Breaking News

Salam

Kualitas Pemilu Semakin Diragukan

Pelakunya pun beragama, mulai cari calegnya sendiri dan pa-nitia penyelenggaran. Kasus jual beli atau rekayasa suara men-jadi pemandangan yang lumrah,

Editor: mufti
SERAMBINEWS.COM/JAFARUDDIN
ILUSTRASI --- Tiga pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2024 yang ditempel petugas KPPS di lokasi TPS. SERAMBINEWS.COM/JAFARUDDIN 

BANYAK pengamat mengatakan bahwa Pemilu 2024 ini ada-lah paling brutal, curang, dan jauh dari rasa keadilan. Kecurang-an itu dimulai dari menjelang Pemilu, saat pencoblosan, dan saat rekapitulasi suara ketika berada di PPK (panitia pemilihan kecamatan).

Pelakunya pun beragama, mulai cari calegnya sendiri dan pa-nitia penyelenggaran. Kasus jual beli atau rekayasa suara men-jadi pemandangan yang lumrah, sehingga protes pun berlang-sung sepanjang hari, terutama dari pihak-pihak tertentu yang merasa dirinya sangat dirugikan.

Kalau kondisinya sudah begini, lalu apa yang akan diharap-kan kepada para caleg terpilih nantinya? PSudah menjadi ba-rang langka bagi yang terpilih untuk memikirkan kebutuhan kon-stituennya, yang ada di kepala mereka adalah bagaimana bisa mengembalikan modal yang telah dikeluarkan secara cepat.

Terlihat sekali sekali bahwa tidak ada yang benar-benar siap untuk kalah di Pemilu kali ini. Buktinya, saat diketahui suaranya tidak signifikan, maka berbagai cara dilakukan oleh partai atau para caleg tertentu. Termasuk upaya penggelembungan suara, dimana berlangusung secara masif dengan tanpa ada perasa-an bersalah.

Kasus yang paling anyar adalah indikasi penggelembungan suara yang dilakukan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Akibatnya banyak partai yang lainnya berteriak bahwa kecurang-an telah berlangsung di depan mata, sehingga Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pun mengancam akan membawa kasus ini dalam hak angket.

Sebelumnya diberitakan, pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai adanya dugaan lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara tidak wajar membuat Pemilu 2024 semakin runyam dan rumit. “Ini semakin runyam dan semakin rumit. Jangan sampai proses ini dibiarkan, se-hingga pemilu kita tidak adil, tidak jujur," kata Ujang, saat dihu-bungi, Senin (4/3/2024).

Ujang kemudian menyoroti wacana Partai Persatuan Pemba-ngunan (PPP) akan menggunakan hak angket DPR untuk meng-usut anomali tersebut. Ia mengatakan, berdasarkan pengaku-an Ketua DPP PPP Achmad Baidowi (Awiek), partai belambang Ka'bah itu mungkin saja menjadi partai yang dirugikan.

Sebab, isu kecurangan penggelembungan suara PSI itu didu-ga benar terjadi. “PPP mungkin partai yang dirugikan. Mungkin berdasarkan pengakuan Bang Awiek ya suaranya dicuri, suara-nya dialihkan, diambil, sehingga mendesak, mendorong untuk bersemangat menggunakan hak angket di DPR," papar Ujang.

Sebagaimana diketahui, perolehan suara sementara hasil pe-milu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir. Seiring dengan itu, perolehan suara sementara Partai Persa-tuan Pembangunan (PPP) disebut mengalami penurunan.

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyebut, ada anomali per-olehan suara pada partai berlambang Ka'bah itu. “Terkait de-ngan data sirekap KPU memang terjadi anomali khususnya di suara PPP," kata Baidowi saat dihubungi Minggu (3/3/2024).

Baidowi mencontohkan, pada tanggal 28 Februari, PPP mem-peroleh suara sebesar 3.058.000, namun sempat menurun menjadi 3.040.000. “Sementara jumlah TPS yang masuk itu bertambah, kan harusnya jumlah suaranya bertambah bukan berkurang," ucap Awiek, sapaan akrabnya.

Berangkat dari fakta ini, maka banyak pihak menilai bahwa Pemilu 2024 ini sangat buruk. Untuk itu, kita berharap agar Ko-misi Pemilihan Umum (KPU) benar-benar menyelenggarakan pesta demokrasi ini secara independen, bukan malah diguna-kan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu saja. Semoga!

POJOK

Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahur-muziy menilai lonjakan suara PSI tak wajar
Ini namanya kecurangan yang tiada henti..

Israel setuju gencatan senjata di bulan Ramadhan selama 40 hari
Ah, janji Yahudi tak usah dipercaya deh?

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved