Luar Negeri

Bentrok Antarsuku Pecah di Papua Nugini, 64 Orang Ditemukan Tewas Berlumuran Darah

Sedikitnya 64 orang ditemukan tewas berlumuran darah di lokasi bentrokan antara suku-suku yang berseteru tersebut.

Editor: Faisal Zamzami
AFP
Foto yang dirilis oleh Kepolisian Papua Nugini pada tanggal 19 Februari 2024 ini menunjukkan petugas berpatroli di dekat kota Wabag, 600 kilometer sebelah barat laut ibu kota Port Moresby. Sebanyak 64mayat berlumuran darah telah ditemukan di dataran tinggi Papua Nugini, kata polisi pada 19 Februari, ketika para petugas melaporkan pertempuran senjata yang sedang berlangsung antara suku-suku yang berseteru.(AFP) 

SERAMBINEWS.COM - Bentrokan antarsuku yang melibatkan baku tembak terjadi di daratan tinggi Papua Nugini.

Sedikitnya 64 orang ditemukan tewas berlumuran darah di lokasi bentrokan antara suku-suku yang berseteru tersebut.

Asisten Komisaris Polisi Papua Nugini, Samson Kua, pada Senin (19/2/2024) mengatakan, mayat-mayat itu ditemukan setelah apa yang diyakini sebagai aksi penyergapan antarsuku pada Minggu (18/2/2023) dini hari.

"Kami yakin masih ada beberapa mayat di luar sana, di semak-semak," katanya kepada Kantor berita AFP.

Insiden tersebut terjadi di dekat kota Wabag, 600 kilometer di barat laut ibu kota Port Moresby.

Polisi menerima video dan foto-foto yang diklaim berasal dari tempat kejadian.

Foto-foto tersebut menunjukkan tubuh-tubuh yang ditelanjangi dan berlumuran darah tergeletak di pinggir jalan dan ditumpuk di bagian belakang sebuah truk bak terbuka.

Beberapa suku di dataran tinggi telah berperang satu sama lain di Papua Nugini selama berabad-abad, tetapi masuknya senjata otomatis telah membuat bentrokan menjadi lebih mematikan dan meningkatkan siklus kekerasan.

Baca juga: Perebutan Pengaruh di Pasifik Meningkat, AS Ancam Papua Nugini Untuk Jauhi China

Pembunuhan massal

Kua menyebut, bahwa para pria bersenjata telah menggunakan persenjataan lengkap, termasuk senapan SLR, AK-47, M4, AR15 dan M16, serta senapan pump-action dan senjata api rakitan.

Diyakini bahwa pertempuran sedang berlangsung di daerah pedesaan terpencil di dekatnya.

Dataran tinggi Papua Nugini telah menjadi tempat terjadinya kekerasan suku yang terus-menerus, dengan beberapa pembunuhan massal dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintah Papua Nugini telah mencoba penekanan, mediasi, amnesti, dan berbagai strategi lain untuk mengendalikan kekerasan, namun tidak banyak berhasil.

Militer telah mengerahkan sekitar 100 tentara ke daerah tersebut, tetapi dampaknya terbatas dan layanan keamanan tetap kalah jumlah dan persenjataan.

Pembunuhan sering terjadi di komunitas-komunitas terpencil, dengan para anggota suku melancarkan serangan atau penyergapan sebagai balas dendam atas serangan-serangan sebelumnya.

Warga sipil, termasuk perempuan hamil dan anak-anak, telah menjadi sasaran di masa lalu.

Pembunuhan seringkali sangat kejam, dengan korban dibacok dengan parang, dibakar, dimutilasi atau disiksa.

Populasi Papua Nugini telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1980, sehingga menambah tekanan terhadap lahan dan sumber daya serta memperdalam persaingan antarsuku.

Baca juga: Darwati Salip Tgk Ahmada, Bang Joni Gusur Sofyan Ardi, Ini Perolehan Suara Terbaru Senin Siang

Baca juga: Singgung Kanker, dr Zaidul Akbar: Jangan Bungkus Bakso Panas Pakai Plastik, Sebaiknya Gunakan Ini

Baca juga: Sempat Macet, Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, Segini Rincian Harga Emas Awal Pekan 19 September 2024

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bentrok Antarsuku Pecah di Papua Nugini, 64 Mayat Ditemukan"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved