Konflik Palestina vs Israel

Dikenal Sebagai Negara Super Power, AS dan Inggris Babak Belur Dipermalukan Houthi di Laut Merah

Katanya sih negara adidaya dan Super Power. Amerika Serikat (AS) dan sekutunya seharusnya bisa dengan cepat melumpuhkan Houthi.

Editor: Amirullah
tangkapan layar Twitter/@GlobeEyeNews
Diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi, sebuah rudal menghantam kapal tanker komersial. 

Itu sebabnya banyak negara berjuang mati-matian untuk menguasai jalur air ini pada Perang Dunia Pertama dan Kedua.

Diperkirakan sebanyak 15 persen perdagangan dunia dan 20 persen hingga 30 persen kargo yang tiba di pelabuhan pantai timur AS melewati Terusan Suez sepanjang 120 mil.

Kanal ini selalu rentan gangguan, terbukti ketika kapal kontainer raksasa Ever Give kandas pada tahun 2021, sehingga mengganggu perdagangan global selama berminggu-minggu.

Namun masalahnya saat ini bukanlah Terusan Suez itu sendiri, melainkan ancaman yang dihadapi kapal-kapal yang melintasi Laut Merah dan selat Bab Al-Mandab (“gerbang air mata” dalam bahasa Arab), yang dibatasi oleh Eritrea dan Djibouti di sebelah barat dan Yaman di timur.

Selat Bab al-Mandab (sejumlah literatur menulis Bab el-Mandeb) hanya memiliki panjang 70 mil dan lebar 20 mil, sehingga berada dalam jangkauan rudal anti-kapal darat, drone, dan bahkan howitzer yang menembakkan peluru jarak jauh.

Tidak seperti kebanyakan jalur maritim, tidak ada jalan pintas jika selat tersebut diblokir.

Faktor kedua adalah teknologi.

Senjata anti-kapal modern sangat kuat namun cukup sederhana sehingga bahkan kelompok militan pun dapat mengoperasikannya (Hizbullah menggunakan rudal jelajah C-802 buatan Tiongkok untuk merusak kapal perang Israel pada tahun 2006).

Drone itu murah, dan bahkan drone kecil pun dapat menyebabkan kerusakan kecil pada kapal besar.

Kelompok Houthi memiliki beragam rudal pengahncur kapal, sebagian besar berasal dari Iran tetapi dengan model Soviet dan Tiongkok yang lebih tua, menurut International Institute for Strategic Studies.

Rudal jelajah anti-kapal termasuk P-21 Termit era Soviet dan C-801 Tiongkok (dengan jangkauan hingga 80 mil), serta Ghadir Iran (185 mil) dan Quds Z-0 (dilaporkan memiliki jangkauan hingga 500 mil). ).

Houthi juga memiliki rudal balistik anti-kapal buatan Iran dengan jangkauan sekitar 300 mil, serta drone.

Rudal-rudal ini ditembakkan dari peluncur bergerak yang dapat berpindah lokasi dengan cepat.

Mereka dapat menembakkan roket dan kemudian berlari menjauh sebelum Angkatan Laut AS dapat menentukan lokasi peluncuran dan menyerangnya dengan rudal jelajah Tomahawk.

Kelompok Houthi sudah familiar dengan taktik ini dari perang mereka selama 9 tahun dengan koalisi pimpinan Arab Saudi yang terus mengebom mereka tanpa henti.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved