Breaking News

Perang Gaza

Penembak Jitu Israel Abaikan Bendera Putih, Tembak Abang Adik yang Sedang Berjalan untuk Mengungsi

Dua orang abang beradik, Nahedh yang berusia 13 tahun dan Ramez Barbakh yang berusia 20 tahun ditembak mati oleh penembak jitu pasukan Israel.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Al Jazeera
Dua orang abang beradik, Nahedh yang berusia 13 tahun dan Ramez Barbakh yang berusia 20 tahun ditembak mati oleh penembak jitu pasukan Israel. 

Penembak Jitu Israel Abaikan Bendera Putih, Tembak Abang Adik Sedang Berjalan untuk Mengungsi

SERAMBINEWS.COM, GAZA – Dua orang abang beradik, Nahedh yang berusia 13 tahun dan Ramez Barbakh yang berusia 20 tahun ditembak mati oleh penembak jitu pasukan Israel.

Padahal mereka sedang berjalan untuk mengungsi atas perintah pasukan Israel.

Selama perjalanan mengungsi tersebut, keduanya terus mengibarkan bendera putih dengan harapan agar tidak menjadi sasaran tembakan pasukan Israel.

Bendera putih dalam medan perang dikenal sebagai bentuk bahwa dirinya tidak ikut sertaan dalam suatu peperangan.

Peristiwa kekejaman itu terjadi pada Rabu (24/1/2024) ketika keluarga mereka bersiap-siap untuk meninggalkan kawasan al-Amal.

Dimana sehari sebelumnya, militer Israel memerintahkan penduduk di kawasan itu untuk segera mengungsi.

Baca juga: Mantan Kepala Staf IDF Kecam Konferensi Pemukiman Kembali Gaza yang Didukung 12 Menteri Israel

Gambar yang dirilis IDF pada 25 Januari 2024 menunjukkan pasukan Brigade Komando yang beroperasi di Khan Younis, Gaza selatan.
Gambar yang dirilis IDF pada 25 Januari 2024 menunjukkan pasukan Brigade Komando yang beroperasi di Khan Younis, Gaza selatan. (IDF)

“Pada awalnya, kami tidak yakin dengan perintah evakuasi ini karena kami sendiri belum melihatnya,” kata ibu anak laki-laki tersebut, Islam, dikutip dari Al Jazeera.

“Kami mencoba untuk bersembunyi di rumah kami dan menjaga semua orang tetap aman,”

“Tetapi akhirnya kami menyadari bahwa kami harus pergi dan mulai mencoba membuat rencana,”

“Suami dan anak-anak saya berpikir mungkin kami dapat keluar dari tembok belakang dan kami mendengar ada tembakan di luar,” ujarnya.

Keluarga tersebut memutuskan bahwa cara terbaik adalah keluar rumah dengan membawa bendera putih dan menuju ke al-Mawasi sesuai petunjuk.

Sang ayah, Mohamed-Adel memberikan Nahedh bendera putih.

 “Saya memberinya kain putih untuk dikibarkan di atas kepalanya sebagai bendera putih. Saya pikir, tidak mungkin ada orang yang ingin menyakiti seorang anak” katanya.

Saat anggota keluarga yang lain sedang mengumpulkan barang-barang terakhir yang mereka pikir bisa mereka bawa, Nahedh keluar dengan langkah hati-hati dari pintu depan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved