PPK Glumpang Baro Pidie Tuntaskan Rekapitulasi Suara, Ini Jumlah Kertas Suara tidak Dicoblos

Laporan Muhammd Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Pidie mencatat sebanyak 1.317 kertas suara di 39 tempat pemungutan suara (TPS) di Kecamatan Glumpang Baro tidak dicoblos pemilih. 

Terungkapnya kertas suara capres-cawapres, DPD RI, DPR RI, DPRA, dan DPRK tidak dicoblos setelah Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) selesai menuntaskan perhitungan suara di Glumpang Baro, Kamis (22/2/2024).

"Dari 23 kecamatan di Pidie, saat ini baru Kecamatan Glumpang Baro yang telah menuntaskan perhitungan suara yang dilakukan PPK," kata Ketua Divisi Teknis Penyelenggara dan Wakil Ketua Divisi Perencanaan Data dan Informasi KIP Pidie, Azhari Budiman kepada Serambinews.com, Kamis (22/2/2024).

Ia menyebutkan, kotak suara yang telah diplenokan PPK telah disimpan di Gudang Kantor KIP Pidie.

Dikatakan dia, jumlah surat suara tidak digunakan atau tidak dicoblos mencapai 1.317 lembar, termasuk surat suara sisa cadangan berjumlah dua persen. 

Surat suara Pilpres dan Pileg meliputi DPD RI, DPR RI, DPRA, dan DPRK di Glumpang Baro berjumlah 7.036 lembar, dan tambah dua persen menjadi 8.356 suara. 

"Saat ini, ada tiga surat suara capres-cawapres yang rusak dan keliru dicoblos. Kalau untuk surat suara DPD RI, DPR RI, DPRA, dan DPRK, belum diketahui kertas suara yang rusak," jelasnya. 

Ia menyebutkan, jumlah pemilih Glumpang Baro yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) mencapai 8.154 orang, dengan 21 gampong. 

Untuk pemilih disabilitas di Glumpang Baro berjumlah 48 orang. 

Kata Azhari, saat ini 22 kecamatan di Pidie masih melakukan perhitungan suara untuk DPD RI, DPR RI, DPRA dan DPRK. 

Sementara perhitungat surat suara capres -cawapres telah selesai rekapitulasi suara. 

"Kita berharap kepada PPK agar bisa menuntaskan perhitungan suara sesuai jadwal yang telah ditetapkan pada tanggal 24 Februari 2024,” ucap dia. 

“Kita minta kepada petugas pemilu untuk menjaga kesehatan agar bisa melaksanakan tugas terhadap tahapan pemilu," jelasnya.

Disinggung data capres-cawapres dan DPD RI cepat diinput ke dalam aplikasi Sistem Informasi dan Rekapitulasi (Sirekap). 

Kata Azhari, cepatnya hasil capres-cawapres masuk dalam Sirekap, menyusul KPPS lebih awal memasukkan foto hasil capres-cawapres ke dalam Sirekap. 

"Setelah memasukkan hasil foto perolehan suara capres-cawapres sehingga KPPS lelah dan tidak memasukkan foto pelorehan suara DPD RI, DPR RI, DPRA, DPRK," pungkasnya.(*)