Jurnalisme Warga

SMAN 1 Muara Batu Menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri

Kedatangan saya ke sekolah ini disambut oleh Kepala SMA Negeri 1 Muara Batu, Dra Zuraida MSM dengan hangat dan bersahabat.

Editor: mufti
IST
BAIHAKI 

BAIHAKI, Redaktur Thejurnal.id., melaporkan dari Aceh Utara

KABUPATEN Aceh Utara memiliki 55 unit sekolah menengah atas (SMA), baik yang berstatus negeri maupun swasta. Belum termasuk jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) yang menjadikan Aceh Utara sebagai kabupaten dengan jumlah sekolah jenjang menengah terbanyak di Aceh.

Ketika saya mengunjungi SMA Negeri 1 Muara Batu, Aceh Utara, beberapa hari lalu, ternyata pekarangannya sangat bersih, rapi, asri, dan hijau, menjadikan sekolah ini sebagai "Grand School" di Aceh Utara.

Sekolah ini memiliki 666 siswa, 80 orang lebih guru, dan tenaga kependidikan (tendik).

Sekolah ini terlihat indah dan asri, banyak ditanami tumbuhan hijau yang tertata rapi. Ada aneka jenis sayur-mayur, juga berbagai jenis bunga, dan tumbuhan produktif.

SMA Negeri 1 Muara Batu memiliki ruang kelas yang lumayan banyak. Ada lapangan olahraga yang dilengkapi sebuah musala yang sangat bersih.

Kedatangan saya ke sekolah ini disambut oleh Kepala SMA Negeri 1 Muara Batu, Dra Zuraida MSM dengan hangat dan bersahabat.

Saat berbincang dengannya, Zuraida menjelaskan bahwa banyak prestasi yang diraih oleh guru maupun siswa sekolah ini, baik di tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional.

Pengembangan sekolah ini tidak luput dari peran dan dukungan pengurus komite sekolah yang diketuai H Zulfadli SE.

Zuraida menuturkan, SMA Negeri 1 Muara Batu pada tahun 2023 pernah meraih penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI sebagai salah satu sekolah di Aceh Utara yang menerima "Penghargaan Adiwayata Nasional."

Penghargaan yang diperoleh ini tentunya tidak terlepas dari perilaku siswa yang sudah menjadi budaya sehingga terciptanya sekolah yang bebas sampah.

Dukungan Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) untuk melakukan kerja sama dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Aceh Utara, sangat diharapkan Zuraida agar sekolah yang dipimpinnya bisa meraih kategori Sekolah Adiwiyata Mandiri (SAM) pada tahun 2024 ini.

Keberhasilan SMA Negeri 1 Muara Batu meraih Penghargaan Adiwiyata Nasional membuat sekolah ini memiliki tanggung jawab untuk membina sekolah lain atau mengimbaskannya ke sekolah yang ada di Aceh Utara dan Lhokseumawe.

Menurut Zuraida, ada beberapa sekolah yang sudah berkunjung ke sini, misalnya rombongan kepala sekolah dan dewan guru dari SMA Negeri 1 Sawang dan SMA Negeri Nisam Kabupaten Aceh Utara, kemudian dari SMA Negeri 1 Modal Bangsa PT Arun Kota Lhokseumawe. Tujuannya adalah untuk melihat langsung apa yang dilakukan sekolah yang dipimpin Zuraida untuk meraih Penghargaan Adiwiyata baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional.

"Ucapan terima kasih atas dukungan Cabdisdik dan DLHK Kabupaten Aceh Utara, semua dewan guru dan tendik SMA Negeri 1 Muara Batu, ketua dan pengurus komite sekolah, serta semua stakeholders yang telah membantu dan memotivasi kami dalam meraih Penghargaaan Adiwiyata Nasional ini," ucap Zuraida.

Perlu diketahui, awal November 2023, Kepala SMA Negeri 1 Muara Batu, Zuraida meraih prestasi sebagai juara 1 apresiasi guru dan tenaga kependidikan (GTK) tingkat Provinsi Aceh sebagai "Kepala Sekolah Inovatif."

Apresiasi GTK itu diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Aceh dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2023.

Atas prestasi itu, Zuraida berhak mewakili Aceh ke tingkat nasional untuk mengikuti apresiasi GTK yang dihadiri langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo bersama Mendikbudristek, Nadiem Makarim.

