, kakek tersebut meneguk obat kuat karena ini melampiaskan nafsu birahinya bersama seorang wanita tuna Susila (PSK).

Hubungan layaknya suami istri tersebut dilakukan sang kakek bersama PSK di salah satu warung soto di Jawa Tengah, dengan bayaran Rp 70.000.

Ternyata warung soto tersebut kerap didatangi oleh sejumlah pria-pria berumur.

Bukan hanya untuk makan soto, melainkan mereka untuk mendapatkan layana dari PSK.

Foto hanya ilustrasi - Sarang prostitusi berkedok warkop di Gresik, Selasa (8/3/2022).
Foto hanya ilustrasi - Sarang prostitusi berkedok warkop di Gresik, Selasa (8/3/2022). (Satpol PP Kabupaten Gresik)

Tewasnya kakek 71 tahun akhirnya membongkar praktik prostitusi di warung soto tersebut.

Entah sudah berapa lama tempat itu dijadikan tempat prostitusi.

Yang jelas, warung soto tersebut menjadi saksi bisu perbuatan pria-pria berumur bersama wanita yang melakukan hubungan.

Dilansir dari TribunJateng, Jumat (12/5/2023), praktik prostitusi berkedok warung soto dan wedangan terjadi di Kecamatan Delanggu, Klaten, Jawa Tengah.

Diduga praktik prostitusi itu telah beroperasi cukup lama.

Warung soto dan wedangan tersebut buka setiap hari dari pagi hingga sore.

Sub Koordinator Bidang Penindakan dan Penegakan Perda Satpol PP dan Damkar Kabupaten Klaten, Sulamto mengatakan, para pelanggan yang menggunakan jasa PSK didominasi pria-pria berumur.

"Rata-rata (pelanggannya) sudah berumur. Ya di atas (usia) 50 tahun," kata Sulamto dikonfirmasi, Kamis (11/5/2023).

Setiap harinya ada sekitar dua hidung belang yang menggunakan jasa PSK di warung tersebut.

Dia mengatakan pemilik sengaja menggunakan warungnya untuk praktik prostitusi karena terdesak kebutuhan sehari-hari.

"Dari keterangan bersangkutan (pemilik warung) seperti itu (untuk mencukupi kebutuhan),”

“Karena mereka tidak punya suami, tidak punya pekerjaan yang lebih dari itu sehingga hanya itu yang bisa dilakukan," ungkap dia.

Di warung tersebut ada dua PSK yang melayani para hidung belang.

Tarif sekali sewa sekitar Rp 70.000.

Terdapat tiga kamar disediakan pemilik untuk kegiatan praktik prostitusi.

"Di situ memang ada tiga kamar yang dipergunakan untuk kegiatan prostitusi,”

“Wanita yang ada di situ ada dua orang. Usianya sekitar 45-50 tahun. Warga sekitaran Delanggu juga," katanya.

Usaha esek-esek bermodus warung soto di Delanggu ini terbongkar setelah ada peristiwa seorang kakek berusia 71 tahun meninggal diduga akibat overdosis obat kuat.

Warung soto ini adalah milik S (70).

Tetapi warung tersebut dioperasionalkan oleh anaknya.

"Awal mula terungkap (dugaan prostitusi) kemarin ada kejadian sepuluh hari yang lalu ada seorang kakek-kakek berasal dari daerah Delanggu meninggal di lokasi itu,”

“Kakek berusia sekitar 71 tahun yang diduga over dosis obat kuat," katanya.

Pihaknya mengungkapkan telah melakukan penindakan agar warung soto tersebut tidak lagi digunakan untuk kegiatan praktik prostotusi.

Satpol PP juga memberikan pembinaan kepada pemilik warung serta dua orang wanita yang bekerja sebagai PSK di warung tersebut.

"Kemarin kita sudah ke lokasi yang bersangkutan (pemilik warung) juga ada,”

“Sehingga langsung kita berikan pembinaan. Kalau nanti masih digunakan nanti akan kita lakukan penyegelan," jelasnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved