Sejarah Tahun Kabisat, Tahun yang Ada Tanggal 29 Februari Tiap 4 Tahun Sekali

apa itu tahun kabisat? Lebih lengkapnya, simak penjelasan mengenai tahun kabisat berikut ini

Editor: Amirullah
Tribun Network
Apa Itu Kabisat ? Tahun yang Terdapat Tanggal 29 Februari Tiap 4 cTahun Sekali, Ini Sejarahnya (Tribun Network) 

SERAMBINEWS.COM - Berikut sejarah tahun kabisat,  tahun yang terdapat tanggal 29 Februari yang terjadi 4 tahun sekali.

Diketahui, hari ini, Kamis 29 Februari 2024 merupakan hari kabisat yang terjadi tiap 4 tahun sekali.

Tahun kabisat biasanya identik dengan tanggal 29 Februari.

Pasalnya, tanggal 29 Februari hanya dapat ditemui setiap empat tahun sekali yakni pada tahun kabisat.

Pada kalender Masehi umumnya memiliki 365 hari, sementara tahun matahari atau tropis yang mempengaruhi musim memiliki panjang sekitar 365,2422 hari.

Lantas apa itu tahun kabisat?

Lebih lengkapnya, simak penjelasan mengenai tahun kabisat berikut ini:

Arti Tahun Kabisat

Dikutip dari laman Institut Pertanian Bogor (IPB), tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 4 namun tidak habis dibagi seratus, atau tahun yang habis dibagi 400.

Pada awalnya, perhitungan tahun kabisat hanya yang habis dibagi 4.

Aturan tersebut merupakan pemahaman pada era sistem kalendar Julian (s/d tahun 1500-an).

Dengan sistem yang dikenalkan oleh Julius Caesar ini, satu tahun pada dasarnya terdiri atas 365 hari.

Namun jumlah ini masih kurang dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bumi untuk berputar mengelilingi matahari dalam orbitnya (tahun tropis), yakni mendekati 365.25 hari.

Dengan demikian masih dibutuhkan 0.25 = 1/4 hari dalam setahun.

Oleh karena itu dibuat aturan, empat tahun sekali ditambah satu hari menjadi 366 hari.

Sementara pada abad baru, mulai 1582 mulai diberlakukan perhitungan tahun kabisat adalah yang habis dibagi 400.

Aturan tersebut digunakan sebagai acuan kalender tahun masehi yang lazim digunakan saat ini oleh banyak negara.

Cara Menghitung Tahun Kabisat

Ilustrasi kalender
Ilustrasi kalender (Tribun Timur - Tribunnews.com)

Mengutip laman Sampoerna Academy, untuk menghitung tahun kabisat dimulai dari memilih tahun yang akan dihitung.

Kemudian periksa tahun tersebut apakah habis dibagi empat dan hasilnya adalah bilangan bulat tanpa sisa.

Misalnya, pada tahun 2012 yang habis dibagi empat maka dapat tergolong tahun kabisat.

Namun tak hanya sampai disitu, perhitungan harus diperiksa kembali apakah tahun tersebut habis dibagi 100.

Jika habis dibagi empat tetapi tidak habis dibagi 100 maka tahun tersebut adalah tahun kabisat.

Jika habis dibagi empat dan 100 seperti 2000 maka langkah perhitungan bisa dilakukan ke poin selanjutnya.

Periksa kembali tahun tersebut, jika habis dibagi 100 tetapi tak habis dibagi 400 maka tahun itu bukan tahun kabisat.

Inilah yang dijadikan sebagai aturan tambahan pada sistem kalender Gregorian.

Artinya, dalam kurun waktu 400 tahun, aturan tahun kabisat setiap 4 tahun mesti dikurangi 3 hari, sehingga seluruhnya terdapat 100 - 3 = 97 tahun kabisat setiap 400 tahun.

Untuk lebih mudahnya, berikut contoh perhitungan tahun kabisat:

  • Tahun 2004, 2008, 2012, ... adalah tahun kabisat (bukan abad baru, habis dibagi 4),
  • Tahun 1900, 2100, 2200, 2300 bukan tahun kabisat karena abad baru namun tak habis dibagi 400,
  • Tahun 1600, 2000, 2400, ... adalah tahun kabisat karena abad baru dan kelipatan 400.
  • Tahun 2009, 2011, 2013, ... bukan tahun kabisat karena merupakan tahun ganjil.

Sejarah Tahun Kabisat

Pasalnya, tanggal 29 Februari hanya akan muncul setiap 4 tahun sekali.

Bahkan sejarah memperkirakan hanya ada lima juta orang di dunia yang lahir pada 29 Februari.

Hari Kabisat diperlukan karena waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menyelesaikan orbitnya mengelilingi matahari adalah sekitar 365,25 hari.

Sedangkan satu tahun dalam kalender berjumlah 365 hari.

Jadi, hampir setiap 4 tahun, satu hari kabisat ditambahkan untuk menghitung empat hari tambahan 0,25.

Gagasan untuk menambahkan waktu ke kalender melalui hari kabisat telah ada selama ribuan tahun.

Ptolemeus III Euergetes mencoba, namun gagal, menerapkan skema tersebut pada abad ke-3 SM dan telah disempurnakan seiring berjalannya waktu.

Pada tahun 46 SM, kalender Julian memperkenalkan hari kabisat setiap empat tahun sekali, namun masalah pengukuran yang digunakan menyebabkan perbedaan yang semakin besar selama beberapa abad.

Kalender Gregorian mereformasi konsep tersebut pada tahun 1582 dengan menghilangkan tahun kabisat dalam tahun-tahun abad yang tidak habis dibagi 400.

Inilah sebabnya tahun 1600 dan 2000 merupakan tahun kabisat, sedangkan tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat dan mengapa tahun 2400 akan menjadi tahun kabisat.

Ada adat istiadat dan tradisi yang terkait dengan tahun dan hari kabisat.

Di Yunani, ada yang percaya bahwa menikah pada tahun kabisat atau hari kabisat membawa sial.

Tradisi lain yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu menyatakan bahwa selama tahun kabisat atau pada hari kabisat, seorang wanita diperbolehkan untuk melamar seorang pria daripada menunggu seorang pria untuk melamar.

Apa yang terjadi jika tidak menambahkan hari kabisat pada 29 Februari?

Maka, setiap tahun kalender akan dimulai sekitar 6 jam lebih awal sehubungan dengan revolusi Bumi mengelilingi Matahari, dikutip dari Time and Date.

Sebagai konsekuensinya, penghitungan waktu kita perlahan-lahan akan menjauh dari tahun tropis dan semakin tidak sinkron dengan musim.

Dengan penyimpangan sekitar 6 jam per tahun, musim akan bergeser sekitar 24 hari kalender dalam 100 tahun.

Hari kabisat dapat melengkapi hal tersebut, dengan memberi Bumi waktu tambahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu lingkaran penuh mengelilingi Matahari.

(TRIBUNNEWSWIKI)


Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com

Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2024 untuk Kota Lhokseumawe, Ini Tanggal Mulai Puasa

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved