Opini

Begal dan Krisis Moral Remaja

Sungguh sangat kejam dan menyayat hati karena umumnya pelaku begal selalu menggunakan senjata tajam. Sehingga apabila korban melawan mereka tidak sega

Editor: mufti
IST
Ully Fitria SKM MKM, Alumnus MKM FK USK, Dosen Kesmas Fikes Unaya Aceh Besar, dan Ketua Pembinaan dan Pengembangan PPPKMI Aceh 

Anak mudah terpengaruh dengan lingkungan pertemanan dalam berperilaku, pengaruh sosial media yang kini juga menjadi ancaman berat untuk anak-anak dimana banyak tontonan-tontonan menyimpang dan kekerasan. Anak yang sering menonton perilaku sadis/kasar akan sangat berpengaruh kepada psikis dan jiwanya. Apalagi ada pengalaman-pengalaman terdahulu yang mengganggu jiwanya seperti anak mengalami kekerasan dari orang lain, pelecehan, bullying dan sebagainya.

Sehingga si anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak menyimpang/tidak ada kelainan psikis pada dirinya. Dalam fase ini, anak sangat membutuhkan pengawasan, bimbingan dan arahan dari orang tua mereka agar terhindar dari perilaku-perilaku menyimpang dan kenakalan remaja yang merugikan orang lain. (4). Gaya hidup hedon. Gaya hidup juga berpengaruh dalam masyarakat. Masyarakat yang memiliki harta berlebih akan dipandang memiliki kelas sosial tinggi dalam bermasyarakat, ia akan lebih dihargai dan dipandang unggul dibandingkan dengan orang lain.

Namun dengan pekerjaan serabutan misalnya membuat orang tersebut tidak mampu untuk selalu berada di kelas sosial tinggi layaknya sosialita lainnya di masyarakat. Sifat gengsi terhadap lingkungannya juga membuat orang tersebut terdorong untuk melakukan aksi merampas harta orang lain, memiliki uang banyak dalam hitungan cepat tanpa memikirkan apapun yang dihadapinya asalkan semua kebutuhan yang merupakan pandangan orang kepadanya nampak menonjol dan baik, maka dia akan melakukan apapun untuk melakukannya.

(5). Kesempatan. Aksi begal yang marak terjadi tidak hanya karena ada niat dari si pelaku, namun adanya sebuah kesempatan juga menjadi pemicu paling mendasar. Baik itu kesempatan dari si pelaku maupun tempat. Dari si pelaku sendiri umumnya sering terjadi pada perempuan yang sering menggunakan tas di bahu, memakai perhiasan yang mencolok, bepergian sendiri di malam hari. Sedangkan dari sisi tempat kejadian karena korban melewati tempat sepi.

Oleh karena itu kewaspadaan dari diri sendiri sangat menentukan keamanan diri dan lingkungan (6). Krisis moral. Krisis moral memang sudah menjadi suatu permasalahan saat ini terutama di dunia pendidikan.

Kurikulum pada sistem pendidikan yang mementingkan kognitif sebagai suatu aspek paling penting bagi siswa dan mengesampingkan afektif dan psikomotorik. Padahal kedua nilai tersebut juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk pribadi anak. Krisis moralitas juga terjadi karena diakibatkan oleh hilangnya nilai-nilai Pancasila dan tidak lagi diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut terjadi karena generasi kita sendiri tidak memiliki pedoman dasar baik itu dari pola asuh dari orang tua maupun pola berpikir serta kestabilan emosi yang masih sangat rentan.  Oleh karena itu penting untuk memberikan sosialisasi tentang etika dan moral terhadap anak.

Memperbaiki  keadaan

Terlepas dari semua aksi begal yang terjadi, semua pihak harus menyikapinya secara positif dengan hati yang bijak tanpa memperkeruh keadaan. Dalam hal ini perbaikan dapat disasar dari hulu dan hilir. Dari segi hulunya, dapat dilakukan perbaikan dari dunia pendidikan baik pendidikan umum di sekolah maupun pendidikan agama.

Krisis etika dan moral di kalangan anak belia sering terjadi karena keringnya nilai-nilai budi pekerti dan nilai agama. Dalam hal ini dibutuhkan kepedulian ekstra terutama dari orang tua yang menjadi fondasi utama terbentuknya karakter anak, serta guru yang menjadi role model anak dalam bertindak tanduk. Dari segi hilir, dibutuhkan aksi tindak bersama antara penegak hukum dan masyarakat dari semua lapisan untuk mempersempit ruang gerak pelaku begal dengan memberikan hukuman seberat-beratnya sesuai dengan aturan yang berlaku.

Sehingga pelaku memperoleh efek jera dan dari masyarakat sendiri dibutuhkan pengawasan ekstra untuk saling menjaga. Baik itu mengaktifkan Pos Kamling kembali, maupun segera melapor apabila ada sesuatu hal yang mencurigakan. Dengan demikian keamanan dan kenyamanan akan kembali tercipta di tengah masyarakat.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved