Konflik Palestina vs Israel

Dikenal Sebagai Negara Super Power, AS dan Inggris Babak Belur Dipermalukan Houthi di Laut Merah

Katanya sih negara adidaya dan Super Power. Amerika Serikat (AS) dan sekutunya seharusnya bisa dengan cepat melumpuhkan Houthi.

Editor: Amirullah
tangkapan layar Twitter/@GlobeEyeNews
Diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi, sebuah rudal menghantam kapal tanker komersial. 

"Geografi menambah ancaman teknologi. Pertahanan terbaik sebuah kapal bukanlah senjata atau pengacau, melainkan ruang terbuka. Bahkan kapal induk raksasa pun sulit dikenali di lautan luas, dan radar rudal anti-kapal hanya dapat memindai area kecil," tulis ulasan insider betapa faktor serangan Houthi dapat secara mudah menjangkau sasaran di Selat Bab Al Mandab.

Itu sebabnya AS dan negara-negara lain menginvestasikan begitu banyak upaya pada satelit, pesawat patroli, dan sensor untuk menyediakan data pelacakan real-time untuk memandu rudal mendekati kapal yang bergerak.

Namun lebar Selat Bab Al-Mandab hanya 20 mil, yang berarti kapal dapat dilacak oleh radar darat, perahu kecil, drone kecil, atau bahkan pengamat puncak bukit dengan teropong yang bagus.

Houthi dikabarkan melatih 20.000 tentara cadangan untuk ditempatkan di Jalur Gaza, guna membantu milisi Hamas melawan serangan tentara Israel. (HO)

Faktor ketiga adalah masalah politik.

Kelompok Houthi mengklaim, mereka menyerang kapal-kapal Israel karena solidaritas terhadap perjuangan milisi pembebasan Palestina di Gaza.

Media barat mengklaim, banyak dari kapal-kapal target Houthi tersebut tidak ada hubungannya dengan Israel.

"Alasan sebenarnya tampaknya adalah upaya Iran untuk menggunakan proksi untuk menjadi kekuatan dominan di Teluk Persia dan Timur Tengah. Meskipun Houthi bukan boneka Iran, mereka mempunyai sponsor yang kuat di negara tetangga Iran dan pemerintahan garis keras Syiah, dan konfrontasi mereka dengan Israel adalah sikap yang populer di kalangan penduduk mereka dan di negara-negara Arab pada umumnya."

"Teheran tidak hanya membantu Houthi dengan senjata dan uang: Laporan mengatakan kapal-kapal Iran memberikan informasi kepada Houthi mengenai pergerakan kapal di Laut Merah," tulis ulasan Insider.

Ulasan tersebut juga menganalogikan posisi Houthi saat ini dengan kelompok Vietkong pada perang Vietnam.

"Sama seperti bantuan Soviet dan Tiongkok yang menopang Vietnam Utara, dukungan Iran juga dapat menopang kelompok Houthi tanpa batas waktu. Sanksi terhadap kelompok Houthi, seperti langkah AS untuk menetapkan kembali mereka sebagai organisasi teror, sepertinya tidak akan efektif terhadap kelompok yang terobsesi dengan kematian dan tampaknya tidak terlalu khawatir bahwa rakyatnya sendiri sedang kelaparan," tulis laporan tersebut.

Ulasan ini juga menekankan, ketiga faktor di atas tidak berarti Houthi tidak terkalahkan.

Serangan rutin terhadap fasilitas militer Houthi bisa menjadi satu di antara opsi, meski berarti memperbesar peluang melebarnya perang di kawasan.

"Mungkin cukup banyak serangan Barat terhadap platform militer dan pengawasan mereka – dan bahkan terhadap para pemimpin mereka – yang dapat membawa perubahan (AS telah melakukan banyak serangan pesawat tak berawak terhadap Al Qaeda di Yaman)," tulis ulasan tersebut.

Faktor lain yang bisa menahan laju manuver Houthi adalah tekanan warga Yaman sendiri

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved