Salam
Sulitnya Memahami Sikap Warga Rohingya
“Alasan melarikan diri karena tidak sanggup tinggal di kamp Mina Raya Padang Tiji,” kata Kepala Dinas Sosial Pidie, Jumat (23/2/2024). Menurutnya, tin
HARUS diakui memang kita amat kesulitan untuk bisa me-mahami apa sebenarnya yang diinginkan warga etnis Rohingya. Masalahnya adalah kita telah menampung mereka, tetapi ke-mudian tetap kabur secara diam-diam, padahal kita tidak per-nah mengusir mereka saat berada kamp pengungsian.
Informasi yang kita terima mereka kabur ke Medan (Sumatera Utara) dan Malaysia. Namun, bagaimana mereka bisa keluar dari kamp Padang Tiji, ini malah menjadi persoalan yang lain lagi. Ja-ngan-jangan benar seperti yang disampaikan masyarakat bahwa ada kasus “perdagangan manusia” di balik aksi pengungsian itu.
Jika isu ini kemudian benar, maka kondisi itu sungguh sa-ngat merugikan warga Rohingya sendiri. Di antaranya adalah masyarakat Aceh akan semakin keras melakukan penolakan terhadap etnis Rohingya tersebut, alasannya karena dinilai ha-nya membawa masalah ketika berada di Aceh.
Begitupun, kita tetap menaruh perhatian besar terhadap ber-bagai persoalan yang dihadapi etnis Rohingya tersebut. Apala-gi mengingat mereka adalah seiman dengan kita, sehingga kita punya kewajiban untuk saling membantu sesama muslim.
Sebelumnya diberitakan, etnis Rohingya yang ditampung se-mentara di bekas tempat tinggal anak yatim di kamp pengungsian Mina Raya, Kecamatan Padang Tiji, Pidie, kabur. Diduga keras ma-nusia perahu itu melarikan diri menuju Medan dan Malaysia.
Untuk diketahui, awalnya jumlah etnis Rohingya yang ditam-pung di kamp Padang Tiji mencapai 480 orang. Saat ini, sisa-nya tinggal 450 orang, lantaran 30 orang Rohingya lainnya te-lah melarikan diri.
“Alasan melarikan diri karena tidak sanggup tinggal di kamp Mina Raya Padang Tiji,” kata Kepala Dinas Sosial Pidie, Jumat (23/2/2024). Menurutnya, tinggal di tempat pengungsian, et-nis Rohingya tidak bisa bekerja.
Selain itu, manusia perahu itu ingin anak-anaknya bisa men-dapatkan pendidikan layaknya di negara lain. Makanya, kata Muslim, etnis Rohingya melarikan diri, yang tujuannya Medan, Sumatera Utara dan Malaysia.
“Rohingya itu ada family yang tinggal di negara jiran Malaysia dan negara lain. Makanya, mereka ingin mengubah hidup di ne-gara lain, meski di negara yang ditujunya tidak mengetahui na-sib mereka,” ujar Muslim.
Seperti diungkap Kapolres Pidie, AKBP Imam Asfali, SIK, kepa-da harian ini, Kamis (22/2/2024), bahwa sekitar 30 Rohingya te-lah melarikan diri dari kamp Padang Tiji. Pengungsi Rohingya yang melarikan diri itu terjadi sejak Januari hingga Februari 2024.
Menurutnya, Rohingya yang kabur dari kamp Padang Tiji tidak sekaligus. Artinya, mereka melarikan diri dari kamp dengan jum-lah yang berbeda, dengan waktu berbeda pula. Umumnya mere-ka melarikan diri pada malam hari.
Besar dugaan mereka kabur dengan cara memanjat pagar pembatas yang mengelilingi kamp penampungan di Padang Tiji. “Pagar kamp itu rendah sehingga memudahkan Rohingya keluar pada malam hari,” ujarnya.
Untuk itu, sekali lagi, kita harus bebesar hati dan mengang-gap apa yang dilakukan warga Rohingya tersebut adalah coba-an bagi kita. Artinya, Allah sedang menguji sampai dimana kita sanggup “melayani” warga yang seiman, tetapi sering pula ber-tingkah. Begitu!
POJOK
PNS Nagan Raya dilarang belanja di pasar murah
Bagaimana bisa belanja, tengah bulan gaji sudah habis, tahu?
Pemkab Bener Meriah sediakan layanan keseha-tan bagi petugas Pemilu
Tabung oksigen harus siaga di lokasi, ya Pak?
Indonesia berpotensi rugi Rp 544 triliun akibat perubahan iklim, kata Menkeu
Kalau kerugian akibat proyek gagal berapa ya, Buk?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.