Jurnalisme Warga
Memahami Tsunami sebagai Penguji Iman Masyarakat Aceh
Meski saya bukan warga asli Aceh dan saat tsunami usia saya masih satu tahun, dan belum mengetahui peristiwa ini, tetapi saya sangat bersyukur bisa ha
Dari bencana ini juga kita dapat mengambil hikmah bahwa di dunia ini tidak ada yang kekal,. Semuanya milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Semuanya hanyalah titipan semata dan akan punah, baik itu keluarga kita, orang tua kita, anak-anak kita, sahabat-sahabat kita, sanak saudara kita, rumah mewah, mobil mewah, gedung mewah, dan harta kekayaan sekalipun, semua itu akan kembali kepada Allah.
Maka sebagai manusia, janganlah kita bersikap sombong dengan apa yang kita miliki di dunia ini karena semua ini hanyalah titipan yang Allah titipkan untuk kita. Marilah kita sama-sama mendoakan para syuhada yang gugur saat tsunami pada tahun 2004 lalu. Semoga Allah ampuni dosa-dosa mereka, Allah terima amal ibadah mereka, dan Allah tempatkan mereka semua di jannah-Nya. Aamiin ya rabbal a’lamin.
Akhirnya harus saya akui bahwa saya sangat senang dan bersyukur bisa ikut program PMM di Aceh. Kalau saya tidak PMM di Aceh, saya tentu tidak akan ikut merasakan suasana kebatinan saat memperingati 19 tahun tsunami Aceh. Saya juga tidak akan bisa menginjakkan kaki di Masjid Raya Baiturrahman yang agung.
Saya juga tidak akan bisa berkunjung ke Museum Tsunami Aceh, dan yang lebih penting lagi kalau saya tidak ikut PMM di Aceh saya tidak akan tahu bagaimana kebudayaan Aceh.
Sungguh banyak sekali pengalaman indah dan pengetahuan baru yang saya dapatkan selama PMM di Aceh. Semoga di kemudian hari saya bisa berkunjung kembali ke provinsi ini.
Saya sangat bersyukur kepada Allah yang telah memberikan saya kesempatan bisa lolos PMM di Aceh. Terima kasih saya ucapkan juga kepada Bapak Menteri Nadiem Anwar Makarim MBA, terima kasih juga kepada seluruh panitia yang terlibat dalam program PMM Angkatan 3 di UBBG. Terima kasih kepada teman-teman seperjungan PMM, yang sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya selama di Aceh.
Aceh juga memberikan saya banyak kenangan indah. Mulai dari kebudayaannya, kulinernya, keindahan kotanya, keindahan pantainya hingga masyarakatnya yang ‘superhumble’.
Banda Aceh juga adalah kota yang paling aman bagi saya dan masih banyak lagi pengalaman dan wawsan baru yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
PMM 3 ini benar-benar memberikan saya manfaat yang sang luar biasa untuk…Bertukar sementara, bermakna selamanya.
Jurnalisme Warga
Penulis JW
Memahami Tsunami sebagai Penguji Iman Masyarakat A
Tsunami Aceh
AINAYA RAHAYAU
Menghidupkan Budaya Literasi Keluarga di Tengah Gempuran Digital |
![]() |
---|
Dari Tiram ke Teknokrasi: Layakkah Jamaica Menjadi Wakil Menteri BUMN? |
![]() |
---|
Matematika Itu Seru, Asal Tahu Caranya |
![]() |
---|
Pengakuan UNESCO, Bagaikan Anugerah 'Boh Manok Mirah' untuk Aceh |
![]() |
---|
Mengulik Secercah Harapan pada Sekolah-Sekolah Idaman di Aceh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.