Raih Penghargaan Adiwiyata

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) setiap tahunnya memilih sekolah untuk diberikan Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional mulai dari tingkat dasar sampai menengah.

Tiga SMA di Aceh Utara menerima Penghargaan Adiwiyata Nasional tahun 2023 dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr Siti Nurbaya Bakar MSc.

Penghargaan itu diserahkan di Auditorium Gedung Mangala Wanabakti KLHK, Jakarta, pada 17 Oktober 2023, diterima masing-masing kepala sekolah. 

Tiga kepala sekolah yang prestatif itu adalah Kepala SMA Negeri 1 Muara Batu, Zuraida, Kepala SMA Negeri 1 Dewantara, Mustafa SPd, dan Kepala SMA Negeri 1 Lhoksukon, Drs Hasbi MSM.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) Wilayah Aceh Utara, Drs Ahmad Yamani MPd pun ikut mendampingi dan memberikan apresiasi kepada tiga kepala sekolah tersebut.

Yamani berharap, kepala sekolah yang meraih penghargaan ini nantinya dapat memotivasi dan membina sekolah lainnya. Sehingga, tahun 2024 jumlah sekolah di Aceh, khususnya di Aceh Utara, yang meraih Penghargaan Adiwiyata Nasional  semakin meningkat.

Perjalanan Raih Adiwiyata

Dari tiga sekolah di Aceh Utara yang menerima Penghargaan Adiwiyata Nasional itu, salah satunya adalah SMA Negeri 1 Muara Batu. Indikatornya adalah mendukung gerakan peduli dan berbudaya lingkungan.

Sebelum terpilih sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional, SMA Negeri 1 Muara Batu sudah ditetapkan sebagai sekolah Adiwiyata Kabupaten dan Adiwiyata Provinsi.

SMA Negeri 1 Muara Batu ditetapkan pada tahun 2022 sebagai Sekolah Adiwiyata Provinsi.

Saya mengutip sumber dari pemberitaan di Serambi Indonesia bahwa saat itu Kepala DLHK Aceh Utara, Teuku Cut Ibrahim MSi mengatakan, sebelumnya SMA Negeri 1 Muara Batu telah mengikuti proses penilaian oleh KLHK, yaitu penilaian calon Sekolah Adiwiyata Mandiri (CSM) dan Calon Sekolah Adiwiyata Nasional (CASN).

Kemudian, lanjutt Teuku Cut Ibrahim, berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.1061/MENLHK/P2SDM/SDM.2/10/2023, ditetapkan 417 sekolah untuk mendapatkan Penghargaan Adiwiyata Nasional.

DLHK Aceh Utara melakukan pembinaan terhadap sekolah tersebut berdasarkan amanat Pasal 63 ayat (3) huruf n Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Kata Ibrahim, pemerintah kabupaten/kota bertugas dan berwenang memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan, dan penghargaan.

Disampaikannya, dalam melaksanakan wewenang memberikan pendidikan, pelatihan, dan pembinaan, Bupati Aceh Utara juga membentuk Tim Pembina Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan di Sekolah (PBLHS) bertugas melakukan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan gerakan PBLHS.

PBLHS adalah aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan PRLH (Perilaku Ramah Lingkungan Hidup) dan itu merupakan sikap dan tindakan warga sekolah dalam menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan hidup terhadap aspek kebersihan.

Aspek lain yang dinilai adalah fungsi sanitasi dan drainase, pengelolaan sampah, penanaman, dan pemeliharaan pohon atau tanaman, konservasi air, konservasi energi, dan inovasi terkait penerapan PRLH berdasarkan identifikasi masalah lingkungan hidup di sekolah/daerah/global.

Ditambahkannya, Sekolah Adiwiyata berhak mendapatkan penghargaan sebagaimana dimaksud Pasal 14 ayat (1) bahwa penghargaan dapat diberikan dalam bentuk piagam berupa dana pembinaan atau prasarana dan sarana oleh bupati/wali kota, gubernur, dan menteri.

Teuku Cut Ibrahim berharap, dengan adanya penghargaan terhadap SMA di Aceh Utara, dapat bermanfaat dan semua pihak memberikan dukungan dan bantuan untuk meningkatkan literasi penerapan perilaku ramah lingkungan yang lebih baik serta semoga makin banyak Sekolah Adiwiyata di kabupaten ini.  

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved